Terakhir

64 2 0
                                    

To Recipient/s: <Cinta>

Date : 22 April 2010 at 04:16 PM GMT+7

Subject: Terakhir

Message:

Selamat Sore.

Sore ini sore yang mendung. Meski sebenarnya sore yang panas diluar. Aku ke warnet. Untuk menulis email terakhir untukmu. Yang meski dengan sadar aku tau tak akan pernah sampai ke kamu.

Setahun setengah aku di perantauan, menjaga hati yang aku tau kau yang memiliki. Menjaga cinta, yang aku tau kau tak pernah meminta. Menjaga setia, yang aku sadar butuh setiamu jua.

Hari ini rinduku benar-benar terobati. Bertemu dengamu adalah obat yang paling mujarap. Berhari-hari perjalananku dari pedalaman kalimantan lelahnya terbayar. Lunas.

Berbulan bulan kerinduan yang menyesakkanku, membuatku kedinginan. Sirna hari ini.

Aku akhirnya tau mengapa kau tak pernah mengabariku. Bukan karena teman-teman tak sampaikan pesanku. Tapi memang pesanku yang terabaikan. Kutunggu alamat emailmu aku tak pernah tau. Bahkan kutanyakan ke semua teman tak ada. Aku tak percaya seorang mahasiswa ekonomi di unversitas terkemuka di Malang tidak punya email. Tapi aku berfikir, mungkin memang kamu sibuk.

Aku tak percaya, mahasiswa yang kuliah di tahun 2010 ini tidak punya akun facebook. Tapi aku fikir, mungkin memang kamu tak tertarik. Walau aku sangat merindukanmu, meski di facebook.

Dan sore ini benar benar selesai kerinduanku. Mataku sudah melihat matamu. Tanganku sudah menyentuh tanganmu. Juga teh tawar itu, sudah kuminum.

Hanya kali ini pahit. Pahit sekali. Mungkin satu setengah tahun rasa teh tawar bisa menjadi pahit. Tapi yang kurasakan teh tawar itu begitu pahit. Bukan karena teh baru. Bukan karena senyummu. Bukan karena lidahku yang sedang sakit atau mati rasa.

Tapi karena undangan disebelahnya. Terpampang jelas disana. Cindy Tamara. Tertanggal 23 April 2010.

Ya, Cindy Tamara. Kau tak bisa lagi kupanggil cinta. Meski dengan alasan itu singkatan namamu. Tetap saja aku tak bisa lagi memanggilmu cinta.

Tapi terima kasih Cindy, aku beruntung. Aku sedih karena kehilangan orang yang kucintai. Tapi aku bahagia karena kahilangan orang yang tidak peduli denganku. Dan kau harus tau, kau kehilangan orang yang mencintaimu.

Salam terakhir untuk Cindy.

Aku, Perdu Karang.

-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Selesai.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Thailand, 26-27 Agustus 2016
#blankidea - Abdillahwahab
Visit http://masihpunyadila.blogspot.com

Sampaikan Surat ini KepadanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang