Part 19

3.6K 160 22
                                    

Jut lanjut. Yuk yuk baca. Keep reading my lovely readers:*

***

Nik pov

"Ayudya anakku dear." Seketika tubuhnya menegang, ia tak lagi menatapku. Aku bingung, harus bagaimana aku membicarakan ini padanya.

Aku fikir ia tak akan pernah bertemu dengan nita. Jadi aku tak perlu menyakitinya lagi. Setelah semua mengenai fina yang sudah aku ceritakan 5 hari yang lalu, ia bisa menerimaku kembali.

Membuatku merasa menjadi suaminya lagi. Selalu menemani dan menyemangatiku untuk mendapatkan maaf dari putra kecil kami. Tapi setelah ini, aku yakin ia akan kembali marah padaku. Dan aku siap untuk kembali berjuang mendapatkan maaf darinya. Bukan. Bukan berati aku memanfaatkan kemurahan hati istriku. Melainkan ini semua sudah terlanjur terjadi dan aku harus bertanggung jawab atas semuanya.

Ia melihat ray yang sedang sibuk menyantap makan siangnya. Dan tersenyum padaku. Ah aku sangat mengharapkan senyum itu. Kuharap senyum yang ia berikan ini sebagai pertanda baik.

"Kita bicarakan dirumah saja. Kau harus kembali ke kantor dear."

"Kau memaafkanku dear?" Fayna tersenyum tak menjawab pertanyaanku. Sepertinya aku tak akan lagi mendapatkan maaf darinya. Kurasa aku memang sudah keterlaluan. Tapi sungguh. Aku tak mencintai nita. Kejadianku dengan nita tak jauh berbeda dengan fina.

"Gue ga ngerti kenapa bisa gue hamilin fina. Dan kenapa harus fina? Bahkan fayna tau fina cuma sahabat gue der. Apa jadinya kalo fayna tau, pasti dia ga akan pernah maafin gue. Fayna udah percaya sama gue kalo fina cuma sahabat gue sama kaya dia sama tama." Aku masih meneguk botol minumanku yang entah ini sudah botolku yang keberapa.

"Gue dari awal udah bilang sama lo nik. Lo harus cerita apapun tentang kehidupan lo sama fayna. Lagi pula fayna kan istri lo. Mungkin waktu lo lagi suntuk karna perusahaan lo tempo hari dan lo cerita sama fayna, lo ga akan ke club dan nidurin fina. Ini ga mungkin terjadi." Deri tangan kananku yang selalu mengurus clubku akan dengan setia mendengarkan ocehan mabukku dan tentu saja untuk mengawasiku agar tak meniduri wanita yang akan bisa hamil seperti fina. Paling tidak aku hanya meniduri wanita wanita jalang yang selalu melindungi diri mereka dengan pengamannya.

"Jadi maksud lo, gue harus ngasih beban gue ke fayna gitu? Heh, der. Gue sayang sama fayna. Gue ga akan buat fayna terbebani sama urusan gue."

"Urusan lo? Urusan lo urusan dia juga nik. Kalian itu udah berkeluarga. Dan sekarang? Lo ke club lagi disaat lo ada masalah dan mabuk. Lo mau kejadian lo sama fina terulang lagi hah? Nidurin perempuan dan akhirnya bikin dia hamil?"

"Hahahahahha bodoh. Untuk apa gue bayar lo, kalo lo gabisa kasih gue jalang yang ga akan hamil dan ga akan minta tanggung jawab gue." Aku bangkit dari tempat dudukku untuk mencari apapun yang bisa membantu ku menuntaskan penat di kepalaku.

Saat aku baru saja berdiri, deri segera menarik lenganku untuk keluar club. Aku dengan sigap melayangkan tinjuku pada wajahnya. Dia fikir siapa dia. Aku ini pemilik club. Bagaimana mungkin ia mengusirku dari rumahku sendiri.

Surprise After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang