Chapter 8

2.7K 296 18
                                    

Kamar anak perempuan Gryffindor terasa sangat sunyi. Hampir semua anak perempuan di kamar itu sudah tertidur pulas. Tapi masih ada seorang gadis yang masih duduk termenung di atas ranjangnya dengan selimut tebal yang membalut seluruh tubuhnya.

Hermione masih tidak bisa tidur setelah malam panjang yang dilaluinya. Dia memutuskan untuk menginap di Asrama Gryffindor. Untuk saat ini dia masih belum ingin bertatap muka dengan Draco.

Dia memeluk kedua kakinya, dan kepalanya menyandar diantara kedua lututnya. Kalimat yang diucapkan Harry terus terngiang di telinganya. "Berjanjilah, Mione! Berjanjilah untuk melupakannya dan menjadilah bahagia."

Dia sudah berjanji kepada Harry, tapi entah mengapa ada sesuatu dalam dirinya yang ingin memberontak pada keputusan yang dia buat sendiri. Hermione menghela nafas berat. Dia tidak ingin memikirkan masalah ini. Dia menginap di asrama Gryffindor saat ini karena dia ingin menghilangkan kepenatan, bukannya malah terus-terusan memikirkannya.

Harry sudah sangat baik hati untuk tidak menceritakan masalah antara Hermione dan Draco kepada Ron. Bahkan kepada Ginny, kekasihnya sendiri.

Hermione melirik ranjang Ginny. Gadis itu tidur dengan sangat tenang, terlihat anggun dan damai. Sedangkan dirinya sendiri, untuk sekedar berkedip pun dia tidak sanggup.

Dia masih mengedarkan pandangannya keseluruh kamar. Tiba-tiba dia teringat kepada seseorang yang seharusnya tidak dia pikirkan. Sedang apa Draco saat ini? Apakah dia menyadari kalau saat ini teman satu asramanya sedang tidak ada di kamar? Apakah dia mengkhawatirkan teman sesame ketua muridnya itu? atau bahkan dia tidak peduli sama sekali dengan nasib gadis malang ini?Hermione menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras. Berusaha menghilangkan pertanyaan-pertanyaan asing yang sejak tadi memborbardir otaknya. Dia mendesah sekali lagi.

Hermione semakin merapatkan selimutnya. Dia turun dari ranjang dan berjalan pelan menuju pintu kamar anak perempuan. Mungkin dengan sedikit berjalan-jalan dia bisa menyegarkan pikirannya. Dia menuruni tangga dengan kaki sedikit berjinjit agar tidak menimbulkan suara. Dia tidak ingin membangunkan seluruh asrama.

Ruang rekreasi terlihat sangat aneh. Hermione belum benar-benar menginjakkan kakinya diruang rekreasi saat dia menyadari lampu ruang rekreasi nyala dan mati secara bergantian dan terus-menerus.

Hermione meneruskan langkahnya, berusaha sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Dia melihat ada seseorang yang sedang duduk diatas sofa ditengah-tengah ruangan. Sedang dudk sambil memainkan cahaya di sekitarnya. Rambut merahnya menyembul dari balik sofa yang membelakangi Hermione.

"Ron?" Hermione menerka.

Pemuda itu segera menoleh kearah Hermione. Cahaya dengan cepat keluar dari sesuatu yang sejak tadi di bawa Ron.

"Oh, hai, Mione?" ron gelagapan saat menyadari kalau Hermione sudah berdiri tepat di belakangnya.

"Sedang apa kau mempermainkan deluminator tengah malam begini?" Hermione mengerutkan kening. Dia tidak menyangka kalau akan bertemu Ron di saat seperti ini.

Ron menatap Hermione sesaat, dia sedang tidak ingin menjawab pertanyaan Hermione saat ini. Dia kembali duduk membelakangi Hermione.

"Sedang sedikit berpikir." Hermione mengangkat sebelah alisnya. Berpikir? Jarang sekali Ron berpikir tentang sesuatu hal sampai seserius ini.

"Er, baiklah. Mungkin lebih baik aku kembali ke kamar." Hermione mengangkat ibu jarinya menunjuk arah kamar anak perempuan. Tapi sepertinya Ron tidak terlalu peduli. Dia tidak menoleh kearah Hermione sama sekali.

Hermione menunduk lemas. Mungkin Ron masih belum bisa memaafkannya. Dia berjalan kembali kearah kamar anak perempuan dengan kaki sedikit diseret. Hermione sudah hampir menaiki tangga saat suara Ron kembali terdengar.

[10] "Don't Torture Me With Your Love" (DRAMIONE FANFIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang