Confidential job 1

7.8K 279 2
                                    


Author : KookieMonster

Title : Confidential Job

Rated : NC-21

Main Cast :
Park Jisoo (OC)
Jeon Jungkook (BTS)
Park Jimin (BTS)
Other's Cast

Genre : Romance, School Life, NC

Length : Chapter

Twitter : @megaayok_

Disclaimer : The characters are belong to God and theirselves. I only have the storyline and don't copy-paste or remake it.

Note : Hello saya kambek lagi dengan ff ence egen. Saya minta maaf sebelumnya, demi kelancaran cerita Jungkook yang wajahnya imut imut saya jadikan tidak polos disini. Dan untuk Cast Jimin Sebenarnya Cast awalnya si Alien Taehyung. Tapi setelah baca ulang, rasanya lebih feel ke Jimin. Ya,karena muka Jimin yang emang rada rada Yadong. Kalo saya pake Taehyung yang mukanya rada rada idiot kan gak etis. Dan untuk Cast Jungkook, awalnya saya pake Kim Jinhwan. Karena ini fanfict BTS, Jadi saya atur ulang jadi Jungkook. Sekalian saya minta maaf sebelumnya pada ARMY dan juga fansnya Jimin, karena dicerita ini Jimin saya jadikan Badboy. Yaudahlah daripada saya bacot terus mending langsung baca aja.

Sekali lagi Warning! Ini ff NC. Dapat menyebabkan mimpi basah, Mimpi indah, Mimpi sengsara(?) , dan mimpi mimpi lainya. Yang merasa belum cukup umur mohon tidak Nekad membaca. Kalo masih pengen terus baca, Dosa ditanggung sendiri. Yang sudah cukup umur, hati hati kepala Mules ^^

Oh ya, disini ceritannya Jungkook bukan member Bities.

Sunmary : "Aku mau kau memotret penis Park Jimin Bangtan boys"

Happy Reading

'....'

'Ada apa? Tumben sekali menelponeku'

'....'

'Aku tidak punya waktu luang. Bukankah kita satu sekolah? Bicarakan saja besok disekolah'

'....'

'Pekerjaan apa?'

'....'

'Arraseo aku akan datang kesana. Kirimkan alamat Cafenya lewat Sms!'

'....'

~Piipp~

***

Jisoo Pov's

"Jadi ada apa kau memintaku datang kesini"Ucapku ketika akan duduk dimeja yang sudah dipesan temanku, Oh Sehyun. Harusnya saat ini aku sedang belajar dirumah. Kalau saja Sehyun tak mengiming - imingi uang padaku. Mau tidak mau aku harus datang menemuinya karena aku benar benar membutuhkan uang untuk biaya rumah sakit Appaku dan juga tagihan disekolah.

"Yak! Bisakah kau sedikit berbasa basi? Kau baru saja sampai sudah menanyakan tujuanku memintamu datang kesini"Sehyun berkata dengan sedikit meledek. Apa dia tidak tahu kalau aku tidak suka basa basi. Hell! mungkin itu tidak akan penting baginya.

"Sudah kukatakan aku tidak punya waktu"Ucapku dengan wajah datar. Ia sudah menyita waktu belajarku dan aku benci jika seseorang menggangguku ketika belajar. Apalagi jika hanya karena hal yang tidak penting.

"Arraseo, aku akan mengatakannya sekarang. Tapi apa kau akan setuju dengan perkerjaan yang kuberikan?"Sehyun kini menatapku intens. Oh ayolah aku benci diperhatikan secara berlebihan seperti itu. Jadi kupalingkan wajahku kesamping.

"Tergantung"

"Jangan khawatir soal uangnya. Aku akan membayarmu lebih"Aku yakin Sehyun sedang tersenyum miring padaku. Karena ia sering sekali memberi pekerjaan rahasia padaku, bahkan ia sudah mengetahui kelemahanku. Aku akan luluh jika ia Membicarakan tentang uang. Yah, seperti yang kalian ketahui aku berasal dari keluarga yang jauh dari kata mampu. Appaku sedang koma dirumah sakit. Bahkan sudah lebih dari enam bulan ia belum juga sadarkan diri. Dokter berkali kali akan memutuskan pengobatan karena aku sering terlambat membayar administrasi. Tapi berkali kali juga aku memohonnya untuk tidak melakukan itu. Sedangkan Eommaku hanya seorang pembantu rumah tangga yang penghasilannya tidak seberapa.

"Baiklah apa pekerjaan yang akan kau berikan padaku?"Tanyaku kembali menatap wajahnya seraya meminum Jus didepanku. Berbicara tidak penting dengannya membuat tenggorokanku haus. Bahkan aku tidak memperdulikan siapa pemilik Jus ini.

"Aku mau kau memotret penis Park Jimin Bangtan boys"

Aku memuntahkan jus yang berada dimulutku. Terkejut, tentu saja. Apalagi mendengar kata 'Penis' yang seumur hidupku saja aku tak pernah mengucapkannya. Aku mengelap bibirku yang menyisakan bekas jus dari mulutku.

"Mwo? Apa kau gila?"Teriakku dengan menatapnya tidak percaya. Gadis kaya seperti dia ternyata berpikiran mesum. Bahkan lebih parah dari Teman akrabku, Jeon Jungkook. Dan lebih parahnya ia memintaku untuk melakukannya. Oh ayolah aku tidak pernah melihat itu sebelumnya. Membayangkan apalagi. Yang jelas itu memalukan.

"Kau akan kubayar 500.000 won"

Sial. Uang sebanyak itu, mana mungkin aku dapat menolaknya. Tapi pekerjaan itu resikonya sangat besar jika gagal. Bisa saja ia melaporkanku kepolisi atas tuduhan pencemaran nama baik atau apalah. Tapi jika berhasil, aku dapat membayar administrasi appa yang belum kubayar. Dan pastinya aku dapat membayar uang gedung yang sama sekali belum aku bayar. Well, Ini sungguh pilihan yang sulit

"Bukankah namja itu artis yang grupnya sedang populer saat ini? Ini akan sulit"

"Tidak untuk anak sepintar kau"Sehyun menatapku dengan tatapan memohon membuatku ingin muntah. Sungguh aku benci tatapan seperti itu. Kalau saja tidak karena uang, sudah kucekik leher Yeoja kaya ini.

"Akan kucoba"

Dua kata sederhana yang keluar dari mulutku. Namun sepertinya berdampak besar bagi Sehyun. Lihatlah bahkan ia menghampiri kursiku hanya untuk memeluk tubuhku. Berkali kali ia mengucapkan kata Terima kasih padaku. Baiklah ini berlebihan. Dia terlalu yakin jika aku berhasil.

"Lepaskan aku! Aku bisa mati karena susah bernafas!"Protesku seraya mendorong tubuhnya dari tubuhku. Begini lebih baik. Kulihat ia cengengesan setelah lepas dari tubuhku. Aku mulai meragukan kewarasan Yeoja kaya ini. Tapi satu yang membuatku penasaran. "Kenapa kau sangat ingin aku melakukan ini? Lalu foto penis Park Jimin akan kau apakan?"

Sehyun mendengus kecil. "Aku membayarmu bukan untuk mengintrogasiku"

***

"Kau kenapa? Apa ada masalah?"

Aku menoleh. Kini disebelahku sudah ada Jeon Jungkook, sahabatku. Tapi aku lebih suka memanggilnya Kookie. Karena memang sejak kecil aku memanggilnya seperti itu. Kata Eommaku waktu kecil aku tak bisa menyebut kata Jungkook. Saat aku melakukannya, ibuku bilang aku mengucapkan Kookie. Jadi sampai saat ini aku memanggilnya begitu. Jika ada seseorang yang memanggilnya Kookie juga, maka aku akan marah. Itu panggilan kesayangan untuk sahabatku ini.

"Sejak kapan kau ada disini?"Ucapku berbalik bertanya padanya. Sungguh aku tidak tahu sejak kapan ia berada disebelahku. Yang kutahu tadi Kelas ini sangat sepi dan hanya ada aku disini. Tapi sekarang, banyak murid murid yang sudah datang. Well, mungkin aku terlalu banyak melamun.

"Aku bertanya padamu Park Jisoo"

Ucap Jungkook terkesan dingin yang kuyakini ia sedang kesal padaku. Mungkin itu sedikit kekanan tapi, entahlah kuanggap itu ciri khas Jungkook. Ia akan kesal jika aku tak menanggapi pertanyaannya. Kupasang cengiran kuda andalanku jika Jungkook sedang kesal. Lihat saja ini akan berhasil.

"Kyeopta!!" Jungkook mencubit kedua pipiku gemas. Benarkan? Ini cara terambuhku jika Jungkook kesal padaku. Menurutnya aku sangat menggemaskan saat melakukan itu. Bahkan itu lebih ampuh dari jurus Aygeoku. Tapi tentang pertanyaanya, apakah aku harus bercerita padanya? Bukankah ini sangat memalukan jika aku bercerita pada Namja. Tetapi jika aku tidak menceritakannya, ini akan menjadi beban untukku. Dari remaja hingga sekarang, setiap aku mempunyai masalah aku selalu bercerita pada Jungkook. Dan Jungkook selalu memberikan solusi yang terbaik untukku. Mungkin jika kali ini aku bercerita padanya ia akan memberikan solusi untukku. Karena demi tuhan sejak tadi aku terus memikirkan cara apa yang kulakukan tapi otakku benar benar tidak berfungsi kali ini. Kenyataan bahwa Targetku adalah artis membuatku tidak yakin akan melakukannya.

"Kau bisa bercerita padaku Park Jisoo"Ucapan Jungkook membubarkan lamunanku.

"Ah ya, aku punya sedikit masalah. Akan kuceritakan tapi ini rahasia. Kau juga jangan Tertawa, ataupun Terkejut. Arra?"Bisikku lirih tepat dicuping telingannya. Aku tak mau teman sekelasku lainnya mendengarkan pembicaraanku pada Jungkook. Jungkook hanya mengangguk menanggapi ucapanku.

"Jadi aku memiliki sebuah pekerjaan rahasia untuk memotret-eum 'PENIS' Park Jimin Bangtan boys"

Confedential JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang