chapter one

762 74 8
                                    


CHAP 1

happy reading

-

-


Jadwal kuliah di jam sore bukan hal baik jika di musim hujan. Pulang malam hari ditemani udara dingin serta aspal yang basah dan beruap.

Di bawah lindungan atap ujung koridor yang menghadap ke lapangan parkir sekaligus gerbang utama Kampusnya, Sehun hanya berdiri memandangi derasnya hujan. Tidak peduli dengan mahasiswa lain yang santai menerobos hujan, dia memiih sibuk merutuki teman-temanya dengan penuh dendam. 

Merasa dendam karena ketidaksetiaan mereka hanya karena seorang flowergirl  yang pingsan setelah jatuh dari tangga kampus. Mereka segera membawa wanita itu dengan panik ke dalam mobil, dan melupakan buku-buku tebal yang selalu wanita itu peluk dengan tangan karena tas yang dibawanya hanya cukup untuk ponsel dan uang. Meninggalkan atau lebih tepatnya melupakan Sehun yang simpatik memungut buku-buku tebal itu di lantai. begitu bangkit dari berbali,  mereka telah berlari-lari menuju mobil. Bodohnya Sehun sibuk bertanya ingin tahu apa yang membuat wanita itu bawa ke mobil kepada orang sekitar. Tentu saja dia ditinggal pergi. Lebih bodohnya lagi ia baru sadar orang-orang tak setia kawan itu menggunakan mobilnya. Dan kejaian heboh itu terjadi sejak 2 jam yang lalu, mereka tidak kunjung dtang.

"setelah mereka datang, aku akan menampar mereka dengan buku-buku tebal ini bergiliran..."gumam marah sehun yang tetap memasang mimik normal. "setelah itu akan ku tendang bokongmu, Kai... berani beraninya dia mengambil kunci mobilku.."lanjutnya dengan mengertak gigi dengan pelan.

 Berdiam beberapa saat, Sehun baru memikirkan keberadaanya yang tidak sendirian. Imajinasi yang merasa sendirian hancur lebur saat menoleh ke samping kirinya yang ternyata ada seorang wanita. 

BOOM.

kini  mimiknya yang menyimpan kekesalan telah berubah menjadi mimik terkejut. tanpa sadar salivanya terteguk. Tampak salah tingkah hingga dia ingin menggaruk tengguk, namun ia sadar tangannya sedang memegang lima tumpuk buku yang tebal. Sambil melirik wanita berambut pendek pirang itu yang berkutat dengan ponsel, tanpa sadar lahi kaki Sehuntidak bisa diam . hingga akhirnya menghasilkan suara decitan lantai.

Wanita itu menoleh.

instingpun berkata untuk menoleh juga. 

"Oh, Halo..."sapanya, ya, panggilannya Lisa. Lisa menyapanya dengan senyuman lebar. Bibir tebal wanita itu tertarik dengan manis. Saat wanita itu menghadap ke arah sehun, kini mereka berdiri seperti yang berada di dlam film umunya. Dengan latar hujan, si pria yang tampak culun karena membawa tumpukan buku dan mengenakan kaca mata baca bulat, kemudian si wanita yang mengenakan celana pendek atasan jaket baseball denan keren, biasanya itu adalah film romantis yang sipria culun menyatakn cinta pada si gadis populer kemudian mereka akan berciuman.

Ya, berciu... Tapi sayang mereka bukan di dalam film dan Sehun bukan pria culun. Oh, ya ampun, dia tidak membalas sapaan Lisa.

Lisa mengapus senyumanya secara perlahan, dan ternyesnyum kembali kali ini dengan canggung karena tidak mendapat respon. Dia memilih menghadap depan dan tangannya tanpa sadar merapihkan rambut.

Entah apa yang membuat Sehun untuk maju selangkah. "Kau Lisa bukan?"

lisa menoleh dan segera tersenyum. Senyuman kikuk. "Ya, kita pernah satu komunitas dance, bulan lalu kita pernah bertemu di cafe ibuku dan kau bersama teman-temanmu,"

sekali lagi, boom. Baiklah, sungguh memalukan. Sehun melupakan kejadian bulan lalu.

"Oh, ya.."kini tampang dinginnya tampak berbohong denan lidah yang menjilat bibir. "Aku ingat sekarang... maaf, kau tahu ksaat itu aku sibuk menerima ponsel di luar setelahaku hanya mengenalkanmu ke teman_temanku, mungkin waktumu banyak berbincang dengan mereka jadi kau mengingatnya.."

sehun tidak benar-benar berbohong. Dia sungguh-sungguh lupa. Kebohngan putihnya adaah erpura-pra lupa akan nama Lisa.

"Aha, aku mengerti.."ujar Lisa dengan riang.

"maafkan aku,"

"tidak apa... Aku mengerti. Oh, ya apa yang kau lakukan di sini?"Lisa mengedarkan pandangan. "Tidak membawa mobil?"

sehun terkekeh pelan. "Ya, aku membawa mobil."

Lisa membeku kemudian salah tingkah. "oh, maaf. Aku penah melihatmu membawa mobil,"

Sehun mengangguk, "ya, aku mengerti. Jadi, kau kenal dengan irene?'

"Irene?Aku penah mendengar nama itu, tapi.. maaf tidak."








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAinCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang