}Alicia{" Rumah ini sangat besar untukku tinggali sendirian tante," ujarku menatap bagunan rumah besar di hadapanku.
" kamu harusnya protes pada pamanmu itu, dia yang membelikan rumah besar ini, " ujarnya melirikku malas.
" Emnnn, aku tidak berani. Paman terlihat sedikit menyeramkan tante Vale," balasku balas meliriknya.
" Ya sudahlah terima saja, hanya ini rumah yang dekat dengan sekolahmu. Lagi pula kau bisa mengajak temannu menginap bukan," ujar tante Valesa sambil melangkah masuk dengan santai.
Aku menyusulnya, memasuki rumah yang baru selesai di renovasi beberapa hari yang lalu.
Ah perkenalkan, aku Alicia Mcgarth. Gadis biasa dengan nasip jelek.
Orang tuaku meninggal sebulan lalu karena kebakaran, dan aku adalah salah satu korban yang selamat.Kebakaran yang menyebabkanku koma selama lima hari, dan luka bakar yang masih menyisakan bekas pada tubuhku. Kini aku di asuh oleh tante Valesaku bersama suaminya yang kaya raya itu. Dan di sinilah aku , di dalam rumah besar yang di belikan pamanku. Rumah besar dengan satu penghuni. Aku sendirian.
" Tante harus kembali kerumah, tante akan mengunjungimu beberapa bulan sekali. Dan setiap minggu tante akan transferkan uang ke rekeningmu," ujarnya mengelus pipiku. Tante Valesa memang tinggal di luar kota Flox.
" Ah ya, kau juga harus membersikan beberapa bagian rumah ini. Ku lihat rumah ini sudah kembali berdebu," ujarnya mengingatkanku.
" Ok," sahutku, tak lama kemudian ku dengar suara deru mesin mobil menjauh dari rumah baruku ini.
Aku berjalan menuju dapur, aku lapar.
Mie instan saja kurasa cukup.
Setelah memasak mie instan aku segera berjalan menuju ruang tengah. Duduk pada karpet lembut di depan Tv.
Ketika ku coba meraih remote di dalam laci, tumpukan kertas jatuh berserakkan. Aku mengernyit tidak mengerti. Untuk apa mereka menyimpan kertas kertas ini. Mataku terpaku pada sebuah kertas koran.
Praktek pencapuran gen.
Korban bayi-bayi di perkirakan lebih dari 109 bayi.
Apa ini ??
Kenapa kertas seperti ini di tinggalkan di sini.
Aku menggeleng, mengenyahkan pemikiranku tentang berita yang tidak ku pahami itu.
Aku segera merapikan kertas-kertas itu, dan kembali meraih remote yang ada di dalan laci.
Setelah selesai makan, aku langsung mencuci bekas makanku tadi.
" Ah ya, jangan lupa Alicia. Kau harus sedikit merapikan rumah ini," ujarku mengingatkan diriku sendiri.
Sedikit melap beberapa bagian yang di penuhi debu tidak semudah itu, di tambah lagi ukuran rumah yang bisa terbilang besar ini.
Ketika aku menyimpan alat bersih bersih. Tanpa sengaja aku menyegol sebuah saklar lampu, sebuah kunci terlempar dari saklar lampu tersebut.
"Kunci apa ini ?" gumanku bingung.
Lebih baik kusimpan saja, siapa tahu penting.
Ada tiga kamar di rumah ini, dan aku memilih kamar utama.
Ku bereskan barang-barangku di sana kemudian menyiapkan peralatan sekolahku.Kukirik jam di atas nakas.
Sudah jam sembilan, cepat juga.
Ah, sebaiknya aku segera tidur kalau tidak mau terlambat kesekolah besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wings Boy In My House !!!
FantasyKatakan padaku ini mimpi, aku aku aku kehabisa kata kata. Laki laki itu berdiri tegak di depanku. Dia menatapku tajam. " Kau siapa ?" tanyanya. " aku yang harusnya bertanya kau siapa??!!!" teriakku. " Baumu harum sekali" dia mengendusku, membuat...