1. That Boy

18 2 0
                                    

Na Young terbangun dengan jantung berdegup cepat begitu mendengar suara wanita terkikik keras sekali. Seperti suara hantu yang pernah ditontonnya kemarin bersama Min Suk. Gadis itu menyambar ponsel di meja kecil dan detik kemudian suara menyeramkan itu tak lagi terdengar. Ternyata alarm ponselnya. Sial. Orang gila mana yang berani mengganti dering alarmnya jika bukan Kang Min Suk si tukang onar? Ingatkan Na Young untuk memberi sedikit pelajaran pada pria itu.

Alih-alih memikirkan Min Suk, Na Young teringat ada mata kuliah jam 9 nanti. Masih ada waktu tiga jam lagi untuk membersihkan rumah dan bersantai sedikit. Secangkir susu coklat dan semangkuk bubur terlintas di benaknya. Na Young melesat ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi.

Tidak sampai sepuluh menit Na Young sudah ke luar dari kamar mandi dan ia sedang menuruni tangga sekarang. Indra penciumannya menangkap aroma lezat samgyetang (sup ayam ginseng korea) dari dapur. Eomma (Ibu)? Mungkinkah ini?

Sambil berlari menuruni anak tangga, Na Young tersenyum-senyum dalam hati. Dia semakin menambah kecepatannya begitu sampai di lantai dasar dan berbelok ke kanan. Seseorang yang berdiri membelakangi gadis itu memutar kepalanya dan tersenyum lebar. Bibir Na Young tertarik ke bawah dan mendadak muram alih-alih duduk di kursi makan.

"Seharusnya aku sudah tahu." gumamnya pelan pada dirinya sediri.

Pria yang sibuk menuangkan kuah samgyetang ke dalam mangkuk melirik Na Young sebentar sebelum kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Yak! Kenapa wajahmu murung begitu? Bukankah kau sudah mendapat kejutan?" katanya berhasil membuat Na Young mengernyit bingung.

Pria bernama Min Suk menaruh samgyetang dan susu coklat di depan Na Young yang masih tampak berpikir.

"Kau tidak ingat. Seperti ini, Hi...hi...hi
...hi..." ucap Min Suk berusaha meniru suara hantu wanita, namun terdengar seperti suara orang terjepit.

Na Young melotot. "Kau gila? Mau membuatku serangan jantung? YAK!" pekiknya gemas kemudian menyambar sendok dan memukul kepala Min Suk sekuat tenaga.

Pria itu mengerang sakit dan berhasil menjauhkan kepalanya begitu Na Young hendak memukulnya lagi.

"Eih, anak ini. Kau tidak akan bangun dengan lagu mellow dan volume kecil seperti itu. Jadi kuganti, mengerti?" Min Suk meraih sendok baru dan menyerahkan pada Na Young. Gadis itu mendelik kemudian menyambar sendok kasar.

"Ada banyak judul lagu dan penyanyi di dunia ini, kenapa memilih suara jelek wanita itu?" oceh Na Young sambil memotong ayam utuhnya dengan pisau.

Min Suk yang sudah duduk di seberang kursi pura-pura berpikir. "Emm, mungkin karena dia cantik? Ya, dia hantu tercantik sejauh ini." Na Young yang sedang mengunyah nyaris tersedak.

"Apa kau akan memacari hantu itu juga? Eih, kenapa hanya ada wanita cantik dalam pikiranmu? Apa semua laki-laki seperti itu? Aigoo... (Ya ampun...)."

"Entahlah, tapi kurasa laki-laki suka jika melihat wanita cantik." jawab Min Suk mengangkat bahu.

"Apa ini? Kau sedang menggodaku, huh?" Na Young meletakkan sendok dan menatap Min Suk serius. "Kau mau bilang kalau kau suka melihatku, kan?" Alis Min Suk naik sebelah tapi detik setelahnya dia terbahak keras.

"Wae? (Kenapa?)"

"Eih."

"Yak!"

"Kang Min-ah!"

"Itu tidak lucu."

"Aku serius."

"YAK KANG MIN SUK!" teriak Na Young membuat tawa Min Suk sirna seketika.

"Aigoo... Kau lucu sekali." komentar Min Suk membuat Na Young membuang muka sebal.

"Ah, baiklah. Jika kau menghabiskan makananmu, aku akan membantumu membereskan rumah."

"Jinjja? (Benarkah?) kenapa tidak bilang dari tadi." Dan Min Suk hanya bisa membuang napas pasrah. Diam-diam dia tertawa dalam hati. Yah, bukan Min Suk namanya jika tidak pintar merubah mood gadis di depannya ini. Ah, tidak. Suasana hati Na Young memang cepat sekali berubah.
***

"DI MANA PARK NA YOUNG?" gertak gadis berwajah kebarat-baratan memasuki area perpustakaan. Beberapa orang tampak kaget dan segera menjauh. Sebagian mendekat maju karena penasaran. Na Young yang sedang asyik membaca di pojok ruangan pun terusik mendengar ada keributan di pintu masuk.

"Dia pasti ada di sini!"

"BAEK NA YOUNG! KELUAR KAU!"

"Jeny-ya, tenanglah...."

"Tunggu sampai gadis sialan itu datang."

"Heish, kau memang keras kepala."

"Mencariku?" Suara tenang Na Young menyahut.

"Yak! Kau yang membuat hubungan kami berantakan kan? Aku sudah tahu itu!" semprot Jeny menunjuk-nunjuk Na Young.

"Tunggu... Min Suk memutuskanmu?" tanya Na Young riang. Jeny tampak salah tingkah.

"Bukan. Aku yang minta putus." jawabnya percaya diri.

"Hah! Pembual."

"Itu tidak penting. Sini kau." ucap Jeny mulai menjambak rambut Na Young. Na Young tak terima. Ia melepas paksa kunciran rambut Jeny. Dan terjadilah aksi jambak-menjambak.

"Jeny-ya! Hentikan!" perintah gadis yang bersama Jeny berusaha menengahi. Tapi baik Jeny ataupun Na Young tak ada tanda-tanda akan berhenti.

"Nenek penjaga perpustakaan menyeramkan sudah kembali!" teriak seseorang di ambang pintu beberapa menit kemudian. Jeny dan Na Young tampak cemas.

"Awas kau ya." ancam Jeny mengakhiri aksinya.

"Sepertinya aku tahu alasan Min Suk memutuskamu." ucap Na Young sambil merapikan rambutnya lalu bergegas pergi.

"Itu karena make up mu yang terlalu tebal." bisiknya di telinga Jeny kemudian berlalu. Jeny berteriak frustrasi.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can be Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang