Di tengah keramaian, mata seperti kucingnya mengamati cowok berambut hitam legam itu. Sementara jemari tangannya mengetuk pada permukaan meja yang ada di pojok kantin sekolah. Bukan salahnya bila ia tampak menyeramkan karena mengamati seseorang secara diam-diam. Hanya saja, setengah dari populasi kantin memang sedang melihat ke arah cowok itu, Kim Taehyung.
Ah, sepertinya kalimat itu kurang tepat. Mari kita ganti dengan kalimat yang pas: seorang cowok player bernama Taehyung sedang merangkul 'cewek barbie' ; yaitu cewek cantik dengan paras barbie namun terbuat dari plastik ... dan tidak memiliki otak.
Betapa jahatnya pemikiran itu.
"Taehyung!" seruan itu terdengar dari meja yang ada di tengah kantin. Kini, banyak pasang mata mencari asal seruan tersebut. Termasuk Taehyung sendiri.
Taehyung memasang cengiran super lebarnya saat melihat teman-temannya berkumpul di suatu meja, membentuk lingkaran kecil. "Eh, Jimin" balasnya singkat. Dia melepas rangkulannya dari 'cewek barbie' itu. " aku ke temen aku dulu, ya" izin taehyung padanya.
'Cewek barbie' itu mengangguk dengan wajah bahagia, Luna namanya. Luna sepenuhnya membiarkan taehyung pergi menghampiri meja teman-temannya. Sesudah taehyung pergi, Luna berlari kecil menuju teman-temannya yang ada di meja lain. Dari mimiknya, sepertinya cewek itu bercerita tentang pengalamannya menjadi pacar taehyung.
Cih.
Seharusnya cewek itu tahu akibatnya.
Hyeri berhenti mengamati kejadian serba drama tadi dan memilih fokus dengan makanan siangnya yang belum terjamah. Tiba-tiba selera makannya hilang. Padahal sebelum drama tadi, perutnya keroncongan seperti belum makan sebulan. Selama beberapa saat, Hyeri cemberut. Ia menutup bekal makan siangnya dan berdiri dari kursi kantin.
Tapi, seseorang tiba-tiba mendorong bahu hyeri agar kembali duduk.
Hyeri mendongkak, hendak menyemprot orang yang bertingkah seenaknya itu. Tetapi ia terdiam ketika tahu pelakunya adalah Irene, sahabat baiknya sejak sekolah dasar. "Demi apa Luna pacaran sama Taehyung?" Tembak Irene langsung dengan raut cemas di wajah cantiknya,pertanyaan Irene persis seperti yang Hyeri duga.
Kapan sih, topik obrolan Irene tidak melulu tentang Taehyung? Demi apa si itu pacaran sama Taehyung? Demi apa si ono pacaran sama Taehyung? Demi apa? Demi apa? Demi apa? Ngeselin!!
Bisa-bisa gue pecat Tara dari sahabat,
Batin Hyeri kesal.
"Tanya aja sendiri sama yang bersangkutan" ucap Hyeri ketus dan berusaha kembali berdiri.
Bukan Irene namanya kalau tidak mendapatkan yang ia mau. "Gue nanya Luna, tapi dia ngak ngasih tau. Emang bener, tadi Luna di rangkul sama Taehyung sampe ke kantin?" Desaknya seraya menahan bahu Hyeri dengan kedua tangan.
Hyeri melirik Luna, cewek itu masih mengobrol dengan teman-temannya. Kapan Irene mengobrol dengan Luna? Seharusnya Hyeri melihat?, setidaknya sekali. Huh, dasar Irene. Masa dia mau membohongi Hyeri karena Taehyung?
Jengkel, Hyeri kembali pada Irene. "Makanya, kalo ngak mau ketinggalan bahan berita, makan siang di kantin jangan di kelas melulu."
"Lo kan tau gue lebih suka makan di kelas" gerutu Irene sambil mengerutkan alisnya. "Jadi... mereka beneran pacaran?"
ASTAGA
"Nggak", jawab Hyeri datar, membuat raut cemas Irene berubah bahagia. Hyeri melanjutkan kalimatnya sambil tersenyum tipis. "Maksudnya, gue nggak tahu."
Betapa Hyeri senang melihat raut kesal bercampur cemas yang ada di wajah Irene. Hyeri terkekeh kecil seraya melepas genggaman Irene di bahunya.
"Udah ah, gue mah ngasih makalah ke Taehyung terus balik ke kelas," kata Hyeri lelah.
Irene terpaksa menyingkir dan memberi jalan, namun ketika Hyeri lewat, Irene sempat berbisik. "Tolong, tanyain dong, Taehyung pacaran sama Luna atau enggak."
Merespons itu, Hyeri hanya memutar bola matanya bosan lalu berjalan ke meja Taehyung dengan makalah OSIS di dekapannya.
Ketika Hyeri melintasi kelompok cewek beken, terdengar komenter nyinyir seperti, "Wih, wakil ketua OSIS lewat," atau "Jutek banget, Mbak?" hingga, "Hati-hati,jangan cari masalah sama Hyeri,kecuali Taehyung"
Jangan cari masalah sama Hyeri kecuali lo Taehyung.
Hyeri mengabaikan semua komentar itu dan berjalan ringan menuju meja Taehyung dan teman-temannya. Cowok berambut acak-acakan itu tampak mengobrol seru dengan teman-temannya saat Hyeri berdehem. Perlahan, tawa keenam cowok itu mereda dan mereka kini memperhatikan Hyeri lamat-lamat.
Berusaha mengabaikan tatapan penasaran dari keenamnya,Hyeri pun menyerahkan makalah pada Taehyung. "Dari, Hanbin," kata Hyeri,menyebut nama sekertaris umum OSIS dengan nada datar. "Hari ini, dia nggak masuk karena sakit, makanya dia nitip makalah ini ke gue"
"Dia nitip ini ke lo?" Tanya Taehyung sambil menerima makalah itu dan membolak-balik halamannya. "Kenapa nggak lo aja yang simpen?"
Hyeri tau Taehyung tidak bermaksud menyinggungnya, tapi amarahnya naik ke permukaan karena jawaban dari salah satu teman cowoknya.
"Karena lo ketua OSiS," jawab teman Taehyung, Jeno, dengan polos
"Ah," Taehyung memasang senyum tipis dan menoleh ke arah Jeno. "Tumben lo pinter, No,"
Menyebalkan, masih pada topik yang sama.
"Kalo makalahnya cuma dipelototin tanpa simpen lebih baik makalanya gue pengang," sentak Hyeri seketika melihat Taehyung yang haya memandangi makalah di tangannya.
Taehyung tertawa dan hanya satu tingkahnya saja membuat hyeri gondok setengah mati. Rasanya, Hyeri ingin membenturkan kepala Taehyung ke dinding sehingga tawanya berhenti berikut nyawanya.
"Gue akan simpan makalah ini sebaik mungkin seperti anak sendiri" ucap Taehyung setelah tawanya mereda, ia mengedipkan sebelah matanya pada Hyeri sebelum menyantap makan siangnya.
Hyeri pun dengan senang hati menyingkir dari hadapan Taehyung.Bagi Park Hyeri, Taehyung akan tetap dan selalu menjadi musuh terbesarnya. Perangai Taehyung yang menyebalkan sepertinya tersamarkan bagi cewek-cewek lain yang hanya menilai tampangnya. Tapi tidak untuk Hyeri. Karena dari awal kenal, Hyeri gondok dengan spesies semacam Taehyung.
Hyeri masih ingat ketika MOS SMA, dia terpilih menjadi Ratu MOS berkat keberaniannya menentang kakak kelas yang bertindak semena-mena. Saat itu, Hyeri amat bahagia... hingga Taehyung mendadak muncul di sebelahnya sebagai Raja MOS.
Begitu penyerahan mahkota, tiba-tiba Taehyung menyenggol mahkota Hyeri sehingga jatuh dan rusak, terbelah dua. Sampai sekarang, Hyeru tidak tahu tujuannya, karena saat MOS itu dia terlanjur kesal dan mengomeli Taehyung. Acara MOS sepenuhnya kacau karena insiden itu.
Karena itu pula, hanya Irene yang mau menjadi teman Hyeri. Semua siswa takut untuk sekedar mengobrol dengannya karena teringat insiden itu.
Kalau bukan karena Taehyung gue bisa jadi ketua OSIS, Batin Hyeri ambisius tiap kali mengingat insiden pertamanya dengan Taehyung. Kalau bukan karena Taehyung, Hyeri tidak akan semenderita ini.
Lamunan Hyeri buyar ketika teman yang duduk di bangku di depannga menyerahkan rapor bayangan di tengah semester. Dari raut temannya, jelas ada ketakutan nyata. Bahkan, teman satu kelasnya saja takut dan tidak mau berurusan dengan Hyeri.Hyeri menghela napas, lalu mengambil kertas berwarna kuning cerah itu. Ia pun mengecek nilai-nilainya secara runtut.
A, A, A, A-, A-, A, .... C
Mata Hyeri melotot. Dari semua nilainya yang tampak indah mempesona, ada satu kotoran kecil. Hyeri membaca nama mata pelajarannya dan ia menghela napas lelah. Pelajaran Musik.
Tentu saja.
"Karena ini masih nilai sementara, kalian bisa memperbaiki nilai dengan mendatangi guru yang di maksud". Ucap wali kelas Hyeri, menimbulkan banyak gerutuan dari berbagai arah. "Ibu harap kalian serius dengan nilai-nilai karena sekarang kalian sudah di semester lima."Semester lima. Berarti sebentar lagi ia lulus SMA. Sebentar lagi ia tidak perlu melihat tampang Taehyung yang menyebalkan, tidak akan diganggu, dan ia bisa memiliki kesempatan berteman tanpa perlu di takuti.
Pikiran itu membuat semangat Hyeri timbul meskipun ia malas untuk berhadan dengan guru musiknya.
Sebentar... lagi.. masih ada harapan
Hyeri tersenyum kecil menaruh rapor bayangannya dengan rapi di dalam binder#tbc
Jangan lupa voment💖