2. Satu kelas

311 31 1
                                    

2. Satu kelas

Prilly Latuconsina – Kau Berubah♪♪

            Hari ini, Hari senin. Tahun ajaran baru bagi semua siswa-siswi di sekolah, setelah menghabiskan waktu libur kurang lebih 2 minggu hari ini hari pertama masuk sekolah kembali, Tahun ajaran baru ini identik dengan Naik kelas atau menetap di kelas, Namun bagi Ali, Hari ini pasti bakalan ribet banget nyari kelas secara setiap tahun sekolahnya itu mengadakan giliran kelas, bahkan mereka bisa bertemu atau tidaknya temen di kelas mereka.

Ali berjalan sendiri di koridor sekolah, sekolah masih sepi karena memang Ali sengaja berangkat lebih awal untuk mencari dimana kelasnya itu, Ali naik kelas 11.

Ah, sebelas IPA-3. Batin Ali. Setelah membaca sebuah kertas yang di tempel di pintu, Ali membaca satu persatu nama teman-temannya itu, mata terhenti pada sebuah nama

Aprillya Naura.

Ali menggeleng pelan sambil tertawa dalam hati, Sekelas lagi.

Lalu Ali berjalan memasuki Ruangan itu, sepi tak berpenghuni. Mungkin masih pada dijalan Fikir Ali.

Berbeda dengan Ali, Justru Prilly terlihat santai tidak terburu-buru ke sekolah, Prilly bahkan masih berada di rumahnya sambil menunggu kakaknya yang masih Mandi, sambil memainkan ponselnya ia duduk di depan televise.

Prilly berhenti bermain ponselnya dan ia tampak memikirkan sesuatu, ah! Masalah dengan Ali. Prilly masih ragu untuk memulai duluan, mendekati Ali.

''Nyil, ayo berangkat. Bengong mulu,'' Revan yang tak lama muncul mengaggetkan Prilly. Prilly mengendus sebal lalu beranjak dari duduknya mengikuti Kakaknya itu untuk ke sekolah. Walaupun Revan mahasiswa kuliahan, Namun tetap wajib mengantar jemput adiknya, Sukur-sukur ada Ali mau membantu mengantarkan Prilly pulang.

**

Jam istirahat tiba, setelah beberapa jam mengikuti pelajaran yang menurut Ali membosankan, Ali langsung ke Kantin. Di kantin sudah bertemu dengan Gilang sambil duduk di meja pojok.

''Gak seru anjir, kita gak sekelas,'' Ujar Gilang sebal lalu meminum minuman yang ia beli tadi. Ali menautkan kedua alisnya.

''Justru gue senang gak ada lo,'' Balas Ali memainkan ponselnya untuk membalas chat kekasihnya itu.

''Ali lo sekelas lagi sama Prilly?'' Tanya Gilang membuat Ali terkejut pasalnya Ali tak tahu bahwa Gilang akan menanyakan hal tersebut.

''Eh, iya.''

''Walaupun gue gak sekelas sama lo gue senang deh,'' Gilang dengan senyum mengembang.

''Lah, senang kenapa?'' Tanya Ali heran melihat temannya itu.

''Karena gue bisa ketemu Prilly setiap kali ke kelas lo,'' Jawab Gilang cepat dan semangat. Ali memandang gilang datar.

Oh.

''Kira-kira kalau gue pedekate sama Prilly, boleh gak li?'' Tanya Gilang terlihat serius menatap Ali. Ali memandang tajam lalu menghela nafas.

''Iya, itu mah terserah lo, ngapain pake nanya gue.''

''Lo kan teman dekat Prilly. Kali aja lo juga mau bantuin gue,''

''Iya—iya aja gue,''

''Serius, bantuin gue li,'' Gilang dengan memohon.

''Iya, berisik amat lo. Gue bakalan bantuin lo,'' Ali akhirnya mengalah. Namun, Ali bingung bagaimana membantu Gilang mendapatnya Prilly kalau hubungannya dengan Prilly tidak jelas.

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang