2. Meet with you

10 1 0
                                    

"kenapa bapa manggil saya ?" Revannya bertanya pada pak stev yang menyuruhnya datang ke kantor setelah jam pelajaran selesai.

"gini reva, bapa liat pretasi kamu di dance cukup baik. Tapi apa salahnya kamu mencoba yang lain, agar nanti memudahkan kamu masuk universitas favorit. Kalau hanya modal dance sepertinya tidak akan cukup." Pak stev menjelaskan.

"lalu pak, bagaimana ?"

"bapak punya penawaran untuk kamu. Bapa ingin kamu mengikuti perlombaan bulan depan di surabaya. Disana ada event seni terbesar yang diselenggarakan tiap tahun. Pesertanya itu siswa sekolah seluruh indonesia."

Reva mengangguk-anggukan kepalanya seolah mengerti "maksud bapa, lomba apa yang harus saya ikuti ?"

"disana ada lomba band, duet, dan menyanyi solo maupun group."

"oke pak, saya siap menyanyi solo di perlombaan tersebut." Reva menyanggupi dengan senyuman di wajahnya, ini merupakan kesempatan emas untuknya.

"bukan..bukan itu maksudnya. Bapa ingin kamu tampil duet bersama elzevan prasetyo." Pak stev memamerkan senyumannya. Berharap reva akan menyetujuinya.

Kaget. Reva gak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "a..ap..apa pak, zevan. Saya duet dengan zevan ?"

Revannya keluar daru ruangan pak stev dengan muka yang ditekuk. Bagaimana ini dia akan berduet dengan elzevan. Bukannya reva minder atau semacamnya, hanya mereka tidak dekat. Dan itu dipastikan akan canggung. Bukannya duet itu membutuhkan chemistry ?

Harusnya reva berduet dengan salah satu teman akrabnya. Sehingga bisa dengan mudah mendapatkan feel.

"lo revannya ?" ada seorang cowok yang mengintrupsi lamunannya.

Setelah reva mengangkat wajahnya, barulah dia tahu siapa orang yang mengajaknya bicara itu. Iya benar, dia zevan.

"iya gue reva."

"kita perlu bicara." Setelah mengatakan itu tanpa permisi zevan mengamit lengan reva dan mengajaknya ke bangku ditaman sekolah yang cukup sepi, karena hampir semua siswa telah pulang.

ZEVANNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang