Ibnu Katsir

264 7 0
                                    

Nama lengkap penulis kitab tafsir ibn katsir adalahImanul Jalil Al-Hafiz Imadud Din, Abul Isma'il ibnu Amr ibnu Dau' ibnu Kasir ibnu Zar'i al-Basri ad-Dimasyqi, ulama fiqih mazhab Syafi'i. Beliau lahir pada tahun 701 H di sebuah desa yang menjadi bagian dari kota Bashra di negeri Syam. Pada usia 4 tahun, ayah beliau meninggal sehingga kemudianIbnu Katsirdiasuh oleh pamannya. Pada tahun 706 H, beliau pindah dan menetap di kota Damaskus. Beliau berada di damasyqi pada usia tujuh tahun bersama-sama sodaranya sepeninggal Ayahnya.Ibnu Katsirjuga belajar dari Ibnu Taimiyah dan mencintainya sehingga ia mendapat cobaan karena kecintaanya kapada Ibnu Taimiyah. Ibnu Qadi Syahbah mengatakan dalam kitabnyaTabaqat-nya,Ibnu Katsirmempunyai hubungan khusus dengan Ibnu Taimiyah dan membela pendapatnya serta mengikuti banyak pendapatnya. Bahkan ia sering mengeluarkan fatwa berdasakan pendapat Ibnu Taimiyah masalah talak yang menyebabkan ia mendapat ujian dan disakiti karenanya.Ad-Daudi dalam kitabTabaqalul Mufasirinmegatakan bahwaIbnuKatsiradalah seorang yang menjadi panutan para Ulama dan Ahli Huffaz di masanya serta menjadi narasumber bagi oarang-orang yang menekuni bidang ilmu ma'ani dan alfaz.Ibnu Katsirpernah menjabat sebagai pemimpin majelis pengajian Ummu Saleh sepeninggal Az-Zahabi, dan sesudah kematian As-Subuki ia pun memimpin majelis pengajian Al-Asyafiyyah dalam waktu yang tidak lama, kemudian diambil alih oarang lain.Lahir dan WafatnyaIbnu Katsirdilahirkan pada tahun 700 H atau lebih sedikit, dan meninggal dunia pada bulan Sya'ban tahun 774 H. Ia dimakamkan di kuburanAs-Sufiyyahdidekat makam gurunya (Ibnu Taimiyah). Ada yang mejelaskan bahwa di penghujung usianyaIbnu Katsirmengalami kebutaan; semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya yang luas kepadanya.Riwayat PendidikanIbn Katsirtumbuh besar di kota Damaskus. Di sana, beliau banyak menimba ilmu dari para ulama di kota tersebut, salah satunya adalah Syaikh Burhanuddin Ibrahim al-Fazari. Beliau juga menimba ilmu dari Isa bin Muth'im, Ibn Asyakir, Ibn Syairazi, Ishaq bin Yahya bin al-Amidi, Ibn Zarrad, al-Hafizh adz-Dzahabi serta Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Selain itu, beliau juga belajar kepada Syaikh Jamaluddin Yusuf bin Zaki al-Mizzi, salah seorang ahli hadits di Syam. Syaikh al-Mizzi ini kemudian menikahkan Ibn Katsir dengan putrinya. Selain Damaskus, beliau juga belajar di Mesir dan mendapat ijazah dari para ulama di sana.Prestasi KeilmuanIbnu Katsiradalah seorang ulama yang berilmu tinggi dan mempunyai wawasan ilmiah yang cukup luas. Para ulama semasanya menjadi saksi bagi keluasan dan kedalaman ilmu yang dimilikinya sebagai seorang nara sumber, terlebih lagi khususnya dalam tafsir, hadits dan sejarah (tarikh).Berkat kegigihan belajarnya, akhirnya beliau menjadi ahli tafsir ternama, ahli hadits, sejarawan serta ahli fiqih besar abad ke-8 H. Kitab beliau dalam bidang tafsir yaituTafsir al-Qur'an al-'Azhimmenjadi kitab tafsir terbesar dan tershahih hingga saat ini, di samping kitab tafsir Muhammad bin Jarir ath-Thabari.Para ulama mengatakan bahwa tafsirIbnu Katsiradalah sebaik-baik tafsir yang ada di zaman ini, karena ia memilikiberbagai keistimewaan. Keistimewaan yang terpenting adalah menafsirkan al-Qur'an dengan al-Qur'an (ayat dengan ayat yang lain), menafsirkan al-Qur'an dengan as-Sunnah (Hadits), kemudian dengan perkataan para salafush shalih (pendahulu kita yang sholih, yakni para shahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in), kemudian dengan kaidah-kaidah bahasa Arab.Karya Ibnu KatsirSelainTafsir al-Qur'an al-'Azhim, beliau juga menulis kitab-kitab lain yang sangat berkualitas dan menjadi rujukan bagi generasi sesudahnya, di antaranya adalahal-Bidayah Wa an-Nihayahyang berisi kisah para nabi dan umat-umat terdahulu,Jami' Al Masanidyang berisi kumpulan hadits,Ikhtishar 'Ulum al-Haditstentang ilmu hadits,Risalah Fi al-Jihadtentang jihad dan masih banyak lagi yang lainnya.Kesaksian Para UlamaKealiman dan keshalihan sosok Ibnu Katsir telah diakui para ulama di zamannya, mau pun ulama sesudahnya. Adz-Dzahabi berkata bahwaIbnu Katsiradalah seorangMufti(pemberi fatwa),Muhaddits(ahli hadits), ilmuan, ahlifiqih, ahli tafsir dan beliau mempunyai karangan yang banyak dan bermanfa'at.Ibnu hajar memberikan komentar tentangIbnu Katsir, bahwa dia menekuni hadits secaramuthalala'ahmengenai semua matan dan para perawinya. Ia juga menghimpun tafsir, dan mencoba menulis suatu karya tulis yang besar dalam masalah hukum, tetapi belum selesai. Beliau menulis kitab tentang tarikh yang diberi judulAl-Bidayah wa Nihayah, menulis pula tentangTabaqatusy Syafi'iyyahserta mensyarahi kitab Al-Bukhari.Ibnu Habibberkomentar tentangIbnu Katsir, beliau adalahpemimpin ahli takwil, mendengar, menghimpun, dan menulis. Ketika beliau berbicara mempu mengetarkan telinga-telinga dengan fatwanya yang jeli, Ibnu Kasir juga, banyak mengemukakan hadits yang kemudian banyak memeberikan faedahnya.Al-Hafizh Ibnu Hajar al-'Asqalaniberkata bahwa beliau adalah seorang yang disibukkan dengan hadits, menelaah matan-matan dan rijal-rijal (perawinya), ingatannya sangatkuat, pandai membahas, kehidupannya dipenuhi dengan menulis kitab, dan setelah wafatnya manusia masih dapat mengambil manfa'at yang sangat banyak dari karya-karyanya.Salah seorang muridnya,Syihabuddin bin Hajjiberkata, "Beliau adalah seorang yang plaing kuat hafalannya yang pernah aku temui tentang matan (isi) hadits, dan paling mengetahui cacat hadits serta keadaan para perawinya. Para sahahabat dan gurunya pun mengakui hal itu. Ketika bergaul dengannya, aku selalu mendapat manfaat (kebaikan) darinya.Tafsir Ibnu Katsiradalah merupakan kitab tafsir yang terkenal, bersubjekkan tafsir Ma'sur. Dalam subjek ini kitab tafsirnya merupakan kitab nomor dua setelah tafsir Ibnu Jarir. Dalam karya tulisnya kali ini Ibnu Kasir menitikberatkan kepada riwayat yang bersumber ahli tafsir ulamasalaf. Untuk itu ia menfasirkanKalamullahdengan hadits-hadits dan asar-asar yang disandarkan kepada pemiliknya, disertai penilaian yang diperlukan menyangkut perdikat dhaif dan sahih perawinya. Pada mulanyakitab Ibnu Katsirini terbitkan bersama menjadi satu dengan kitabMa'alimut Tafsirkarya tulis Al-Bagawi, namun pada akhirnya diterbitkan secara terpisah menjadi empat jilid yang tebal-tebal.

Para KhalifahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang