Hanya Milikku

21.9K 736 157
                                    

Semilir angin menerbangkan anak rambut Sasuke yang sedari tadi diam di atap kampus, tangannya menggenggam sebuah kamera seraya mencoba mengarahkan kamera itu kepada sesuatu yang sedari tadi menjadi objek Sasuke. Bibirnya sedikit terangkat ketika Sasuke mendapatkan gambar objek dalam foto tersebut sedang tersenyum.

Puk

Sebuah tepukan dibahunya membuat Sasuke berbalik, melihat siapa orang yang telah mengganggu dari kegiatan menyenangkannya. Ternyata Naruto, sahabat Sasuke dari kecil. Dengan terpaksa, Sasuke memasukkan kameranya segera sebelum Naruto mengambil dan melihat isi kamera itu.

"Hehe... Kau sedang apa sih Teme?" Naruto sedikit penasaran dengan apa yang dilakukan Sasuke di atap kampus dengan sebuah kamera. Bukankah Sasuke tidak suka memotret, eh? Merasa penasaran, Naruto mencoba meminjam kamera itu, namun Sasuke tidak memberikannya dan berjalan meninggalkan Naruto.

"Hn."

"Pelit!" Naruto mengerucutkan bibir, ia berjalan menyusul Sasuke. Namun langkahnya terhenti dan segera berbalik kembali ke tempat semula. "Kenapa tidak kulihat sendiri saja!" lanjut Naruto seraya memukul kepalanya sendiri.

Setelah berada di tempat semula, Naruto segera mendekati pembatas lalu menjulurkan kepalanya ke bawah melihat sesuatu yang membuat Sasuke tertarik untuk memotretnya mengingat Sasuke tidak suka memotret karena menurut Sasuke, memotret itu hal yang tidak penting sekaligus tidak menarik. Hanya kegiatan yang membosankan dan membuang-buang waktu.

Diedarkannya pandangannya kesana-kemari mencari sesuatu yang menjadi objek memotret Sasuke. Namun Naruto hanya melihat pohon dan sebuah bangku saja, selebihnya tak ada yang menarik.

"Tidak ada yang menarik, dasar Sasuke aneh." Naruto mengangkat bahu dan segera berbalik. Namun sesaat sebelum Naruto berbalik, matanya menangkap siluet merah muda di dekat semak-semak membuat Naruto mengurungkan niatnya kembali untuk meninggalkan tempat itu. Alis Naruto sedikit terangkat melihat seseorang yang baru saja keluar di balik semak-semak membawa seekor kelinci berwarna hitam.

"Eh... bukannya itu Sakura-chan?" Naruto semakin memicingkan mata mencoba memperjelas orang yang kini tengah duduk di bangku seraya mengusap kelinci yang berada di pangkuannya.

Gadis itu berambut merah muda, dan yang mempunyai rambut merah muda di Universitas Konoha hanya Haruno Sakura, temannya sekaligus orang yang Naruto sukai dari kecil.

"Tidak salah lagi, itu Sakura-chan." Naruto mengerutkan keningnya terlihat berpikir dengan apa yang dilakukan Sasuke dengan kameranya dengan objek seorang Haruno Sakura, karena tidak mungkin Sasuke memotret pohon, tiba-tiba mata Naruto membelalak.

"Apa mungkin Sasuke... Ah tidak! Tidak! Apa yang aku pikirkan, Sakura-chan 'kan istri Kak Itachi. Lagipula, belum tentu Sasuke memotret Sakura-chan!" Naruto menggaruk kepalanya frustasi dan segera meninggalkan atap kampus menyusul Sasuke yang terlebih dulu meninggalkan tempat itu.

"Hei Sasuke tunggu!" Naruto mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Sasuke. Napasnya terengah karena mengejar Sasuke yang meninggalkannya di atap kampus sendirian.

"Tadi aku melihat Sakura-chan di belakang kampus. Kau di atap sedang tidak mengambil gambar Sakura-chan 'kan?" ucapan Naruto membuat Sasuke menghentikan langkahnya sesaat membuat Naruto menaikkan alisnya seolah bertanya 'kenapa berhenti?'

"Hn, tentu saja tidak." Sasuke melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti disusul dengan Naruto yang kini tengah menggaruk kepalanya bingung dengan sikap Sasuke yang tiba-tiba berhenti berjalan ketika Naruto bertanya seperti itu.

"Hei Sasuke, aku sungguh tak menyangka jika Kak Itachi yang akan menjadi suami Sakura-chan. Padahal aku selalu berharap bahwa aku lah yang menjadi suami Sakura-chan. Kau tahu? Aku ingin Sakura-chan yang melahirkan anak-anakku." Naruto tertawa membayangkan Sakura menjadi istrinya dan hidup bahagia dengan Naruto bersama anak-anaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hanya MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang