Part 1

61 1 0
                                    

Disinilah aku sekarang, dengan banyak buku dan sedikit orang yg datang kemari.

Yah sekarang aku sedang di perpustakaan di sekolah ku.

Apa aku belum bilang sekarang aku anak SMK? Ok, aku sekarang sudah naik kelas XI SMK di salah satu daerah di daerah. SMK BANGSA, sekolah kalangan elit tapi orang-orang nya semua seperti sampah.

Kenapa? Karena siswa-siswi disini kebanyak memandang kasta daripada otaknya. Bukan berarti aku miskin atau apa karna aku memang anak salah satu dari orang yg terpandang di daerah ini dan perusahaan ayah ku sudah mencapai 8 dan akan dibangun lagi nanti 6 bulan kedepan dan bukan berarti aku sombong. Tapi aku lebih suka orang yg biasa saja.

Makanya aku disini, bersama orang-orang yg bersaing dengan adil untuk mendapat nilai terbaik.

Sebentar lagi aku akan melaksanakan namanya itu Prakerin. Tapi aku tak mau kalau harus di kantor yg ada hubungan nya dengan ayah, aku mau mandiri.

Oya karena aku seorang penyendiri, aku disini tak punya teman. Bukannya aku tak mau berteman dan pilih-pilih.

Hanya saja, tidak ada yg benar-benar tulus menjadi teman ku. Hah matrealitas banget kan.

"Kadang kesendirian itu sedih juga yah?" kata cowo yg baru saja datang, dan dia bukan temanku.

Diam. Aku tetap diam, karena jika aku menjawab akan panjang ocehan yg keluar dari mulut nya.

Dingin.

Aku menoleh kearah nya. Dia menempelkan sebotol minuman dingin ke tanganku.

Aku menaikan alisku, seolah bertanya "untuk ku?"

Dia mengangguk.

"Lo, ga pernah istrahat di kantin. Jadi gua bawain minum, kali aja lo haus karna baca buku segitu banyak nya" ucap dia sambil menunjuk buku-buku yg tadi ku ambil.

"Bukannya itu Rendi kan, kok sama cewe es itu?"

"Kok dia godain cowo paling ganteng disini, gatau malu banget!"

Astaga. Omongan itu lagi, padahal aku sering bilang kalo aku gada apa-apa dengan cowo ini.

"Udah jangan dengerin mereka, gua yg mau nyamperin lo kok" ucap tersangka sambil tersenyum.

Dia Rendi Fatheris johan, sering disebut Rendi. Cowo ganteng seantereo sekolah dan kapten anak futsal disekolah dan seorang anak yang lebih kaya dari kami semua.

Dari kelas satu semester dua, dialah yg mulai mendekati ku. Bukan, bukan mendekati tapi mengusikku.

Dan belum lagi sikap nya itu kadang-kadang suka bersikap seperti cowok romantis. Tetap saja aku ga perduli.

Dan wajar aja kan aku di bully. See disini kebanyakan sampah.

Teng..tongg

Ukh untung bel dah bunyi, daripada makin bayak omongan ga enak di denger mending cepet balik kekelas.

Oya si anak curut ini.

"Ekh Ren, gua balik ke kelas duluan. Bye" ucapku buru-buru membereskan buku.

Dia mencekal tangan ku. Astaga anak ini.

Aku menengok.

"Tunggu gua di parkiran kalo udah sepi yah, gua mau ngomong penting. Jangan pulang duluan" ancamnya.

Aku mengangguk. Akh daripada telat gua anggukkin aja lah.

Lalu habis itu aku lari ke kelas , karna jarak antara kelas ku dan perpustakaan agak jauh.

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang