Chapter 12

3.4K 233 32
                                    

[Vote dulu baru baca]






 

Selama di perjalanan pulang tadi seulgi hanya terus memikirkan ucapan sang dokter tadi. Dokter mengatakan bahwa kondisi kesehatan janinnya menurun, dan itu terpengaruh dari keadaannya sekarang. Ia tau bahwa karna terlalu memikirkan soal teror yang tak henti- hentinya, membuat dia dan kondisi kesehatan janinnya menurun.

“ jangan terlalu di pikirkan, nanti malah tambah drop” jimin duduk di samping seulgi sambil mengelus- elus rambutnya.

"Maaf, hiks... maafin aku hiks hiks" seulgi terisak, ia menyalahkan dirinya sendiri.

"Jangan salahin diri kamu sendiri, aku juga salah karna tidak becus menjaga kamu" jimin mengusap- usap punggung seulgi.

.
.
.

Irene POV

Karena sekarang jam makan siang, waktunya untuk para pegawai lain beristirahat sejenak. Aku? Nanti saja biarkan karyawan yang lainnya.

Melihat ada pelanggan masuk aku langsung berjalan menuju pelanggan itu, tapi anehnya ia masuk sambil melihat- lihat dengan ekspresi yang bisa di bilang songong.

"Selamat datang, bisa saya tau pesanan anda?"
Tanyaku yang datang menghampiri mejanya.

"Gue lagi nggk mau pesan, ntar aja ok" dengan songongnya pelanggan tadi menjawab perkataanku.

" tapi anda sudah datang ke cafe ini, berarti anda harus memesan sesuatu" Aku mencoba sopan dengannya .

" lo tuli atau gimana sih, kan gue bilang ntar aja, apa kurang jelas" anjir sumpah ini orang emang ngajak ribut, aku sampai tidak sanggup. Aku berbalik dan berniat pergi meninggalkan pelanggan tadi, namun tertahan saat ia mulai berucap kembali.

"Pantes deh pelayan disini nggk ada yang pinter, yang punya aja nggk tau malu, chik...." apa dia tadi habis menghinaku, dan tunggu apa dia mengenal seulgi?.
"Maaf tapi apa maksud anda?" Tanyaku masih bersikap sopan.

"Tuh kan nggk pinter" ucapnya sambil mengejek.

"Sebenarnya mau lo apa sih, gue udah sopan ya, kalo lo cuman mau ngehina doang mending lo pergi" ah aku sungguh sudah tidak tahan dengan sikap orang ini, lihat saja ia malah menyuekiku.

"Mau gue" ia berdiri dan mendekatiku seperti ingin berbisik.
"Bilangin ke boss tercinta lo itu, buat jauhin jimin" kemudian ia mengeluarkan smirk mengerikannya.

"Lo tau seulgi?" Ia hanya menjawab dengan gerakan di jarinya yang artinya sedikit.

"Itu mau gue, bisa"

" lo siapa, berani ngomong kek gitu, asal lo tau mereka udah nikah dan mereka juga udah bahagia" jawabku tak kalah songong darinya.

"Lo mau tau gue, gue mantan  pacarnya jimin, dan gue masih
mencintai jimin begitu juga jimin ke gue" ini orang bukan hanya songong tapi juga kePDan minta ampun.

"Mending lo yang jauhin kak jimin dan seulgi"

"Ini ada apa?" Tiba - tiba ada suara dari arah belakangku, saat ku lihat ternyata itu sehun.

"Maaf anda siapa, kenapa terlihat marah- marah?" Tanya sehun pada nenek lampir didepanku.

"Nggk usah nanya- nanya deh, dan nggk usah ikut campur" jawab si nenek lampir.

"Dia mantan pacar kak jimin, dia nyuruh aku buat bilang ke seulgi buat jauhin kak jimin" jelasku pada sehun.

Sehun membelalakan matanya.
"Lo?" Sehun menunjuk ke arah muka si nenek lampir.
"Lo yang neror seulgikan?" Giliran aku yang terkejut, astaga kenapa aku tidak terfikir sampai situ.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang