"Gu-Gue.... Gu-e...." Elsa berusaha menelan salivanya. "Sorry Rain."
"Gapapa. Sans." Jawab Rain santai.
Elsa menatapnya bingung. Beberapa detik kemudian Rain berjalan meninggalkan Elsa. "Ra mau kemana? Bentar lagi bel masuk."
"Bilang aja gue gamasuk." Teriak Rain dari jauh sana.
Elsa bingung. Dia berpikir mungkin mood temannya itu sedang baik. Elsa pun melanjutkan membaca buku itu di lembar kedua.
[.]
"Gabaik cabut dari kelas kaya gini."
Mata melihat sepasang sepatu yang berdiri tepat di depan sepatu yang Rain pakai, Rain pun mendongakkan kepalanya. "Ngapain lo disini? Ini bukan sekolah lo."
"Iseng aja. Harusnya gue yang nanya, ngapain lo disini?"
"Capek belajar."
"Seharusnya lo ga menyia-nyiakan waktu lo buat hal yang gapenting kaya gini. Banyak orang yang bermimpi buat seko--"
"Shut up! Kalau lo dateng cuma buat ceramah mending lo pergi. Gue mohon dengan sangat kepada saudara Awan untuk pergi meninggalkan tempat ini sekarang juga."
Awan terlihat diam dan setelah beberapa detik kemudian Rain mendengar suara langkah kaki yang menjauh. Rain tidak memperhatikan Awan keluar, dia menunduk. Namun dia memperkirakan Awan sudah pergi dari ruangan ini.
5 detik
10 detik
30 detik
Rain masih merasa ada yang mengganjal hatinya, namun dia tidak tahu jelas hal apa itu.
40 detik
50 detik
"FVK!! Ini ruangan kan gue kunci!!" Rain mengambil kunci yang ada di saku rok nya itu. "Gimana Awan bisa masuk ke ruangan ini sht!!!" Lanjutnya panik.
Hanya ada satu kalimat yang ada dibenaknya sekarang.
'Awan nembus pintu'
"Rain muka lo kenapa pucet gitu?"
Rain terlonjak saat ada yang menepuk pundaknya. Dengan takut-takut dia menoleh kebelakang.
"A-awan lo ngapain disini?!!!! Lo sebenernya siapa????" Teriak Rain histeris.
"Gue lupa kalau gue tadi cuma mau ngingetin lo buat masuk ke kelas. Gabaik nyia-nyiain sesuatu. Belajar untuk ngehargain sesuatu dong Ra, meskipun itu hal kecil, lo gabakal tahu gimana kedepannya." Awan tersenyum kearah Rain. Dan detik itu juga tubuh Rain terjatuh keatas lantai.
[.]
Rain membuka matanya dengan pelan. Belum setengah sadar, tetapi Rain sudah bisa mendengarkan suara perempuan yang sedang menggedor-gedor pintu.
"Rain buka pintunya!!! Gue tau lo di dalem!!! Ini udah jam pulang sekolah dan lo belom keluar juga!!!"
Rain mengumpulkan kesadarannya itu. Rain memperhatikan sekeliling ruangan ini. Masih sama. Tiba-tiba Rain teringat hal yang membuatnya pingsan dan dengan cepat Rain langsung mencari kunci di sakunya dan membuka pintu ruangan itu.
"Astag--"
"Ikut gue!" Rain menarik tangan Elsa dan dengan cepat meninggalkan tempat itu.
[.]
"Lo ngapain sih?" Elsa mengelus tangannya itu. Pergelangan tangannya terlihat merah akibat ditarik oleh Rain.
"Gue mau ke belakang gedung putih yang deket taman itu. Lo tau ga?" Ucap Rain terburu-buru sambil merapihkan barang-barangnya kedalam tasnya.
YOU ARE READING
Second Chance
Teen Fiction(Complete) Karena Awan, Hujan membawa cerita yang dititipkan langit kepadanya. Tetapi Awan juga yang menghentikan ego Hujan untuk berhenti membasahi bumi. Setelah Hujan datanglah pelangi. Tapi tanpa Hujan, Pelangi tidak akan pernah ada. Cover by me ...