Dan ketika mengingat kembali, ia terpekur akan kenyataan yang ada.
Bahwa bahagia itu hanya sanggup tercipta dalam benaknya tiap kali ia mengingat lelaki itu.
Dan dalam imajinasi liar yang ia rangkai, karena sekali lagi ia tahu segalanya tak mungkin.
Bahwa mereka memang bertemu, namun tidak untuk berjalan bersama.
Tidak untuk merajut asa.
Melainkan sekedar menyapa dan berbagi cerita.
Ia tahu bahwa ada bagian dari hatinya yang pergi bersama lelaki itu.
Yang tidak diketahuinya adalah seberapa besar bagian itu.
Ia tak ingin terlarut, namun apa daya, segalanya sulit berlalu.
Ia tak ingin menyakiti dirinya sendiri,
namun sakit yang hadir bergema bersama rindu yg menganga.
p.s: untukmu yang disana, kuharap kau selalu baik-baik saja.
Dan, aku merindukanmu :')10 Mei 2016
YOU ARE READING
Dear Stranger
PoetryTeruntuk semua hal yang harus terucap namun tak sanggup diurai, setiap rasa yang tidak seharusnya ada namun bertahan tetap, dan waktu yang tak berpihak pada kisah ini. Teruntuk kau yang jauh dari pandang, aku mencintaimu. Dalam diamku. Entah sampai...