Author Pov
'Kita mau kemana?' tanya Reina. Tadi setelah Adrian menghadiri seminar dan menemukan Reina di rooftop hotel, Adrian langsung membawa pergi Reina. Namun saat ditanya akan kemana, Adrian hanya membalasnya dengan,
'Nanti kamu juga tau, yang.'
Reina memutar matanya bosan. Rasanya percuma memaksa Adrian untuk menjawab karna buktinya usahanya sia-sia. Akhirnya Reina memilih untuk menatap jendela. Menatap apapun yang ditangkap oleh matanya.
'Jangan marah.'
Mendengar ucapan tersebut, Reina mengalihkan pandangannya. 'Siapa yang marah?' tanya Reina.
'Syukurlah kalo kamu nggak marah.'
Dasar Adrian! dewi batin Reina bicara.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, akhirnya mereka sampai di suatu rumah. Reina mengernyit heran. Rumah siapa ini? Begitu pikirnya.
'Kamu mau diem disini aja?'
'Ini...?'
'Rumah aku. Aku mau ngenalin kamu ke mama. Nggak adil rasanya kalo aku bisa deket sama keluarga kamu, sedangkan kamu belum tau sama sekali tentang keluargaku.'
Terkejut? Tentu. Siapa yang tidak terkejut jika tiba-tiba kekasihmu mengajak bertemu dengan orang tuanya secara tiba-tiba? Itulah yang dirasakan Reina saat ini.
'Yuk, masuk. Kayaknya mama lagi ada tamu deh.' lanjut Adrian. Reina hanya bisa menghela nafas panjang menanggapi perlakuan mendadak Adrian ini.
****
Reina Pov
Gue bener-bener dibuat kaget sama kejutan ini. Tanpa pemberitahuan lebih dulu, Adrian ngebawa gue ke rumahnya. Yang bener aja, pakaian yang gue pake saat ini jauh dari kata layak buat ketemu orang penting. Oh my God, kalo udah kayak gini rasanya tadi gue lebih milih buat pura-pura tidur ketimbang harus bangun pagi.
Adrian megang tangan gue waktu dia ngebuka pintu rumahnya. Dan saat itu juga, gue ngerasa oksigen di sekitar gue mulai menipis. Gimana kalo nyokap Adrian nggak suka sama gue? Gimana kalo gue diperlakukan buruk disini? Shit!
'Eh Adrian udah pulang?' Dari dalem rumah terdengar suara dan nggak lama setelahnya, muncul seorang wanita paruh baya nan anggun. Kayaknya gue tau dari mana Adrian dapet mata hitam pekat.
'Ma---'
Saat Adrian ingin memeluk mamanya, langkah terhenti saat seorang wanita cantik muncul dari balik mamanya. Gue bisa ngerasain tubuh Adrian kaku seketika. Tangannya semakin pegang tangan gue erat. Ada apa sama dia? Kenapa dia seperti terkejut ngeliat cewek itu? Siapa cewek itu?'Ehm.'
Setelah dehaman keluar dari mulut gue, gue bisa ngerasain tubuh Adrian perlahan mulai melemas. Gue semakin yakin ada sesuatu antara Adrian dan cewek itu.'Ad, kamu bawa siapa ini?' itu suara nyokap Adrian.
'Kenalin ma, ini Reina pacar Adrian.'
Entah ini cuma feeling gue atau emang Adrian sengaja melakukannya. Adrian menyebut kata pacar dengan sedikit penekanan disana. 'Selamat siang, tante. Saya Reina.'
Nyokap Adrian tersenyum lembut. 'Akhirnya Adrian bawa kamu kesini juga sayang. Tante udah hampir mati penasaran sama kamu. Habis Adrian cuma cerita tapi nggak pernah ngajak kamu kesini.'
Gue natap Adrian penuh tanya. Apa yang dia ceritain ke nyokapnya? Semoga yang baik-baik.
'Ternyata kamu jauh lebih cantik dari bayangan tante. Kok kamu mau sih sama Adrian?' lanjut nyokap Adrian kemudian tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY REINA
Teen FictionHidup itu pilihan. Setiap pilihan selalu ada resiko dibaliknya. Jika kamu salah dalam memilih, ada dua hal yang harus kamu terima. Yang pertama adalah resiko dari pilihan itu sendiri, dan yang kedua adalah sebuah rasa penyesalan.