Lima Tahun Kemudian....
Kringggg...
'Selamat siang, dengan Atmaja Group. Ada yang bisa kami bantu.'
'Sepertinya sekertaris Bapak Valen sibuk sekali sampai-sampai telpon dari kekasihnya tidak diangkat.'
Reina tersenyum mendengar siapa yang orang disebrang sana yang sedang menelponnya. 'Cepat angkat telpon dariku sebelum bosmu memberikan tugas baru.' sambungnya lalu mematikan panggilan itu.
Tak lama berselang, kini giliran handphone milik Reina yang berdering.
Mine❤ is calling....
'Ada apa bapak Adrian yang terhormat?' goda Reina.
'Tidak ada. Aku hanya merindukan suara kekasihku.' sahut Adrian. Walau Reina tidak dapat melihatnya, namun Reina yakin bahwa saat ini kekasihnya itu sedang tersenyum lembut.
'Kamu lagi nggak ada kerjaan ya?'
'Ada. Tapi aku pengen denger suara kamu buat penyemangat.'
'Semangat, sayang.'
'Hah, rasanya aku pengen banget nyekap kamu di kantor aku. Kamu udah makan?'
'Udah kok. Kamu sendiri? Jangan sampe telat makan cuma karna berkas-berkas sialan kamu itu.'
'Hahaha iya sayang. Oh ya, maaf nanti aku nggak bisa jemput kamu. Aku ada meeting penting sama klien. Tapi nanti aku suruh Tyo buat jemput kamu.'
'Iya. Ada lagi?'
'Ada.'
'Apa?'
'I love you..'
KLIK!
Dan panggilan itu pun diputus sepihak oleh Adrian.Lima tahun sudah berlalu, banyak kisah yang sudah dilalui Reina dan juga Adrian. Sejak hari dimana Adrian dirawat, Reina menepati janjinya untuk tidak mengucapkan kalimat itu lagi. Kalimat yang membuatnya dan Adrian nyaris berpisah.
Enam tahun sudah mereka menjalin hubungan. Bukan berarti hubungan mereka berjalan mulus. Banyak perdebatan yang mereka lalui, namun bisa mereka atasi. Adrian yang sekarang bukanlah Adrian yang pemaksa seperti dulu. Adrian yang sekarang adalah Adrian yang lebih memberi kebebasan pada Reina untuk melakukan apapun yang Reina sukai. Asal Reina bahagia, Adrian akan dengan senang hati memberinya ijin untuk mendapatkan apa yang Reina senangi.
Seperti contohnya waktu Reina lulus kuliah dan berniat untuk langsung bekerja. Awalnya Adrian sangat ingin Reina melanjutkan S2, namun Reina menolak. Reina ingin mencari pengalaman bekerja terlebih dahulu baru setelah itu ia melanjutkan studinya. Keputusan Reina itu akhrinya diiyai oleh Adrian. Dan karna keputusan itu pula, Reina dan Adrian harus menjalin hubungan jarak jauh. Indonesia-Denmark.
Sebagai penerus perusahaan keluarganya, Adrian akhirnya dikirim ke Denmark oleh kedua orang tuanya. Hal itu dilakukan agar Adrian bisa lebih matang dalam memimpin perusahaan nantinya. Menjalin hubungan jarak jauh tidaklah mudah. Reina dan Adrian bahkan sempat tidak berkomunikasi sama sekali dikarenakan kesibukan masing-masing. Tentu saja hal itu membuat hubungan keduanya sedikit merenggang. Mengetahui hal itu, Valen (bos Reina) mengambil kesempatan untuk mendekati Reina. Sejak awal Reina melamar pekerjaan di tempatnya, Valen sudah jatuh dalam pesona Reina.
Valen sayang, Valen malang. Sebesar apapun usahanya untuk mendekati Reina, usaha itu selalu gagal. Dihati Reina sudah terpatri nama Adrian seorang. Sebesar apapun perhatian yang diberikan Valen pada Reina, masih jauh lebih besar perhatian Adrian padanya. Valen memang tampan, namun tampan saja tidak cukup untuk menggetarkan hati Reina. Sampai akhirnya Valen menyerah untuk mendekati Reina, setelah ia tahu siapa kekasih Reina sebenarnya. Adrian Dysastra. Anak pemilik saham tersebar di perusahaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY REINA
Ficção AdolescenteHidup itu pilihan. Setiap pilihan selalu ada resiko dibaliknya. Jika kamu salah dalam memilih, ada dua hal yang harus kamu terima. Yang pertama adalah resiko dari pilihan itu sendiri, dan yang kedua adalah sebuah rasa penyesalan.