Chapter 3 : Kenangan Buruk

1 0 0
                                    

            Hyaaaaa! Aku terlambat! Bagaimana ini? Hanabi akan memarahiku kembali. Jika aku diskors semuanya akan berakhir. Dengan segera aku berlari dari stasiun. Setelah sampai di depan gerbang aku hanya melihat satu orang yang sedang berjalan. Ini kan sudah siang, kenapa ia masih santai berjalan? Ah! Bodo amat! Aku bisa kesiangan.

Saat akan menyusulnya, tiba-tiba aku tersandung batu kembali. Biasanya aku jatuh sendiri, tapi kali ini ia menjadi korban keteledoranku. Saat terjatuh menabraknya, aku langsung meminta maaf tanpa melihatnya. Saat ia menunjukan wajah, ternyata yang aku tabrak adalah Arata.

" kyaa! Arata-kun maaf! Aku tak sengaja! Ayo kita ke UKS! Wajahmu berdarah!" ucapku panik sambil mencari bala bantuan.

Setelah ke UKS, Arata langsung mendapatkan pertolongan. Memang itu hanya luka ringan, tapi jika darah keluar sama saja luka parah bagiku. Bagaimana ini? Dia seorang seniman genius. Bagaimana kalau tangannya patah dan aku harus ganti rugi? Selama di Jepang aku hanya mengandalkan kakak dan kerja sambilan. Jika ganti ruginya bermiliaran yen bagaimana? Aku bisa jatuh miskin! Mudah mudahan saja Arata tak apa-apa.

Saat aku memikirkan hal-hal tak jelas, Arata tiba-tiba berkata,

" kau ini. Hal sepele saja kau ribut, apa lagi hal besar. Aku yakin kau akan pingsan," ucapnya tajam sambil membersihkan kacamata.

" maaf. Saat jalan aku tak lihat-lihat. Yang terluka hanya kepalamu kan? Siapa aku? Dimana ini? Ayo jawab," ucapku mencoba mengejek apakah ia amnesia atau tidak.

" luka di kepala bukan berarti akan amnesia. Ayo ke kelas! Kita sudah terlambat." Ucapnya sambil menarik tanganku ke luar.

Awalnya aku sangat khawatir, tapi ia malah memarahiku. Anehnya, kenapa aku bisa sesenang ini? Padahal kami baru bertemu kemarin. Setelah kami sampai di kelas, tak ada seorang pun di sana. Saat melihat jadwal pelajaran, HARUSNYA HARI INI DI LAB KIMIA! Aku pun langsung menjatuhkan diriku. Bagaimana ini? Semuanya sudah terlambat. Aku membuatnya terluka dan terlambat. Dosa apa yang aku lakukan karena mendapat ini?.

" aku ini bodoh! Membuat selebriti terluka, terlambat di hari kedua sekolah, tak mengikuti pelajaran dan lupa membawa surat yang diberikan Ketua Hanabi! Bagaimana ini?! Aku mau mati saja!" ucapku teriak-teriak sambil mengacak-ngacak rambut.

" kau ini memang bodoh. Sudahlah, Ketua pasti akan mengerti. Karena sudah terlambat, kita pergi saja ke ruang klub. Dan, tolong hentikan itu. Kau seperti orang gila." Ucap Arata tajam sambil meninggalkanku ke luar.

Aku pun cemberut sambil merapikan rambut. Dengan sedikit cepat aku menyusul Arata ke ruang klub. Saat sampai, kulihat ia sedang berbincang-bincang dengan anggota paduan suara putri. Tunggu, gadis itu. Kalau tak salah ia Ketua klub Voli sejak kelas tujuh. Dia hebat, tapi kenapa ia masuk klub paduan suara? Kalau tak salah suaranya parah banget.

Kudengar ia sedang menyukai seseorang yang cukup keren. Tapi, tidak mungkin si mulut tajam itu. Mungkin dari luar ia terlihat baik. Tapi saat sudah mengenalnya, ia cuek sekali. Lebih dari bibi pengurus apartemenku.

Setelah mendengar percakapan mereka yang cukup lama, Arata tiba-tiba mengucapkan namaku. Apa yang ia katakan tentangku? Pasti hal-hal yang negatif. Tapi, kenapa wanita itu terlihat sangat kesal? Mungkin perkataan Arata sedikit menyindirnya. Tapi aku tak mau peduli sama sekali sih. Tunggu, ia kan... Anako Ruki yang akan menghajarku waktu menanyakan keberadaan Arata saat aku akan memberikan formulir! Bagaimana ini?! Aku tak bisa keluar di timming seperti ini. aku hanya harus menunggu. Tenang, tenang, tenang... AKU TAK BISA TENANG SAMA SEKALI!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why you Choose me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang