Berjuang tak segampang itu

44 1 1
                                    



Rrrrrrrrrrrrrrr............

Telepon genggam itu berdering kencang, mencari perhatian sang empunya.
Bintangnya berkelap-kelip, tanda ada telepon masuk.


Aku menghela nafas.

Rasanya sangat malas untuk bersosialisasi. Tapi karena berbagai tuntutan, akhirnya aku menghampiri ponsel pink itu sembari sedikit menyeret kakiku.



Nama itu terpampang jelas, diatas layar mungil itu. Aku mual.
Untuk apa dia menelepon? Toh sudah tak ada urusan lagi?
Apakah ada yang tertinggal?
Sepertinya aku sudah memastikan tak ada satupun yang tersisa?



Layar itu mati, sudah tak mencari perhatian.
5 menit kulalui dengan hening
dan dia yang kembali berkecamuk.


Aku menarik kursi putih itu, lalu meng-ambrukkan badanku disana. Akhirnya aku kembali bernafas, maksudku setelah 5 menit serasa sangat menegangkan.




Ya, dia.







Dia alasan mengapa mataku sembab





Dia alasan mengapa aku ingin mengakhiri segalanya




Dia alasan mengapa semuanya terasa sia-sia




Dan entah mengapa





Walaupun hanya rasa sakit yang ia tinggalkan





Aku pikir, itu sudah menjadi kebiasaan.
Kebiasaan yang menyakitkan.





Walaupun kamu tahu permen itu tidak baik untuk gigi, tapi tetap saja kamu bahagia mendapatkannya.






Walaupun kamu tahu asap itu dapat mengikis waktu hidupmu, tapi tetap saja satu dua hisapan setiap waktu.






Tak berlogika, tapi memiliki rasa
Kurasa itu cinta







Aku tak tahu mengapa



Hampir setiap orang
Setiap berkata tentang cinta
Selalu berkata hal yang menyakitkan

Aku rasa mereka bicara tentang kecewa?







Bila memang cinta,
Takkan ada keluh kesah






Tapi apakah cinta sebegini menyakitkan?




Bila memang cinta,
Aku pikir tak ada lagi rasa ingin menyakiti






Karena jika cinta itu murni,
Ia hanya ingin mencintai
Bukan menyakiti
Apalagi membenci






Mungkin itulah yang kulakukan sekarang ini
Mungkin karena itulah egoku terlalu tinggi
Tak ingin melepas dia pergi
Hanya ingin kumiliki sendiri
Tak ingin berbagi





Tapi kuyakin tak hanya aku yang membutuhkannya, aku harus rela






Walaupun sedih itu ada, walaupun sakit itu nyata, walaupun ego itu pasti, walaupun marah itu bersikukuh disana,
Atas nama cinta
Semua pasti bisa





Dan aku berjuang disini,
Hanya untuk sebuah telepon
Hanya untuk beberapa menit berbicara







Berjuang untuk kembali mendengar suaranya
Berjuang untuk menahan segalanya

Ya, aku berjuang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang