1: Dapet salam

63 5 5
                                    

Mentari pagi menyinari bumi. Pagi pun telah datang. Asila sedang bersiap ke sekolah sembari menunggu jemputan setianya.

Gojek.

Transportasi yang sedang naik daun saat ini.

Tidak butuh menunggu terlalu lama, Abang-abang gojek pun datang. Seperti biasanya, Asila selalu ditawari masker untuk menghindari polusi udara. Dan seperti biasanya juga Asila selalu menolak bila ditawarkan masker. Alasannya simple, Asila tidak pernah nyaman kalau setiap memakai masker. Baginya, hal tersebut membuatnya sulit bernapas.

Asila berharapnya mendapatkan abang-abang Gojek yang ganteng, alias cogan. Menurutnya, kalau abang-abangnya nge-rem mendadak, enak dimodusin. Jangan sebut dirinya Asila Shafa Alcantara kalau ia tidak pernah lepas dari kata modus dan cogan.

Jarak dari rumah ke sekolahnya bisa dibilang cukup jauh. Untungnya, Asila berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali untuk menghindari kemacetan.

Asila melangkahkan kakinya di pintu gerbang sekolahnya. Hari ini adalah hari dimana ia kembali masuk sekolah setelah merasakan liburan semester.

Asila berjalan disekitar koridor sekolah sesekali menanggapi orang yang menyapanya.

Bisa dibilang, Asila cukup terkenal disekolah ini. Apalagi di kalangan junior-juniornya. Maklum, Asila adalah salah satu anggota paskibra disekolahnya. Asila juga sangat aktif dalam organisasi tersebut. Maka dari itu, tidak sedikit orang yang mengenal dirinya.

Asila menghela nafas sebal setelah masuk ke dalam kelasnya. Lagi-lagi kedua sahabatnya belum datang kesekolah. Di dalam kelas hanya ada beberapa anak laki-laki yang sedang asyik mengerubung di pojokan, entah itu apa yang sedang mereka tonton. Sedangkan yang perempuan hanya ada beberapa saja, mereka sibuk ngegosip. Padahal ini masih pagi 'kan?

Yang disebalkan dari kedua sahabatnya itu adalah selalu datang tidak tepat waktu. Fathiya dan Sarah. Mereka adalah sahabat karib Asila. Fathiya dan Sarah selalu kompak kalau datang ke sekolah selalu mepet dengan jam masuk sekolah. Apalagi yang sering tidak tepat waktu adalah Sarah, biasanya Sarah datang jam 7 lewat 15 menit. Padahal, jam masuk sekolah jam 7 pagi. Entah bagaimana Sarah bisa memasuki gerbang sekolah dengan bebas, biasanya gerbang selalu dijaga oleh satpam sekolah, lebih akrabnya di panggil Babeh.

"Assalamu'alaikum. Apa kabar teman-teman ku tercintaaa?!" teriak suara cempreng seorang perempuan dari arah pintu kelas.

Heboh sendiri. -Asila membatin.

Tak perlu melihat orangnya, Asila sudah sangat hafal dengan suara tersebut.
Asila menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah sahabatnya ini. Siapa lagi kalau bukan Fathiya.

Fathiya Nur Aulia, perempuan yang memiliki sifat tengil, ambigu, humoris. Walaupun begitu, Fathiya juga mempunyai sifat pemalu kepada orang yang tidak ia kenal. Benar-benar sahabat yang unik.

"Sil, lo duduk di depan gue ya!" kata Fathiya seraya menaruh tasnya di bangku yang ia tempati.

Fathiya menghampiri Asila yang sedang duduk di hadapannya serta menempatkan bokongnya disebelah Asila. "Eh, tau gak? Masa tadi gue ketemu si anu."

Asila mengalihkan fokusnya dari handphone yang sedari tadi berada di genggamannya. Asila menatap Fathiya dengan satu alis terangkat. "Anu itu ambigu, Fat."

Kebiasaan Fathiya yang selalu ambigu. Sedikit-sedikit mengucapkan kata 'anu'.

"Itu lho, tetangga sebelah." katanya dengan kedipan sebelah mata.

Mendengar perkataan Fathiya, raut wajah Asila berbinar mendengar nama tersebut.

"Serius? Demi apa lo ketemu sama dia?" teriak Asila histeris. Asila sangat senang mendengar berita tentang si tetangga sebelah.

The Queen of BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang