Farah's pov
Sekarang gue udah ada dirumah, sendirian.
Bang Mike ada acara di sekolah nya yang mengharuskan dia untuk menginap.
Gue pulang dengan keadaan acak-acakan.
Seluruh badan gue basah, mata gue sembab, seragam gue yang udah digunting-gunting, rambut yang udah gatau lagi gimana.
Gue menyelonjorkan kaki di tempat tidur gue sambil melihat-lihat ke langit kamar. Sesekali air mata jatuh di pipi gue.
Handphone gue berbunyi, ringtone lagu berjudul she looks so perfect terdengar. Gue pun melihat nama sang penelpon,
Incoming call..
Calum HoodGue meng-slide tombol merah.
"Gue sayang sama lo Cal, tapi kenapa ini terasa begitu sakit?" kata gue sambil memandang foto gue sama Calum.
Air mata gue pun jatuh bertambah deras, saat otak gue memutar kembali kejadian-kejadian gue sama Calum.
"Kenapa mencitai lo butuh perjuangan seberat ini?"
"Padahal gue aja gatau lo suka sama gue ato engga HAHAH."
"Bisa aja lo cuma ngebaperin gue doang kan?" gue pun tertawa miris.
"Berjuang ga se-lucu itu, Cal."
Incoming call..
Calum HoodGue meng-slide tombol merah, lagi.
"Tapi ternyata, cukup sampai disini aja ya gue berjuang buat lo."
"Semua yang itu cuma lo anggap sebagai teman?"
"Lo bodoh apa tolol? kalo semua yang lo lakuin ke gue itu, lebih dari seorang temen."
"Gue bukan cewek yang bisa lu mainin."
"Gue emang mainan doang buat lu ya Cal?"
"Coba sekarang gue tanya sama lo"
Incoming call..
Calum HoodGue meng-slide tombol merah, lagi.
"Kalo kita cuma temen, kenapa lo ngasih harapan ke gue?"
"Kalo kita cuma temen, kenapa waktu itu lo cium pipi gue?"
"Kalo kita temen, kenapa waktu itu lo keliatan cemburu sama 'pacar' gue?"
"Kalo kita cuma temen, kenapa lo selalu berusaha ngehibur gue saat gue sedih?"
"Kalo kita cuma temen, kenapa lo rela jadi jemputan gue?"
"Kalo kita cuma temen, kenapa lo selalu pengen seharian ada di deket gue?"
"Kalo kita cuma temen, kenapa lo selalu ngalah biar gue seneng?"
"Kalo kita cuma temen, kenapa lo senyum pas orang lain ngeledekin tentang kita?"
"Kalo kita cuma temen, kenapa lo memperlakukan gue seperti pacar?"
"Kalo kita cuma temen, kenapa lo bilang jantung lo berdegup kencang setiap gue disamping lo?"
"Kalo kita cuma temen, kenapa lo berani mempertaruhkan apa aja buat gue?
"Kalo kita cuma temen," gue pun gabisa lagi menahan air mata yang membendung di pelupuk mata gue.
"Sreee-kkk." foto Calum dan gue yang diambil beberapa bulan lalu gue sobek.
Incoming call..
Calum HoodLagi-lagi, gue meng-slide tombol merah.
Gue pun menarik bantal lalu memukuli nya.
"Kalo dari awal lo memperlakukan gue selayak nya teman, mungkin gue ga akan sesakit ini, Cal." kata gue sambil merobek foto terakhir.
"All of this sacrifice doesn't mean anything to you."
"I love you, but..,"
"You aren't worth the fight anymore.""And you are," kata gue sambil menunjuk foto Calum yang telah robek.
"One boy full of bullshits, Calum."
÷÷÷
Double update bcs i love you all😘
Makasih buat 200+ vote nya AAAA.
Dan 1k comments😍😍INI NGAKAK SUMPAH HAHAHHAHAHAHAHHA,BTW ITU KECOAK YE.
KAMU SEDANG MEMBACA
Modus • cth | ✔
Fanfiction[mengandung tulisan acak adul yang dapat membuat mata sakit saat membaca, juga alur yang tidak jelas.] copyright ©2016 by farsya