Prologue

111 12 3
                                    

Namaku Reina Avelina Marsiana, kerap di sapa Ana. Aku heran, mengapa semua orang selalu memandangku rendah? aku tidak tahu harus bagaimana untuk menunjukan ke mereka bahwa aku juga bisa seperti mereka.

Tapi, semangat ku tidak pernah pudar untuk menunjukkan ke mereka bahwa aku bisa lebih baik dari mereka yang normal dan tidak ketergantungan fisik seperti aku.

Ketika di sekolah aku hanya bersama ke-empat sahabatku saja, sedangkan sekolah ku sangat besar dan seharusnya aku bisa memiliki banyak teman. Tetapi, mereka semua tidak mau menerimaku sebagai teman karna alasan tidak mau berteman dengan orang yang penyakitan dan berwajah pucat seperti hantu.

Apa? Penyakitan?

Ya, sejak aku di Vonis menderita Kanker yaitu Kanker Limfoma Hodgkin. Sebenarnya, aku tidak pernah mengetahui bahwa aku menderita penyakit ini. Karena ayah selalu bertingkah seakan dirinya akan kehilangan seseorang yang sangat di sayanginya.

Aku heran, kenapa aku bisa terkena Limfoma Hodgkin ? Sedangkan penderita penyakit itu sebagian besarnya adalah pria. Atau mungkin, ini memang jalan untuk hidup ku.

Sering kali aku melihat ayah menangis sendirian hingga dia tidak menyadari bahwa sedari tadi aku berada di belakangnya. Ternyata selama ini ayah menyembunyikan sesuatu dari ku hingga aku memaksanya untuk menceritakannya padaku.

Ketika ayah bertingkah aneh dan terlalu over protektif di hadapan teman-teman ku, aku selalu bertanya

" papa ? Mengapa aku tidak seperti mereka? Yang bisa bebas bermain sedangkan aku? Aku lomba lari di sekolah saja papa selalu mengkhawatirkan keadaan ku. Aku malu pa, aku sudah SMA dan aku bisa mengurus diri ku sendiri lagi pula aku sehat kok pah "

Awalnya, kalimat pertanyaanku itu selalu di respond dengan pelukan ayah. Tapi, aku selalu ingin tahu apa yang ayah sedang sembunyikan. Dan kali ini Untuk pertama kalinya aku membantah ayah untuk bercerita hingga akhirnya ayah mau menceritakannya.

------------

Terkadang, aku suka merasa tersiksa karna ulah mama tiri ku yang hanya baik di hadapan ayah ku. Ayahku menikah setelah meninggalnya mama kandung ku 3 tahun yang lalu,

Aku selalu mencoba mengadukan ulah mama selama papa bekerja, tetapi ayah tidak pernah percaya terhadap apa yang aku ceritakan.

Meski mama ku adalah mama tiri, aku harus tetap optimis dan besyukur kalau aku masih memiliki seorang ibu karena begitu banyak orang yang merindukan kasih sayang ibu dan ingin merasakan memiliki orang tua. Untung saja Mama tiri ku tidak memiliki anak saat menikah dengan ayah, jika dia punya anak? Tamat sudah riwayat ku.

------------

Sejak kehadiran seseorang yang baru di hatiku, serasa hidupku berubah menjadi lebih berwarna. Karena, dia selalu menyupport ku untuk hidup lebih baik dan selalu membanggakan diriku sehingga aku tidak merasa bahwa aku seorang penderita Limfoma Hodgkin, mau menerima diriku apa adanya, bahkan ingin segera menikahi ku.

" bey, aku mau tanya satu hal sama kamu "

( bey adalah singkatan baby )

" mau tanya apa sayang? "

" apa kamu sayang sama aku? "

" ya sayang lah bey.. kalo aku gak sayang, untuk apa kamu ada di hidup ku? Selalu menemaniku? Selalu duduk dan berada di sampingku? "

" syukurlah, tapi kalo kamu sayang sama aku, aku ingin kamu mencari seseorang yang lebih baik dariku, tidak menderita penyakit sepertiku, dan bisa menggantikan posisiku sebagai kekasih mu. Karena aku takut, suatu saat nanti aku tidak akan lagi ada di kehidupanmu, tidak bisa menemanimu, bahkan tidak bisa menggenggam tangan mu lagi "

" kok kamu ngomongnya gitu sih sayang? Jujur, aku gak suka kalo kamu ngomong kayak gitu, Ngaco deh kamu. Hm.. baiklah, jika itu yang terbaik menurutmu aku akan menuruti mu tapi......

Hanya dia yang dapat menghilangkan rasa pahitnya hidup yang aku jalani. Hanya dia dan para sahabat ku lah yang selalu ada di sampingku jika sewaktu waktu aku melakukan kemoterapi. Dan hanya mereka dan ayah ku lah penyemangat hidup ku.

------------

Aku selalu berjuang dan tetap terus berjuang untuk membunuh sel kanker yang mencoba menguasai tubuh ku. Aku tidak akan membiarkan tubuhku kalah hanya karena sel kanker yang tidak tahu diri yang mencoba merenggut hidup bahkan nyawaku.

Aku memiliki seseorang yang tulus menyayangiku, perduli dengan keadaan ku dan kesehatan ku bahkan selalu menyupport ku di saat apapun keadaan ku.

*********

AUTHOR.

Siapa seseorang yang telah merubah hidup Ana menjadi lebih berwarna? Menerima diri Ana apa adanya bahkan bersedia menikahi Ana. Apakah kekasih Ana akan meninggalkan Ana dan menuruti keinginan Ana? Atau tetap bersama Ana? Dan sanggup kah Ana untuk bertahan hidup dan mematikan sel kanker yang ada di dalam tubuhnya?

Vomment dulu aja ya, semoga kalian suka :)) ini cerita kedua hehe yang pertama belom kelar sih, tapi pengen cari inspirasi baru aja hihi

Because Limfoma HodginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang