3. Blood

187 7 0
                                    


~PART 3~
Dengan cepatnya, Bambam yang berada di atas tangga tiba-tiba ada di sampingnya dan membuat Sooyoung terkejut. Bambam menyikap rambut Sooyoung dan memandang leher putih Sooyoung. Bambam mendekatkan kepalanya sambil memegang leher Sooyoung. "Apa yang akan kau lakukan?" ucap Sooypung lirih.
"Hentikan Bambam." Ucap Baekhyun yang berada di tangga. "Jika kau berani menyentuk leher murid day class terutama leher putri kepala sekolah, kau akan mati ditanganku." Lanjut Baekhyun. Bambam kemudian melepaskan Sooyoung kemudian menundukkan kepalanya. "Ne, hyung." Ucap Bambam. "Bukankah kau mencari Sungjae. Dia ada di kelas musik." Ucap Baekhyun. Sooyoung bergegas menaiki tangga dan menuju kelas musik yang di bicarakan Baekhyun. Sooyoung menemukan kelas tersebut, sebuah kelas di ujung ruangan. Dia membuka perlahan pintunya. Namun ia terkejut. Dia terkejut melihat Sungjae hanya berdua saja dengan Nayeon. Sungjae menatap Nayeon kemudian menyikap rambut Nayeon perlahan dengan lembut. Sungjae mendekatkan kepalanya kepada Nayeon. "Mereka ciuman?" tanya Sooyoung dalam hatinya. "Tidak, Sungjae sunbae menghisap darahnya." Gumam Sooyoung dalm hatinya. Sooyoung menjatuhkan sapu tangan itu kemudian ia menutup pintu dan keluar dari night class. Sungjae tak menghiraukan dia tetap melakoni apa yang sedang ia lakukan.
Sooyoung pergi melarikan diri. Bahkan ia tak memperdulikan saat Baekhyun bertanya padanya.
"Sooyoung-ah.. apa kau sudah bertemu dengannya??? Ya?? ada apa?" tanya Baekhyun.
Sooyoung hanya berlari dan tak menghiraukannya.
"Hyung kenapa dia berlali seperti telah melihat hantu?" tanya Bambam.
"Mungkin dia terkejut melihat ritual kita. Kau tak mencium bau darah siapa ini?" tanya Baekhyun.
"Oh!! Aku tahu." Jawab Bambam.
"Sekarang... berikan darahmu padaku!" Ucap Baekhyun.
"Hyung wae?? Ania... aku tidak mau..." Bambam melarikan diri dari gigitan Baekhyun.

~~~~~~~~~~~~~
~Di dekat kandang kuda sekolah~
"Apa itu?? Apa yang mereka lakukan?? Mereka menghisap darah satu sama lain??" ucap Sooyoung terengah-engah.
Kemudian ia teringat kejadian masa lalunya. Kejadian yang telah membunuh ayah, ibu dan keluarga lainnya, bahkan dirinya pun hampir terbunuh. Kepalanya pusing seketika. Dia tak mendengar apapun disekitanya. "Ya, young-ah gwaencahana?" tanya Chanyeol yang datang mendekatinya. Sooyoung tak mendengarnya, kemudian ia terduduk. Chanyeol yang terkejut menangkapnya seketika. "Ya, Wae geurae?" tanya Chanyeol. Chanyeol kemudian menggendongnya di punggungnya. Dia berjalan mengantar Sooyoung pulang kerumahnya.
Mereka hampir sampai ke rumah mereka. Sooyoung tersadar dari tidurnya. Dia terkejut saat tersadar berada di atas punggung Chanyeol.
"Yeol-ah gomawo." Ucap Sooyoung sendu.
"Kau sakit?" tanya Chanyeol.
"Ani!!" ucap Sooyoung.
"Lalu?" tanya Chanyeol kembali.
"Aku hanya teringat kejadian tragis di masa lalu." Ucap Sooyoung.
"Kau harus istirahat." Ucap Chanyeol.
"Ara!" Jawab Sooyoung.
Akhirnya merek sampai di rumah. Jungsoo-appa terkejut melihat Sooyoung yang sedang di gendong oleh Chanyeol.
"Chanyeol ada apa?" tanya Jungsoo appa yang beranjak melihat putrinya.
"Dia hanya butuh istirahat." Jawab Chanyeol.
Chanyeol kemudian membaringkannya di tempat tidur.
"Aku ingin bicara denganmu. Datanglah ke ruanganku." Pinta Jungsoo appa.
"Ne." Jawab Chanyeol.
Mereka kemudian pergi ke ruangan Jungsoo.
"Ada apa kepala sekolah?" tanya Chanyeol.
"Panggil aku appa!" pinta Jungsoo.
"Katakan saja apa yang ingin appa katakan." Ucap Chanyeol.
"Minum ini. Ucap Jungsoo appa." Pinta Jungsoo appa.
"Apa ini?? Darah??" tanya Chanyeol.
"Aku tidak akan mau meminumnya. Sampai kapanpun." Ucap Chanyeol.
"Aku tahu tubuhmu haus darah. tapi kau berusaha menolaknya. Biar bagaimanapun manusia yang telah digigit oleh vampir kelas atas. Dia akan menjadi vampir juga." Jelas Jungsoo appa.
"Aku bukan vampir. Dan aku tidak mau menjadi seperti mereka yang telah membunuh keluargaku dan mengambil kakakku. Monster penghisap darah." ucap Chanyeol marah dan langsung pergi meninggalkan Jungsoo
"Ya! Chanyeol-ah!" panggil Jungsoo appa.
Namun Chanyeol tak menghiraukan panggilannya dan pergi begitu saja. Dia hanya meminum pil yang biasa dia konsumsi untuk memendam naluri vampirnya. Sooyoung terkejut mendengar pembicaraan itu. Dia tak bermaksud untuk menguping. Tapi dia mendengar semuanya. Dia terkejut bahwa Chanyeol juga vampir, lebih tepatnya adalah manusia yang berubah menjadi vampir. Karena itu-lah dia sangat membenci vampir. Semua keluarganya terbunuh, lebih tepatnya di bunuh oleh para vampir. Kakanya yang masih hidup menjadi tawanan para vampir. Bahkan sejak saat itu dia tidak pernah bertemu dengan kakak laki-lakinya.
-=Keesokan harinya=-
"Dia terlihat murung sepanjang hari. Padahal hari ini hari libur. Sikapnya aneh dari kemaren. Apa dia sudah tidak kuat menahannya?" gumam Sooyoung diatas pohon sambil memperhatikan Chanyeol. Chanyeol kemudian meminum sebuah pil, dan beranjak pergi. Sooyoung yang khawatir mengikuti Chanyeol. Chanyeol melewati gerbang utama sekolah. Dia pergi tanpa arah. Wajahnya murung, dan langkahnya terlihat goyah. Sooyoung tetap mengikuti dan mengawasinya. Di tengah perjalanan Sooyoung melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Namun setelah itu dia sadar bahwa dia kehilangan Chanyeol. Dia tak melihat kemana Chanyeol pergi. Dia berlari menelusuri semua jalan, namun tak menemukannya. Dia terkejut saat bukan Chanyeol yang dia temukan, malah Sungjae yang ia temukan. Dia terkejut melihatnya berbincang dengan lelaki yang sedikit menyeramkan. Dia bersembunyi. Entah mengapa kakinya seakan kaku saat mau pergi dari tempat itu. Dia ingin bertanya tentang hal yang ia lihat kemarin. Namun tanpa sengaja ia mendengar pembicaraan mereka.
"Sedang apa paman meminta bertemu denganku? Apa paman ingin membunuhku sekarang?" tanya sungjae to the point.
"Tidak... aku masih mencari adikmu itu. Aku tahu dia masih hidup bukan?" ucap paman Hyunseung.
"Dia sudah mati. Kenapa kau tak mengorbankan aku saja? " tanya Sungjae.
"Ani... aku hanya membutuhkannya untuk menyempurnakan kekuatanku untuk menguasai dunia." Jelas paman Hyungseung.
"Bukankan aku juga pewaris darah murni? Apa itu tidak cukup?" tanya Sungjae.
"Aku hanya membutuhkan anak perempuan dari keturunan darah murni." Ucap Hyungseung.
Perbincangan mereka yang begitu panjang berakhir tanpa ada hasil. Pamannya pergi begitu saja tanpa melukai Sungjae sedikitpu. Sooyoung semakin penasaran pada dunia vampir juga Sungjae. Kemudian dua suara yang berbeda dari dua arah berbeda menyadarkan lamunannya.
"Sooyung-ah sedang apa kau disini?" tanya Sungjae dan Chanyeol.
Sooyoung yang terkejut, celingak celinguk melihat mereka berdua. Chanyeol kemudian menarik tangan Sooyoung dan mengajaknya pulang. Namun Sungjae menarik tangan Sooyoung yang lain. "Tunggu!" ucap Sungjae. "Ada apa lagi?" tanya Chanyeol. "Aku tidak ada urusan denganmu.!" Ucap Sooyoung menatap Chanyeol sinis. "Apa kau sedang menungguku?" lanjut Sungjae. Kemudian Sooyoung menghentakkan tangannya yang melepas genggaman tangan kedua lelaki itu. "Chanyeol kau pulanglah lebih dulu, dan Sungjae sunbae tidak ada yang ingin ku bicarakan denganmu." Ucap Sooyoung. Kemudian dia meninggalkan mereka berdua. Lelah berlari Sooyoung duduk di sebuah bangku taman. Ia terdiam sejenak . kemudian seorang anak lelaki menghampirinya dan menyadarkannya.
"Noona.. noona... tolong ambilkan balonku!" pinta anak tersebut.
"Odi??" tanya Sooyoung.
"Disana!" tunjuk anak tersebut kearah pohon di atas mereka.
Sooyoung membantu anak tersebut dan mengambilkan balon itu untuknya.
"Ini.. ambillah!" ucap Sooyoung.
Anak tersebut tak langsung membalikkan badannya. Kemudian anak itu membalikkan badannya dan membuat Sooyoung terkejut karena anak itu adalah vampir. Sooyoung melarikan diri. Namun vampir itu terus mengejarnya. Sooyoung tak tahu harus pergi kemana. Namun ia tetap berlari dan berlari. Namun deg... jantungnya terasa berhenti.... dia sampai pada jalan buntu. Dia hanya bisa berbalik dan mundur perlahan. Namun vampir tersebut tak mau berhenti.
"Jebal! Jangan lakukan apapun padaku." Ucap Sooyoung takut.
Namun vampir itu tak menghiraukannya.
"Sooyoung-ah!" Ucap seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang vampir itu.
"Chanyeol-ah, andwe!" Teriak Sooyoung.
Kemudian seseorang menutup matanya dan memegang tubuhnya. Angin kencang berhembus menerpa tubuhnya. Namun seseorang memeganginya dari belakang dan menutup matanya. Orang tersebut memeluknya dari belakang dengan sebelah lengannya. Jantung Sooyoung terasa berhenti sejenak. Kemudian orang itu melepas tangannya yang menutupi mata Sooyoung dan suara lembut berbisik di telinganya. "Gwaenchana Sooyoung-ah?" tanya laki-laki itu. Perlahan lelaki itu melepas pelukannya. Sooyoung membalikkan badannya dan melihat wajah orang itu. Mata mereka saling bertatapan dan bumi serasa berhenti sejenak. "Sung... jae sunbaenim" ucap Sooyoung lirih. "Chanyeol-ssi, bawa dia pulang. Lindungi dia dari vampir level E lainnya. Manusia yang digigit oleh vampir akan lebih haus darah dari pada kami." Jelas Sungjae. Kemudian Chanyeol membawa Sooyoung pulang, dan Sungjae pergi dengan cepatnya. Sooyoung tercengang dan tak mengerti dengan apa yang ia alami.
