Kalian tahu? Aku baru saja melalui hal terberatku hari ini. Pertama, aku mendapatkan nilai ulangan matematika yang bisa dikatakan hampir sama dengan nomor sepatu ku. Kedua, uang tabunganku untuk membeli album BTS yang terbaru nyaris habis akibat aku membayar uang kas yang tertunggak. Dan yang ketiga, niatku untuk refreshing di cafe malah mendapat insiden yang tidak menyenangkan. Bagaimana bisa, dia memakiku di cafe--di tempat umum--dengan banyak orang yang menyaksikan. Biar aku pertegas, DIA pria GILA memakiku!. Waktu itu aku tidak sengaja menumpahkan ice cream vanila yang aku pesan tepat di seragam kerjanya. Ralat! Dia yang menabrak aku duluan!. Aku rasa dia adalah salah satu pegawai di cafe itu. Aku yakin pasti dia akan dipecat setelah kejadian itu!. Aku jamin!.
***
Keesokan harinya, setelah pulang sekolah, aku berniat untuk berkunjung kembali ke cafe kemarin. Aku ingin memastikan bahwa pria tersebut sudah dipecat atau lebih tepatnya aku tidak ingin melihat wajah dia lagi.
Sesampainya aku di cafe, wangi chocolate dan vanila menguak bercampur menjadi satu. Sejauh ini aku belum menemukan pria gila kemarin. Bagus, pria gila itu memang pantas mendapatkan ganjaran mengingat apa yang dia lakukan terhadapku. Aku berjalan ke meja nomor 6 sambil terkikik.
Baru saja aku mendaratkan bokongku di kursi, aku mendapatkan ponselku bergetar menandakan ada yang mengirimi aku sebuah pesan singkat dan buru-buru aku mengeceknya.Mommy 💕
Habis pulang sekolah, mama nitip buku resep makanan yang kita liat di toko buku kemarin. Pake uang kamu dulu
Aku membelalakan mata ku. Oh ayolah. Kita bisa mencari buku itu besok karena ada hal yang lebih penting daripada itu, menurutku. Dengan sesegera mungkin aku membalas pesan mama.
Alea
Maaa, Lea lagi kanker banget. Besok aja kita beliiii
Beberapa menit kemudian, mama membalas pesanku.
Mommy 💕
Leaa sayang, mama mau coba bikin resep baru daripada ga ada kerjaan. Nanti uangnya digantiOke, aku menyerah.
"Selamat datang di Sweecafe, mau pesan apa?" ucap seorang pegawai cafe.
"Cheesecake satu, sama....LO?!". Aku terkejut bukan main dan langsung menunjuk pegawai cafe tersebut tepat diwajahnya. Dia--pegawai cafe-- itu adalah pria gila yang memakiku kemarin.
Aku melihat wajahnya dengan emosi. Sedangkan dia malah menaikkan satu alisnya sebagai tanda bahwa dia melupakan ku. Oke, dia sangat brengsek. Dan sekarang apa? Haruskah aku memakinya kembali? Aku rasa itu bukanlah suatu hal yang buruk.
"HEh!!! Setelah apa yang lo lakuin ke gue, terus elo lupa sama gue? Gitu?! Kenapa lo masih di sini sih? Seharusnya lo itu udah di pecat! Pasti bos lo ga tau kan?!"
Pegawai cafe itu sekarang menggaruk garuk tengkuknya yang tidak gatal.
"Enghh.. Maaf sebelumnya. Tapi, bisa ga kita berdua ngobrol sebentar dulu?. I mean ada yang pengen gue jelasin sekaligus minta maaf atas insiden kemarin" ucap pegawai cafe.
Entah mengapa aku hanya mengiyakan ucapan pegawai cafe itu. Ah rese, padahal kan gue kesel banget sama dia!.