Dengan pandangan mata bosan, ia melihat wajah merah padam menahan amarah milik cewek itu. Tidak biasanya, cewek bermata minus itu kehilangan kontrolnya di rapat OSIS. Sore ini pengecualian, karena cewek itu seperti siap meledak kapam saja.
"Saya tidak setuju." Ucap cewek itu dengan nada lantang dan keras. "Prom Night itu menyimpang dari budaya kita. Saya tidak menyetujui diadakan prom night."
Terdengar bisik-bisik samar dari pengurus OSIS yang duduk di sisi kanan dan kiri meja panjang ruangan OSIS. Ada yang berseru setuju, tapi ada juga yang tidak. Masing-masing dari mereka tidak mau bersuara terlebih dahulu, mengingat posisi cewek itu jauh di atas mereka.
Namun, posisi Taehyung sangat jauh di atas cewek itu."Prom Night bukan lagi budaya Barat, bila itu yang saudari Hyeri maksud. Sekarang sudah banyak sekolah yang mengadakan prom night sebagai tanda kelulusan. Ditambah, kepala sekolah kita telah menyetujuinya. Tidak ada lagi alasan untuk membatalkan acara ini" balas Taehyung sambil tersenyum kecil, pandangan matanya masih bosan.
"Jadi saya rasa, perdebatan ini terselesaikan dengan baik."Taehyung tau Park Hyeri bukan tipe cewek yang mudah menerima pandangan baru. Maka dari itu, Taehyung sudah menduga reaksi Hyeri. Wajahnya semakin merah keunguan, suada giginya bergemeletuk terdengar di seantero ruangan OSIS.
"Tetap saja, itu sebagai penunjuk bahwa moral bangsa kita telah turn." Ucap Hyeri kesal
"Mungkin itu hanya pikiran kolot anda," balas Taehyung. Hyeri mendengus geli. "Atau pikiran anda sudah terganggu, dan syaraf anda telah putus."
"Interupsi Bahasa," seorang pengurus OSIS mengancungkan tangannya, menghentikan perdebatan kecil antara Taehyung dan Hyeri.Mendengar iterupsi itu, Hyeri melotot dengan wajah menyeramkan, yang menurut sebagian orang akan menjadi mimpi buruk, sementara bagi Taehyung itu adalah kesenangan tersendiri.
Hyeri merapikan barang-barangnya yang berserakan di meja, lalu memasukkannya ke dalam tas. Dengan dagu naik Hyeri berbicara, "Saya, Park Hyeri, undur diri dari rapat kali ini. Bila saya tetap berada disini, mungkin kepala saya bisa meledak. Tidak,tidak. Kepala saya memang sebentar lagi akan meledak." Lalu ia melayangkan satu tatapan tajam pada Taehyung.
Ucapannya sangat sinis, membuat pengurus OSIS lain tidak mampu berkutik. Cewek dengan rambut hitam legam itu berdiri dari tempat duduknya dan berderap keluar ruangan.
Sesaat, ruangan hening sebelum akhirnya pecah dengan gerutu dan helaan napas lega. Beberapa dari mereka takut sekaligus kesal dengan Hyeri. Tapi mau bagaimanapun, kalimat 'jangan cari masalah dengan Hyeri kecuali lo Taehyung' sepertinya melekat erat sehingga tidak ada yang berani untuk memprotes sikap sewenang-wenangnya.Taehyung menghela napas lelah, tersenyum, lalu ikut undur diri. Ia pun mengejar Hyeri untuk memberi cewek itu sedikit 'pelajadan' karena sikapnya kekanakan.
"Hyeri!!" Panggil Taehyung begitu melihat Hyeri ada di koridor kelas XII, tengah menendang-nendang pintu kelas XII-IPS dengan sadis.
Mendengar namanya disebut, Hyeri berhenti menendang pintu tak bersalah itu dan menoleh ke asal suara Taehyung. Mata bak kucingnya menyipit,bibirnya mencebik, dan cewek itu berderap menjauhi Taehyung.
"Hyeri, lo sangat bertindak kekanakan sekarang." Gertak Taehyung, ia berlari mengejar Hyeri dan menangkap pergelangan tangan cewek itu, menyentakan sehingga Hyeri kini berhadapan dengannya. "Hyeri."Hyeri balas menyentak tangan Taehyung. "Apa?" Tanyanya dengan nada sinis dan kesal. "Masih belum puas untuk mempermalukan gue?"
"Maksud lo apasih?" Tanya Taehyung sambil tersenyum geli.
"Lo mempermalukan gue sebagai wakil ketua OSIS, harusnya lo sebagai ketua OSIS mendukung pandangan gue!!" Jelas Hyeri dengan mata melotot, seolah ucapannya tidak perlu lagi dilisankan. "Sekarang lo bahagia, karena dengan posisu yang lo dapatkan, lo bisa melakukan apapun. Apa pun!!!"
" pikiran lo sempit banget sih kayak kamar kosan," Taehyung terkekeh. "Jujur aja Ri. Sebenarnya, lo marah kayak gini karena....," dengan sengaja, Taehyung menggantungkan kalimatnya. Ia mendekat kearah Hyeru dan berbisik pelan.
" lo nggak punya cowok yang bisa lo ajak ke prom night."Taehyung tahu sebentar lagi Hyeri akan meledak. Karenanya, menjaga jarak dengan mata menatap bosan ke arah Hyeri. Seperti dugaannya, wajag Hyeri memerah menahan amarah. Cewek itu mengepalkan tagannya, lalu tanpa aba-aba Hyeri menampar pipi kanan Taehyung dengan telak.
"Gue rasa pikiran lo yang teralalu sempit" desis Hyeri dengan mata memincing, dia mengambil satu langkah maju, sehingga jaraknya dengan Taehyung hanya beberapa senti. "Gue akan punya pasangan prom dan gue akan sangat yakin, dia lebih baik dari pada lo."
"kita liaf nanti," kata Taehyung mulai tertantang. Giginya bergemelutuk saat ia berkata, "siapa yang bakal nangis berdarah nantinya."
Tanpa mengucap satu kalimat lagi, Hyer pun berbalik pergi meninggalkan Taehyung sendirian dengan bekas tamparan yang masih berdenyut menyakitkan di pipi Taehyung.
Sialan, tenaga badak.~
Bagi Kim Taehyung, Hyeri akan selalu menjadi musuh terbesarnya . Sikap kekanakan dan sewenang-wenangya kerap kali menyulitkan di ruang OSIS. Apalagi dengan sinisme yang sepertu mengikuti ke mana pun Hyeri pergi, membuat cewek ini seratus kali lebih menyebalkan.
Taehyung selalu berusaha sabar menghadapi spesies aneh semacam ini, tapi sepertinya kantung kesavaran taehyung sudah habis setiap kali terjadi insiden antara dia dan Hyeri.
Taehyung jadi mengingat awal mula perselisihan tak terhingga mereka. Saat itu Taehyung terpilih menjadi Raja MOS sedangkan cewek bermata sipit itu terpilih menjadi Ratu MOS.
Begith penyerahan mahkota, Taehyung bersungguh-sungguh ia tids sengaja menyenggol magkota Hyeri sehingga jatuh dan rusak. Namun cewek itu tidak mau mendengarkan pembelaannya. Hyeri terus mengomel dan menyebutnya brengsek sehingga Taehyung akhirnya pura-pura mengaku kalau dia sengaja. Tentu saja insiden kecil tersebut membuat acara MOS kacau balau.
Karena itu pula, Taehyung mendaftarkan diri menjadi ketua OSIS ketika tahu Hyeri ambisius dengan posisi itu pada saat kelas IX. Taehyung ingin mengirimkan 'balas dendam' kepada Hyeri, terbukti dengan posisi yang mereka dapatkan sekarang
Kalau bukan karena Hyeri gue nggak dicap sebagai cowok brengsek, batin Taehyung kesal tiap kai mengingat insiden pertamanya dengan Hyeri. Kalau bukan kareja Hyeri, Taehyung tidak akan seterganggu inin
Lamunan Taehyung buyar ketika suara detingan lift menunjukkan bahwa ia sampai di lantai yang dituju. Taehyung sejenak menghela napas lelah, melihat koridor dengan nuansa putih bersih itu. Pemandangan yang familiar di sore hari setelag Taehyung pulang sekolah.
Taehyung berjalan keluar lift dan menuju salah satu kamar rawat di koridor ini. Kamar rawat yang selama dua tahun menjadi tempat favoritenya. Begitu ia sampai, Taehyung membaca nama pasien yang tertera di samping pintu : Jeon Jisoo.
Tentu saja."Apa kabar, Soo?" Tanya Taehyung setelah ia masuk ke dalam kamar Jisoo dan bediri di tengah ruangan. Matanya menatap perempuan yang tengah berbaring di tempat tidur. Kelopak mata Jisoo tertutup, sementara banyak selang yang monopangnya tetap hidup. "Tadi di sekolah... gua bosen banget karena nggak ada lo."
Tidak ada balasan dari Jisoo kecuali deru napasnya yang teratur.
Taehyung duduk di sisi tempat tidur Jisoo dan meraih tangan perempuan itu dengan hati-hati. Ia mengamati tangan kurus dan pucat tersebut, lalu tersenyum lesu
"Gue mau lo bangun, trus kita kakan es cendol bareng Jungkook," pinta Taehyung suaranya sedikit pecah. Dia menatap lamat-lamat wajah Jisoo . "...please?"Sebenarnya Taehyung tahu Jisoo tidak mungkin menjawab pertanyaannya tadi selama matanya belum terbuka. Tapi, dua tidak putus asa untuk terus mencobanya setiap hari. Taehyung ingin sekali saja Jisoo memberikan respons padanya. Entah itu sebuah anggukan atau hanya suara, "Ayoo, Tae."
"Gue tetep yakin, Soo" Taehyung menaruh tangan Jisoo di tempatnya kembali, "Gue tetep yakin kalau suatau saat, lo bakal bangun dan menerima ajakan gue tadi."
Suatu saat... masih ada harapn.
Taehyunf tersenyun kecil dan menaruh bunga mawar untuk Jisoo di nakas tempat tidur.#tbc
Jangan lupa voment ya😂😂