Sesampai di rumah Sooyoung langsung mandi. Dia sering melamun sejak kejadian itu. "Arrggghhh.... jebal!!" teriak Chanyeol. Mendengar teriakan tersebut, Sooyoung langsung masuk ke kamar Chanyeol. "Chanyeol-ah!! Wae?" tanya Sooyoung khawatir. Sooyoung melihat Chanyeol yang kesakitan berusaha menolak perubahan paa dirinya. Kuku-kuku itu mulai berubah menjadi panjang, tatapan itu-pun berubah. Melihatnya, Sooyoung langsung memeluknya. "Gwaenchana... gwaenchana..." ucap Sooyoung sambil mengelus punggung Chanyeol. Air mata itu keluar dengan sendirinya membasahi pipinya. Kemudian Sooyoung berbisik. "Gigit aku Yeol-ah!" ucap Sooyoung. "Andwe!! Pergilah... pergi!! Aku tidak ingin menyesalinya. Pergi!" Bentak Sooyoung. "Ani... ini yang kau butuhkan Yeol-ah... hisaplah darahku." Pinta Sooyoung. Chanyeol tetap menolaknya. Namun , tampaknya ia tak sanggup lagi menahannya. Kemudian..... taring panjang itu menusuk leher Sooyoung dan Chanyeol menghisap darahnya. Semua vapir di night class terkejut mencium bau darah yang tak asing bagi mereka. Bau darah yang begitu menggoda karena kelezatannya. "Centar!!" suara gelas jatuh itu terdengar dari kamar pangeran vampir seketika. Malam itu menjadi malam yang mengejutkan bagi para vampir.
Darah yang cukup banyak ia minum, membuat kondisi Chanyeol stabil kembali. Namun Chanyeol tertidur setelah itu. Sooyoung membaringkannya di ranjang Chanyeol. Sooyoung hanya bisa menatap sendu Chanyeol dan mengusap lumuran darah di mulut Chanyeol. Kemudian Sooyoung pun keluar. Sooyoung terkejut ketika melihat ayahnya berdiri di depan pintu kamar Chanyeol. "Apa sudah tiba waktunya?" tanya Jungsoo appa. "Ne, appa!" jawab Sooyoung. "Jaga dia, dia bisa berubah menjadi level E kapanpun." Ucap Jungsoo appa. "Oh.. appa!" jawab Sooyoung. "Istirahatlah di sini!" pinta appanya. "Ani... aku akan kembali ke asrama." Ucap Sooyoung. "Appa akan mengantarmu kalau begitu." Pinta Jungsoo appa. "Ani... appa jaga saja Chanyeol. Aku bisa kembali sendiri." Pinta Sooyoung. "Ani.. aku tak akan membiarkanmu sendirian. Aku akan menyuruh seseorang mengawalmu. Kau tunggulah sebentar!" pinta Jungsoo appa. "Ne." Ucap Sooyoung. Sooyoung pergi ke asramanya bersama Baekhyun. Suasana canggung menghantam mereka. Mereka tak begitu dekat juga tak begitu mengenal satu sama lain. kemudian Baekhyun membuka pembicaraan.
"Kau tak seharusnya melakukannya!" ucap Baekhyun.
"Mwo?" tanya Sooyoung.
"Darahmu hanya satu orang yang boleh meminumnya." Ucap Baekhyun.
"Apa maksudmu?" tanya Sooyoung.
"Kau akan mengerti semuanya bila waktunya tiba." Ucap Baekhyun.
Mereka berjalan dalam kesunyian malam. Sooyoung berjalan mengikuti irama langkah kaki Baekhyun hingga mereka tiba di asrama day class.
"Sudah sampai!" ucap Baekhyun.
"Gomapseumnida sunbaenim." Ucap Sooyoung menundukkan kepalanya.
Baekhyun tersenyum dan melambaikan tangan. Malam itu Sooyoung tak bisa tidur. terus terngiang apa yang ia alamu sejak siang hari hingga malam hari. Semuanya tentang vampir. Dia juga bingung tentang apa yang di bicarakan Baekhyun. "Lalu pada siapa seharusnya aku meberikan darahku?" gumam Sooyoung.

Vampire KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang