Confidential job 3

8.7K 340 99
                                    

Mataku melotot lebar mendengar ucapan Jungkook. Mengajari? Berciuman? Astaga! Tapi jika aku menolaknya, ini akan menjadi semakin buruk. Mana mungkin aku mendatangi Jimin tanpa persiapan apapun. Jimin akan semakin curiga jika berciuman saja aku tidak bisa. Hell! Jungkook temanku. Ia tak akan melakukan hal yang merusak masa depanku. "Eumm-baiklah"

Entah hanya perasaanku atau tidak, sepertinya Jungkook tersenyum miring sekarang. Tangan Jungkook bergerak menyentuh Tengkukku. Menarik tengkukku berdekatan dengan wajahnya. Astaga! bahkan kini Nafasnya menerpa seleruh permukaan wajahku. Rasanya hangat dan Geli. Ada yang aneh dengan Jantungku, berdegub sangat cepat. Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya.
Aku sedikit terlonjak ketika Kurasa bibir Jungkook kini sudah menempel dibibirku. Jungkook mulai melumat bibirku perlahan dengan tempo yang sangat pelan. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Jadi Aku hanya diam tak berkutik berusaha mengatur detak jantungku yang tak karuan.

Jungkook melumat bibir atas dan bawahku secara bergantian. Tanganku mulai bergemetar. Keringat dingin bercucuran dipelipisku. Tanganku meremas kuat baju Jungkook. Kubuka mataku perlahan. Jungkook memejamkan matanya, menikmati ciuman yang ia berikan. Semakin lama kurasa lumatan Jungkook mengganas. Ia melumat bibirku semakin bergairah. Jungkook memiringkan kepalanya kekanan dan kekiri, mencari posisi yang nyaman. Kupejamkan mataku lagi saat kurasa lidah Jungkook berusaha masuk kedalam mulutku yang kututup rapat.

Tak lama setelah itu Jungkook menghentikan Ciumannya. Secara otomatis kubuka mataku perlahan. Kini Jungkook menatap mataku dalam. "Seharusnya kau membalas ciumanku"

Kubalas tatapan Jungkook. Ini kali pertama aku menjadi gugup saat menatap manic mata Jungkook. Padahal aku sudah bertahun tahun menatap manic mata Jungkook seperti ini. "Ba-gaimana ca-ranya?"

"Jika aku melumat bibir atasmu, kau harus melumat bibir bawahku"Jari jari Jungkook menyentuh bibirku. Rasanya aneh. Aku seperti terkena sengatan Listrik. Wajah kami masih dalam jarak yang dekat saat ini.

Jungkook menangkup wajahku dengan kedua tangannya. "Kita ulang lagi ya" Ucap Jungkook masih menatap mataku dalam. Aku merasa ada yang aneh dengan tatapan Jungkook. Tidak seperti biasanya. Atau hanya perasaanku saja. Hell! Yang jelas saat ini aku terpesona dengan Ketampanannya. Aku hanya mengangguk pasrah. Aku benar benar tidak bisa berfikir jernih kali ini. Bahkan untuk berbicara saja aku masih gugup. "Ah ya, jangan lupa juga untuk melingkarkan tanganmu dileherku"

Aku mengangguk lagi.

Jungkook mulai melumat bibirku lagi. Seperti yang ia perintah, kulingkarkan kedua tanganku dileher Jungkook. Rasanya lebih aneh. Seperti dadaku bisa menempel bebas pada dadanya. Ah ya, aku juga harus membalas Ciumannya. Kini Jungkook melumat bibir bawahku. Jadi aku melumat bibir atasnya. Aku mulai melumat kecil menyeimbangi permainan Jungkook. Semakin lama permainan semakin memanas. Jungkook mulai mengigit dan mengisap bibirku. Tangannya menarik tengkukku untuk lebih memperdalam Ciuman. Aku mulai menikmati permainan Jungkook.

"Aaasshhh"

Suara aneh keluar dari mulutku ketika aku merasakan sebuah tangan meremas dadaku. Kubuka mataku perlahan, Jungkook masih memejamkan matanya. Sial! Ia meremasnya lagi. Kudorong tubuh Jungkook agar melepas Ciumannya. Setelah Ciuman kami terlepas, Jungkook juga melepas Tangannya pada dadaku. Ia menatapku dengan pandangan bersalah.

"Mianhae, aku-terbawa suasana"

Aku mengangguk lalu tersenyum canggung. "Kookie~ah apa kau pernah melakukan ini dengan Yeoja sebelumnya?"Tanyaku. Aku sungguh penasaran, Jungkook sangat ahli dalam hal ini. Mana mungkin jika ia belum mencobanya dengan Yeoja.

"Belum pernah. Kau yang pertama"Jawab Jungkook santai seraya mengelap Bibirku yang basah karena ulahnya. Aku menatapnya tidak percaya. Ia terlalu jago untuk orang yang tidak pernah berciuman. Bahkan ia sempat meremas dadaku karena terbawa suasana. Baiklah itu tidak penting. "Kau sudah bisa berciumankan sekarang?"

Aku hanya mengangguk pelan. "Lalu bagaimana dengan Roleplay?"

"Foreplay!"

"Ah itu maksudku"

Jungkook tampak begitu kebingungan. Memangnya apa Foreplay itu? Aku baru pertama mendengarnya. Jungkook juga tampak kebingungan untuk menjelaskannya padaku. Apakah itu lebih jorok dari berciuman?

Tangan Jungkook membuka laci meja belajarnya. "Pegang ini!" Jungkook memberikanku sebuah botol yang berukuran sedang. Tidak terlalu besar, tidak juga terlalu kecil. Aku menatap heran botol yang kini berada ditanganku. Untuk apa ini?

"Anggap saja itu penis Jimin"

Aku membolak balik botol itu. "Memangnya, bentuk penis seperti ini?" Tanyaku seraya menatap wajah Jungkook.

"Jadi kau belum pernah melihat penis seorang Namja?"Tanya Jungkook dengan nada kesal.

"Tentu saja belum pernah! Memangnya aku mau melihat milik siapa?!"Teriakku kesal. Bagaimana bisa ia menanyakan hal yang sudah tentu jawabanya. Tentu saja aku belum pernah melihat benda milik Namja itu. Aku saja belum memiliki suami. Dasar Aneh.

"Yak! Kau polos sekali! Kajja ikut aku!" Jungkook bangkit dari duduknya. Ia menarik tanganku untuk mengikuti langkah kakinya. Dengan terpaksa aku mengikutinya.

Yak!dia hanya berjalan keranjang? Apa perlu menarik tanganku seperti ini? Padahal jika ia hanya memanggilku saja aku akan menghampirinya.

Aku berdiri dipinggir ranjang sambil melihat apa yang dilakukan Jungkook Selanjurtnya. Namja itu berbaring diranjang. Tangannya memegang Resliting celannya lalu-Menurunkannya. Astaga!

"Yak! Apa yang kau lakukan Jeon Jungkook!!"Teriakku. Kedua tanganku kugunakan untuk menutup mata.

"Kita akan mempraktekkan Foreplay. Apa kau tahu Foreplay? Jika belum akan kujelaskan. Foreplay itu semacam Servis yang kau harus lakukan pada Penis Namja. Intinya kau harus memuaskan Namja itu dengan memainkan penisnya. Dan sekarang kau akan mempraktekkan dengan benda aslinya"

Confedential JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang