PART 3: Date or Death?

857 48 2
                                    

Fani menunggu sudah hampir satu jam lamanya dibawah sebuah 'monumen', yang berhiasi kupu kupu berwarna ungu dan balok balok nada berwarna emas. Tampak dibawahnya banyak buket bunga yang di letakan.

"Maaaff aku ther... Lhambath hah...hah...hah.." ucap kamito seraya bertumpu pada lututnya

"Kau berlari??,kenapa??,macet?" tanya fani yang tanpa berekspresi.

Kamito hanya mengangguk kecil. Dari anggukan itu fani menarik kesimpulan bahwa kamito memang berlari.

"Hmh?? Kau tampak berbeda....dari yang biasanya.... Menurutku kau cocok dengan pakaian itu" puji kamito yang nampaknya masih berusaha mengatur nafas nya.

"Begitukah?,terimakasih" ucap fani sembari membuang muka "dan sepertinya kita memakai baju pasangan..." tambah fani tetap membuang mukanya.

"Hm??,pasangan??" kamito yang mendengar ucapan fani kini memperhatikan apa yang ia pakai dan yang fani pakai

"Aaaahh ups" pekik kamito yang langsung menutup mulutnya dengan tangannya. Ya ada beberapa kesamaan, fani memakai T-shirt berwarna biru muda dengan cardigan berwarna putih dengan motif es yang ujungnya mencapai lipatan lutut. Sedangkan kamito memakai T-shirt berwarna biru donker. Ya bukan wrna yang sama namun tulisan di baju mereka 'Dear Crown' dengan sebuah mahkota di huruf 'n' dan sama sama berwarna emas

"M-mungkin hanya kebetulan" ucap kamito dengan semburat tipis di wajahnya.

"Ya, lagipula apa kau akan membuat seorang gadis menunggu lebih lama lagi di bawah terik matahari?" tanya fani yang melirik kamito.

"Kalau begitu ikut aku" ucap kamito seraya menarik tangan fani. masuk ke dalam sebuah kafe.

Fani hanya bisa pasrah di perlakukan seperti itu

Mereka duduk di sofa yang bersebelahan dengan sofa berwarna merah muda yang sangat di benci fani.

"Kau mau memesan apa?" tanya kamito seraya melihat lihat daftar menu yang sudah terletek di atas meja.

"Parfait saja" ucap fani dengan nada bosan.

"Eh, jika langsung makan atau minum minuman dingin setelah dari tampat panas pembuluh darah mu bisa membeku" jelas kamito

"Aku pengendali es jadi aku bisa mencairkannya" balas fani dengan wajah yang super datar.

Kamito yang mendengar itu hanya bisa berswetdroop ria di bangkunya.

Dia terkadang menyeramkan,lugu,polos dan memiliki wibawa namun dia tetaplah seorang gadis lemah yang berusaha terlihat kuat... Kau sudah banyak berubah shirayuki nee-san batin kamito seraya melamun.

~☆~

"Kau ini baru saja masuk wahana rumah hantu kau sudah lemas seperti ini.. Apa kau benar benar laki laki?" tutur fani dengan setengah menyindir.

"Aku berbeda dengan mu aku ini tipe halus danjuga tentu saja aku laki laki perlu ku tunjukan?!" ucap kamito dengan kemarahannya yangbsudah di ubun ubun

Sejak sampai di taman bermain kamito selalu di ledek oleh fani. Bagaimana tidak, baru saja melihat sebuah boneka dengan darah yang terbuat dari cat saja kamito sudah lari tunggang langgang.

"Aah! Aku muak!" ucap kamito sembari berteriak.

Untung saja tempat yang mereka datangi kini masih sepi kalau ramai kan kanito bisa di katai 'gila'.

'Padahal dia yang ajak' batin fani seraya bersandar di batang pohon.

"Aku akan membuktikan kalau aku adalah seorang pria kau tunggu di sini!" seru kamito seraya berlari meninggalkan fani.

"Kini apanlagi rencana mu?" gumam fani seraya memainkan sehelai rambutnya yang melewati pinggang itu.

1 jam..... 2 jam..... 3 jam....

"Kemana dia sudah tiga jam menghilang hari juga akan sore..." ucap fani seraya duduk di bangku yang kebetulan tak jauh dari tempat ia berdiri

Tunggu... Apa aku barusan memikirkannya??,kenapa?! Teriak mari dalam batinnya.

"Maaf aku sangat lama!" seru kamito seraya menghampiri fani yang terlihat bosan karena menunggunya.

"Kenapa lama?,kau tak tau sudah tiga jam kau membuatku menunggu!" seru fanitetap dalam wajahnya yang datar.

"Ah maaf tapi boleh ku pasangkan sesuatu??" tanya kamito dengan senyuman hangatnya.

"Terserah"

"Kalau begitu tutup mata mu"

Fani hanya menurut. Ia menutup matanya rapat rapat menyembunyikan iris golden yellow miliknya.

"Bukalah matamu" ucap kamito seraya tersenyum ramah

"Apa yang kau lakukan?" ucap fani sembari menatap tajam kamito.

"Lihat lah di kaca" ucap kamito ambigu membuat fani penasaran apa yang ia perbuat tadi.

Fani berjalan ke arah sebuah mobil pick-up putih yang sedang berjualan 'Tahu Bulat' dan bercermin di kacanya.

Fani merasa sesuatu berubah dari rambutnya..ya sepasang jepit rambut yang berbentuk keping es bertengger di sudut kiri dan kanan pelipisnya.

"Hee jadi ini yang kau lakukan" ucap fani seraya berjalan kembali kearah kamito.

"Terima kasih" ucap fani dengan senyum tipis yang terlukis di bibir mungilnya.

"Ya sekarang apa kau mau kebioskop bersama ku?" pinta kamito dangan mengedipkan sebelah matanya

"Tentu" sahut fani yang sudah kembalibke siai 'datar'nya.

~☆~

"Huaah aku benar benar bersenang senang hari ini, apa lagi dengan film yang barusan sangat menyentuh" ucap kamito dengan ceria sbari merentangkan tangannya ke atas

"Kalau begitu ayo pulang" ucap kamito seraya beranjak dari halaman bioskop menuju ke pinggir zebra cross, seraya menunggu lampu jalan berubah warna menjadi merah

"KAMITO!!AWAS!!!"

Ckiiiit.... Zraaakk..... Draakk

Sebuah suara yang mengakhiri keceriaan kamito dan fani. Kamito hanya bisa memandangi dengan pandangan kosong, sosok tubuh yang tergeletak tak berdaya, dengan darah yang menggenang di sekitarnya. Tubuh fani yang di korbankan untuk menyelamatkan nyawanya.

Seketika hujan turun dengan derasnya seakan menangisi fani yang tergeletak di pingir jalan, tak jauh darinyabsebuah truk menghantam pembatas jalan hingga rusak parah.

"Tidak..... Ini..... Tidak mungkin..... SHIRAYUKI!!!" pekik kamito seraya berlari dan mendekap tubuh mungil itu dengan air mata yang membanjiri pipi nya.

TO BE COUNTINUE

ahay ay ay para readers maaf jika aku lama ngeupload soalnya pikiranku lagi ngehang dua hari gara gara soal biologi

Ah sudahlah dari pada ngomongin soal biologi yang membingungkan hayati lebih baik menghayati daripada di sakiti

Ah abaikan yang itu, oke karna author lagi lelah karan nemu pasangan di mana mana ga di sekitar rumah, taman kota, swalayan bahkan mall. Ga hewan manusia bahkan makhluk halus pun sama pasangannya

Apa ini nasib para jomblowers ya
Ah!! Kenapa malah curhat yasudahlah daripada makin ngaco sampai jumpa di chapter berikutnya. (^▽^)







Magic School WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang