Sorry ya baru next bikin ceritanyaaa. Beberapa minggu ini lagi sibuk persiapan ospek hehehe. Semoga kalian suka sama cerita aku💕
----
Reina Pov
'Akhirnya anak mommy keluar kamar juga' seru Mommy waktu gue baru nyampe ruang tengah.
'Pasti kerjaan mom kan nyuruh si tengil ini masuk kamar?' ujarku sambil menunjuk Adrian.
'Enak aja. Abang kamu tuh yang nyuruh Adrian masuk, eh tapi ada campur tangan mommy juga sih. By the way, Adrian kamu apain si Nda kok sampe dia mau keluar kamar? Tante aja udah nyerah bangunin dia tidur.'
'Dielus-elus pake kasih sayang, tan' jawab Adrian sambil terkekeh. Dih apaan pake kasih sayang.
'Katanya mau pulang, gih sana pulang' usirku.
'Yang, perasaan tadi kita baru aja baikan deh.'
'Kan tadi. Sekarang udah beda lagi.'
'Yang...'
'Pulang, Ad!'
Adrian menghembuskan nafasnya kasar. Mungkin dia lagi nahan keselnya gara-gara mood gue yang berubah-ubah hihihi. Seboda amatlah, gw masih agak kesel sama dia.
'Ya udah, besok aku jemput seperti biasa ya?'
'Hem..'
Setelah pamit sama mommy, dia pun pulang ke habitat asalnya.
☆☆☆☆
Author Pov
Jam istirahat adalah jam yang paling ditunggu-tunggu oleh sejuta umat di bumi setelah mereka beraktifitas. Begitu juga dengan Reina dan Tiwi. Setelah seharian berkutat dengan Quiz beruntun (dan tentunya dadakan), disinilah mereka sekarang...kantin kampus.
'Gue heran deh, kenapa sih dosen demen banget ngasih quiz dadakan.' ujar Reina.
'Pelanin suara lo, kedengeran dosen lewat tau rasa deh' sahut Tiwi.
'Pala gue mau pecah tau nggak. Udah kemaren berantem sama Adrian, sekarang quiz dadakan. Apes banget nggak sih.'
'Dasar doyan drama! Kenapa lo berantem lagi sama Adrian?'
'Biasalah masalah sepele.'
'Sepele buat lo, itu artinya masalah besar buat Adrian.'
'Handphone gue dibanting sama dia gara-gara gue main handphone pas dia lagi tanding.'
'Itu sih salah lo sendiri. Udah tau Adrian orangnya pengen diperhatiin lebih.'
'Adriannya aja yang lebay! Gue kan kesel dia dadakan bilang ada tanding terus akhirnya kita nggak jadi jalan.' 'Dan lo tau...dia emang sengaja ngelakuin itu. Dia ngaku sama gue kemarin. Siapa yang nggak kesel coba?!'
Dan tak lama setelah itu, orang yang menjadi topik pembicaraan Reina dan Tiwi pun muncul. Bukan, Adrian bukan ingin bergabung dengan mereka melainkan hanya sekedar lewat. Begitulah Adrian jika masih berada di area kampus. Dia paling anti menunjukan kemesraan di depan publik, pengecualian ketika ia sedang bertanding. Jika ia ingin berduaan dengan Reina, ruang BEM adalah tempatnya yah walaupun tetap saja ada yang lihat, namun tidak setiap hari ruangan itu ramai. Reina sudah terbiasa dengan hal seperti itu. Maklum, namanya juga Ketua BEM, haruslah jaim sedikit. Secara, Adrian adalah 'public figure' yang akan selalu menjadi sorotan di kampus.
'Lo tau Tiara nggak?' tanya Tiwi.
'Tiara sekertarisnya Adrian?'
'Yep. Ada gosip katanya doi naksir Adrian. Emang iya?'
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY REINA
Подростковая литератураHidup itu pilihan. Setiap pilihan selalu ada resiko dibaliknya. Jika kamu salah dalam memilih, ada dua hal yang harus kamu terima. Yang pertama adalah resiko dari pilihan itu sendiri, dan yang kedua adalah sebuah rasa penyesalan.