part 3

34.2K 1.3K 25
                                    

21++

On going di KBM

---

Kevin memasuki butik Mila dan menemui asistennya.

"Mana Mila" tanya Kevin langsung.

"Bu Mila gak masuk hari ini pak" ucap Bela.

"Kemana dia" tanya Kevin yang sudah sangat marah.

"Saya gak tau pak" ucap Bela menunduk takut.

"Gimana sih kamu" omel Kevin, ia berlalu pergi dari butik Mila sambil terus mencoba menghubungi Mila.

"Kemana kamu membawa anakku Mil" ucap batin Kevin. Ia membawa mobilnya menuju kediaman Mila.

"Mila....Mila...." teriak Kevin memasuki rumah itu.

"Astaga Kevin ada apa ini" tanya Jane.

"Mila mana mah" tanya Kevin.

"Dia gak ada dirumah, ada apa sebenarnya" tanya Jane.

"Dia membawa Rania mah dan dia gak izin sama Kevin" ucap Kevin.

"Dia gak dirumah" ucap Jane. "Duduk dulu nak, tenangkan dirimu" ucap Jane, ia tau Kevin sangat marah mengetahui Mila membawa Rania tanpa seijinnya.

"Sebenarnya kemana dia" omel Kevin.

"Vin...mama rasa kamu terlalu membatasi Mila untuk bertemu Rania, Mila juga berhak atas Rania dia ibunya dan coba kamu pikir Rania tinggal bersama kamu dan kamu bisa setiap saat bermain dengannya sedang Mila kamu hanya mengijinkannya bertemu dengan Rania hanya dua kali seminggu itu pun cuma beberapa jam dan dalam pengawasanmu" ucap Jane. "Dan coba kamu pikirkan apa ini adil untuk Mila" ucap Jane lagi.

"Itu sangat adil untuk Mila mah, dia yang memulai dia yang menelantarkan Rania" ucap Kevin.

"Kamu dan Mila sama saja, egois dan keras kepala" ucap Jane.

"Kevin permisi" ucap Kevin, ia berlalu dari rumah itu.

---

Sore hari pukul lima Mila mengantarkan Rania ke rumah Kevin setelah seharian bermain bersama.

"Rania masuk...." ucap Kevin yang baru keluar dari rumahnya.

"Vin jangan macam-macam" ucap Nancy mengingatkan.

"Kevin tau apa yang harus Kevin lakukan mah" ucap Kevin.

"Vin....maaf aku membawa Rania" ucap Mila.

"Kamu tau aku paling gak suka kamu membawa Rania sesuka hatimu apalagi tanpa ijin dariku, tapi kenapa kamu melakukannya" teriak Kevin.

"Kamu terlalu membatasiku Vin, aku juga ingin seperti orang-orang yang bermain bebas dengan anaknya" teriak Mila tak kalah nyaring dari Kevin.

"Tapi kamu bukan mereka, kamu terbatas bertemu Rania dan semua karena kesalahanmu sendiri, kamu mencampakkannya saat ia masih sangat kecil" ucap Kevin.

"Aku gak bermaksud mencampakan anakku Vin, aku hanya sibuk dengan pekerjaanku" ucap Mila yang sudah menangis.

"Apa bedanya, kamu ibu yang gagal untuk Rania" ucap Kevin.

"Lalu apa kamu pikir kamu daddy yang baik untuknya" teriak Mila.

"Mila Kevin, malu sama tetangga" omel Nancy, yang baru keluar melihat pertengkaran anaknya.

"Sini ikut aku"
"Aku gak mau Vin...." Mila meronta mencoba melepaskan cengkraman tangan Kevin.

Kevin memasukkan Mila ke dalam mobilnya dan membawa Mila menuju apartemennya.

Sesampainya di apartemen Kevin langsung membawa Mila menuju unitnya dan langsung mengunci pintunya.

"buka pintunya Vin aku mohon aku mau pulang" ucap Mila menangis, ia takut Kevin kembali berbuat tak senonoh padanya.

"Malam ini kita bersenang-senang sayang" bisik Kevin, ia menarik pinggang Mila dan melumat bibirnya.

"Hhmmpptt....Kevin lepasss...." teriak Mila, Kevin menciumnya dengan kasar. "Kevin aku gak mau...." Mila meronta Kevin membopongnya menuju kamar dan membaringkannya diranjang yang berukuran kingsize itu.

"Kevin kamu jangan macam-macam" Mila turun dari ranjang dan berjalan mundur menghindari Kevin.

"Aku gak macam-macam sayang, aku hanya ingin bersenang-senang denganmu" ucap Kevin sambil melepaskan pakaian hingga menyisakan boksernya.

"Kevin aku gak mau...." Mila berteriak meronta saat Kevin memeluk dan mendorongnya kembali ke ranjang, Kevin menindih Mila memegang kedua tangan Mila membuat Mila tak bisa bergerak dan menciuminya.

"Jangan Vin...." tangis Mila tak terbendung lagi, Kevin menarik lepas seluruh pakaian Mila hingga polos ia menciumi seluruh tubuh seksi Mila yang sangat ia rindukan dan meninggalkan banyak jejaknya.

Kabut gairah sudah menyelimuti Kevin, ia begitu buas mencumbu Mila dan menjamah bagian tubuhnya.

"Kamu sudah basah sayang" Kevin mengusap bagian inti dati tubuh Mila.

"Jangan Vin, aku mohon" ucap Mila dengan lelehan airmatanya.

"Aku menginginkanmu" bisik Kevin dengan suara seraknya.

Mila memejamkan matanya saat Kevin memasukinya.

"Kamu keterlaluan, brengsek kamu Vin..." tangis Mila tak terbendung lagi saat Kevin berhasil memasukinya.

"Aku merindukanmu sangat merindukanmu sayang" ucap Kevin, ia mengecup kening Mila sambil menggenjot tubuh Mila.

"Ooohhhh....oohhh....sayang kamu luar biasa nikmat" Kevin terus menggenjot Mila. Sementara Mila hanya diam airmatanya terua mengalir diwajah cantiknya, ia menggigit bibirnya menahan desahannya.

Peluh mengucur membasahi tubuh keduanya, Kevin masih memacu tubuh Mila, kini ia merasakan otot inti Mila mencengkram miliknya yang membuat tubuhnya menegang dan mengeluarkan lahar putihnya didalam sana.

"Aaahhhh...aku mencintaimu sayang kembalilah padaku" bisik Kevin setelah dirinya terpuaskan.

"Kamu keterlaluan Vin" tangis Mika tak terbendung lagi.

"Hei jangan menangis sayang, aku akan bertanggung jawab untuk ini" Kevin memeluk Mila dengan inti tubuhnya yang masih menyatu.

"Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu, kamu gak memikirkan Naya kekasih kamu" ucap Mila.

"Aku gak mencintainya" ucap Kevin.

"Minggir" Mila mendorong Kevin dan memakai kembali pakaiannya.

---

Pukul sepuluh malam barulah Mila kembali kerumahnya, ia memasuki rumahnya dalam keadaan kacau.

"Baru pulang sayang, dari mana saja" tanya Wijaya papa Mila.

"Mila habis nemenin Rania main pah" ucap Mila bohong.

"Oh ya...tumben, emang Kevin kasih ijin" ucap Wijaya.

"Ya enggak sih, Mila bawa kabur Rania" ucap Mila.

"Pantas tadi Kevin marah-marah kesini" ucap Jane.

"Mila ke kamar dulu mah pah" ucap Mila, ia berjalan menuju kamarnya.

"Kamu keterlaluan Vin, bisa-bisanya kamu menyentuhku" tangisan Mila menggema disudut kamarnya.

Sementara Kevin di kamar apartemennya. Ia mengusap wajahnya kasar. "Apa yang aku lakukan aku hilang kendali, maafkan aku yank" ucap batin Kevin.

Bersambung

Typo bertebaran
Vomennya ditunggu

DUDA & JANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang