Four

357 27 10
                                    

Sesampainya di dalam kamar, Laurent langsung membereskan barang-barang nya dibantu oleh Zayn yang merasa kasihan. Harry? Dia menunggu di ruang tengah. Dia malas mengurus hidup orang. Tapi dia juga takut. Setelah dipastikan tak ada yang tertinggal lagi, mereka bertiga turun ke bawah dengan Laurent dan Zayn masih berpenampilan bangun tidur. Setelah sampai di meja resepsionis, Laurent langsung membuat keluhan.

"Mm, mba saya boleh nanya gak?" Ucap Laurent gugup.

"Ya ada apa?" Balas pegawai resepsionis ramah sambil tersenyum.

"Eh anu. Itu lho. Itu. Ya itu. Apa nama nya? Hm ya itu anu mm a-a anu itu." ucap Laurent panik. Muka nya pucat. Harry hanya memutar bola mata nya malas. Sedangkan Zayn dan mba tadi menahan tawa karena kalimat yang diucapkan oleh Laurent tadi.

"Ehm, begini mba. Dia ini kan kamar nya 1212. Nah dia mau pindah kamar boleh gak?" Akhirnya Zayn membuka suara.

"Emang ada apa? Apa keluhan nya?" Tanya Mba itu ramah.

"Ehm, sebelum nya maaf. Bukan bermaksud merusak nama apartment ini. Dia itu sepertinya diteror. Seperti kejadian sebelum-sebelum nya. Jadi dia pingin pindah kamar biar dia bisa aman." Ucap Zayn hati-hati. Mba itu terdiam sebentar lalu tersenyum dan melihat ke layar komputer nya.

"Sebentar ya. Permintaan kalian akan dituruti. Karena pelanggan adalah raja." Kata Mba itu ramah lalu beralih melihat komputer nya lagi.

Muka Laurent langsung berbinar setelah mendengar nya. Sedari tadi senyuman tak lepas dari wajah nya. Senyum kebahagiaan.

Setelah menunggu cukup lama, mba tadi berujar, "ini kunci kamar yang baru. Kamar 1214 ya." Lalu Laurent mengembalikan kunci nya yang lama. Senyuman kembali terukir setelah melihat kunci yang ada di tangan nya. Lalu Zayn menepuk pundak nya. Laurent menoleh, "selamat ya. Semoga kau tidak diganggu lagi. Setau aku kau bakal aman kalau sudah pindah." Ucapan Zayn membuat Laurent tersenyum lagi. Harry? Dia masa bodoh dan kesal. Karena tandanya dia tetanggaan lagi sama Laurent. Harry berpikir tak ada lagi kamar kosong di lantai 12. Ternyata dewi fortuna tak berpihak kepada nya.

'Yes. Tanda nya aku bisa ketemu mereka lagi. Mereka ganteng-ganteng. Gak rugi aku pindah ke London. Tetanggaan sama bule ganteng. Tinggi lagi. Uuu beruntung nya jadi aku.' Batin Laurent bersorak girang.

Lalu mereka masuk ke dalam lift bersama. Setelah sampai di lantai 12, Harry dengan Zayn masuk ke kamar nya Harry. Laurent masuk ke kamar baru nya.

[Laurent]

Aku mencium aroma kamar baru ku. Hhhmmm haahh. Wangi nya. Tak ada beda nya dengan kamar sebelum nya. Oh ada beda nya, di kamar lama aku diteror. Kalau ini aku bakal aman. Aku pun tak merasakan hawa itu lagi. Waktu masuk ke kamar itu memang nyaman tapi hawa nya lain. Kalau ini? Hawa nya bersahabat dan hangat.

Aku langsung menyusun ulang barang ku di lemari yang baru. Lalu membersihkan badan. Setelah itu aku memasak omelet untuk sarapan lagi. Lalu makan di depan tv. Sepertinya aku tak mau menonton film hantu dulu. Aku pun memilih channel Kartun. Lagi enak-enak nya makan sambil tertawa, tiba-tiba aku mendengar suara pintu terbuka. Aku jadi merinding. Aku diam di tempat. Lalu datang Zayn ke hadapan ku. Aku masih diam ketakutan.

"Hoyy, kau kenapa? Ini aku. Zayn. Kau masih ingat kan sama aku? Baru tadi kita kenalan." Ucap Zayn. Lalu datang Harry berdiri di belakang Zayn masih meletakkan tangan nya di depan dada. Dia kayak gak suka dengan ku. Tapi kenapa?

"Hoy, malah bengong lagi." Kata Zayn lagi mengejutkan ku.

"Y-ya? Kenapa kalian bisa masuk kesini?" Tanya ku heran.

Zayn memutar bola mata nya. Begitu pula dengan Harry. "Tadi di kamar Harry aku melihat pintu lalu aku buka. Ternyata pintu menuju kamar kau. Aku rasa kamar kalian menyatu gitu. Soalnya pas kamar kau yang lama. Gak ada pintu menuju kamar itu. Aku rasa pintu nya ganjil ke genap." Jawab Zayn sekena nya sambil mengangkat bahu.

Neighbour In Love [h.s.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang