11

956 86 22
                                    

Jennie masih menerjap tak percaya saat membuka pintu gerbang rumahnya. Ada Hanbin yang sedang duduk diatas motornya dengan sebuah plastik hitam.

"Bin? Ngapain malem-malem?" tanya Jennie menggantung.

"Gue ga lama cuma mau ngasih ini," jawab Hanbin sambil mengacungkan plastik hitam yang ia bawa.

Jennie pun menghampiri Hanbin untuk mengambil plastik hitam itu. Setelah menerimanya Jennie lantas membuka plastik hitam itu. Namun matanya membelalak tak percaya melihat isinya.

"Bin..."

Jennie menatap Hanbin penuh tanya, ia tak percaya Hanbin sampai sebegininya.

"Jangan panik lagi, udah bisa tidur tenang kan?" ucap Hanbin.

Melihat Jennie masih menatapnya seperti itu membuat Hanbin terkekeh. Ia kemudian mengacak pelan puncak kepala Jennie.

"Udah ya, gue pamit. Inget langsung tidur jangan mikir apa-apa lagi," ucap Hanbin lagi sambil memakai helm nya. Hanbin tersenyum singkat sebelum beranjak pergi dengan motornya. Sementara Jennie hanya bisa mematung memperhatikan kepergian Hanbin. Tak lama Jennie kembali melihat ke dalam plastik hitam di tangannya.

Segulung kertas minyak hijau, sebatang cokelat dan susu uht rasa moka.

***

Jennie menyeka keringatnya, ini masih pagi tetapi keningnya tak henti-hentinya mengeluarkan keringat sebesar biji jagung.

"Putri! Lebih tinggi lagi!" Pekik seorang panitia 3D.

Walau tak menoleh Jennie tahu teriakan itu diperuntukan untuknya.

Ia pun mengankat lagi tangannya yang berisikan pulpen di tangan kanan dan buku tulis di tangan kiri.

Ya, saat ini telah berlangsung pemeriksaan penugasan.

Setelah ada aba-aba menurunkan tangan Jennie menghela nafas lega. Namun keberadaan seseorang di sebelahnya membuatnya kaget.

Tapi sebelum ia menoleh untuk mengetahui 3D mana lagi yang akan menegurnya sebuah suara halus berbisik menerpa telinganya, "Jen? Masih kuat?"

Itu suara Jiho.

Jennie hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Yakin?" bisik Jiho lagi.

Jennie pun mengangguk dua kali karena ia merasa badannya masih sanggup untuk melewati sesi ini.

Tak lama Jennie dapat medengar Jiho menghela nafas pasrah.

"Yaudah, kalo ga kuat bilang gue. Kalo gak langsung ke pangus. Ya?"

Jennie hanya mengangguk lagi sebagai balasan.

***

Jennie dapat menghitung jika sudah 5 kali Jiho menyambanginya dan bertanya tentang kondisinya. Tapi saat itu Jennie masih kuat, ia hanya berkeringat dingin. Tapi sekarang Jennie mulai merasa tak baik. Disaat Jiho tidak berjaga di sekitar gugusnya.

"Lu yakin baik-baik aja?" tanya seorang lelaki.

"Gue ga yakin Jaehyun," jawab Jennie sambil memijat kecil pelipisnya.

Lelaki bernama Jaehyun itu pun merenyit, "Gue panggilin pangus ya? Biar lo diajak ke sie kesehatan."

Jennie mengangguk, gadis itu merasa suaranya berat untuk dikeluarkan. Pandangannya mulai memberat dan berkunang. Lalu Jennie dapat mendengar Jaehyun memanggil pangus mereka sebelum pandangannya menggelap.

***

Jangan gebukin gue karena bikin Jennie jadi sosok yang mudah tumbang disini /peace/

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be Honest [KJ & KH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang