Part 3

31 1 0
                                    

Rendi Pov

Ku lajukan motor matic ku dengan kencang. Masih terngiang apa yang terjadi tadi.

Apa dia benar-benar marah padaku? Astaga lagian kenapa aku sembarang mengambil barang orang sih.

Kuberhentikan motor ku di bagasi rumah ku.  Ku lihat ada mobil mercy hitam, ternyata ibu pulang hari ini.

Ku buka pintu yang menghubungkan dari garasi ke ruangan belakang dapur.

"Kakak? Kesini sebentar" teriak ibu.

Baru juga aku mau mengambil gelas untuk minum, ibu udah memanggil saja. Hhuh

Ku langkahkan kakiku ke arah ruang keluarga. Disana ada sosok bidadari cantik di usianya yang sudah tak muda lagi.

"Ada apa, bu?" ucapku saat sudah duduk disamping ibu.

Ibu mengelus rambutku. Aku menatapnya sambil tersenyum. Dia balas tersenyum.

"Kakak sepupu mu akan tinggal disini, tidak apa-apa kan, Ren?"

"Maksud ibu kak Devanio?" tanyaku antusias

Ibu menangguk sambil tersenyum.

Bagaimana tidak, kak Devanio, atau di keluarga suka dipanggil Nio itu datang bahkan tinggal disini?

Kuceritakan sedikit tentangnya. Namanya Devanio Lucas Hernando, sering ku sebut Nio. Dia anak dari kakak ibu, walaupun umur kita seumuran. Tapi aku harus hormatinya karna dia anak kakak ibu.

Tapi sayang, saat dia kecil dia sudah ditinggal ayahnya. Dulu dia tinggal di salah satu desa dan pindah ke luar negeri bersama ibunya karena hal itu. Dan akhir minggu ini dia akan tinggal bersama kami.

"Kamu bisa kan minggu menjemputnya ke bandara?"

Aku mengangguk antusias. Sambil berpose sedang hormat.

"Siap ibu boss!!"

"Hahaha yasudah, kamu ganti baju, lalu kita makan bersama".

Aku kembali menangguk.

Ku berjalan ke arah tangga, dan naik kelantai dua.  Lalu masuk ke kamarku yang di lantai dua.

Ku rebahkan tubuh ku di ranjang Kingsize ku yang nyaman ini. Ku pejamkan mata ini sejenak. Wajah Rika tiba-tiba muncul dalam bayanganku.

Ku buka mata ku seketika. Apa Rika masih marah ya? Aku harus minta maaf nanti di sekolah, tekatku.
.
.
.
Minggu....

Rambut, cek

Kemeja, cek

Wangi, cek

Tunggu, kenapa aku begini ya? Padahal aku cuma mau menjemput kak Nio.

Kenapa malah seperti akan mau menjemput pacar nya saja? Astaga..

Aku tak punya pacar. Jujur saja tak ada yang menarik perhatianku. Kecuali Rika, tentu saja. Tuhkan ngomongin dia lagi.

Kusambar kunci motor matic ku, lalu bergegas ke garasi. Kalian penasaran yah kenapa otang sepertiku lebih memilih motor matic dibandingkan dengan mobil atau motor gede atau anak jaman sekarang suka disebut (Moge).

Alasan satu, karena aku lebih nyaman dengan matic. Dan kedua, ini rahasia yah dan jangan tertawa. Aku ga bisa mengendarai semua itu. Hei jangan menertawakan aku okey.

Ku matikan mesin motor ku disaat sudah menemukan tempat yang cocok untuk diparkirkan.

Ku langkahkan kakiku masuk ke bandara, mencari sosok nya. Sosok kak Nio.
Tiba-tiba ada yg menepuk pundakku. Ku putar kepalaku, ternyata dia kak Nio.

Dia langsung memelukku sambil memukul tingan pundak belakang ku.

"Woy broo! Makin ganteng aja lo. Kayanya gua bakal kalah nih" ucapnya sambil tertawa.

Kulepaskan pelukan nya.

"Hahaha iya dong, gua secara gua Rendi gitu lohh. Kakak tau darimana kalau ini gua?"

"Ck, masih ga berubah ternyata. Gua tau dari penampilan lo yg ga bisa gaya itu. Dan gua tebak nih ya, pasti masih pake matic kan?" ledeknya.

"Heyy jangan meledek begitu, kalau lo kesini lo cuma mau ngeledek gua. Mending lo ga usah kesini!".

Dia tertawa lebar.

"Wahh my big broo gua ngambek ternyata, maaf lohh ga bermaksud".

Aku mengangguk. Yah aku tau kok sifatnya itu.

"Yukk kita pulang" ucapku sambil membawa ransel satunya.

..
..
..
..

Holla, baru update lagi.

Maaf baru balik and pendek.

Votemment jangan lupa. ^^

#minggu,25/09/2016

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang