Sang Badai

6 0 0
                                    


Karena dia memasuki sekolah yang sama dengan ku, waktu kami bertemu pun semakin sering dan akibat hal itu, rasa suka yang selama ini ku rasa sudah berubah menjadi CINTA. Dan aku yakin dengan hal ini tapi satu hal yang menjadi masalah, aku tak yakin apa dia kan menerima ku jika nanti kukatakan perasaan ini padanya. Ya, kami memang dekat selama ini tapi itu bukalah suatu jaminan buat ku. Ketika ku sedang berfikir tiba-tiba hp ku berbunyi dan setekah ku lihat ternyata itu pesan darinya, ternyata dia sedang ada masalah dan bingung harus bercerita kepada siapa, ya sudah aku pun menawarkan diri untuk menjadi tampungan curhatannya.

"Bang, aku boleh curhat kah sama bang Steve?". Tanyanya pada ku.

"Bolehlah, ngapa bah ndak boleh. Memang kau gik ada masalah apa?". Jawab ku sekalian bertanya padanya.

" Tapi bang Steve jangan kasi tau siapa-siapa ya bang". Jawabnya lagi

"Iya, untuk apa bah abang cerita sama orang lain tentang masalah kau". Kataku.

"Janji ya bang. Gini bang, aku sekarang ni lagi suka sama seseorang tapi dia tu ndak pernah peka bang sama aku, padahal aku udah kasi kode sama dia tapi ya gitu lah bang dia kayak ndak peduli". Ceritanya pada ku.

Sebelum aku membalas pesan nya aku berfikir siapa kira-kira orang itu, siapa tau itu aku, bukan nya GR atau apa, setau ku Oliv selama ini tidak pernah ku lihat dekat dengan laki-laki lain selain aku. Pasti laki-laki itu aku, pikir ku.

"Liv, saran abang sih sama kau lebih baik kau jujur sama dia. Abang tau itu tu ndak mudah, apa lagi kau tu cewe. Abang tau soal kayak gitu tapi daripada kau pendam terus dan malah bikin kau sakit hati, lebih baik kau jujur." Jawabku sembari memberi saran.

Betapa munafik nya aku, padahal saran itu lebih cocok diberikan padaku. "Steve kau memang munafik" pikir ku dalam benak.

"Iya bang, inilah susahnya cewek kalau udah suka sama cowok. Susah mau mulai duluan. Tapi makasih ya bang saran nya." Jawabnya.

"Ngomong-ngomong dek, siapa cowok yang kau suka tu?" Tanyaku.

"Sapa bah lagi bang, aku nanya abang siapa?" Tanya Oliv balik.

"Mana abang tau dek". Jawab ku singkat.

"Ihh, abang ni. Sekarang ini aku gik nanyak abang siapa?" Tanya lagi.

"Abang juga ndak tau juga dek". Jawab ku lagi.

Dan pembicaran kami pun berakhir di situ. Tak beberapa lama setelah itu, aku kembali membaca pembicaraan kami tadi dan satu hal yang ku sadari dari percakapan itu, satu kalimat yang mem uat ku tersadar yaitu kalimat "Sapa bah lagi bang, aku nanya abang siapa?". BOOM aku tersadar yang dia maksud itu aku, siapa lagi coba asti itu aku, ya iyu aku. Karena hal itu, aku pun semakin yakin untuk mengatakan perasaan ku.

Keesokan harinya, dengan rencana yang sudah ku persiapkan aku akan melancarkan rencana itu. Ketika pulang sekolah rencana itu ku laksanakan, dan keika dia keluar dari kelas nya aku pun segera memanggil nya.

"Oliv.. Oliv sini dulu.." Panggil ku.

"Ngapa bang?" Jawabnya.

"Udah ikut aja, yuk.." Jawabnya sembari ku mengajaknya.

Aku pun segera mengajaknya ketempat yang sudah kupersiapkan, "ahh pasti rencana ini akan berhasil". Pikirku.

"Bang, kita mau kemana?" Tanyanya kebingungan.

"Udah ikut aja". Jawab ku.

Setelah sampai ke tempat itu, aku pun langsung melaksanakan rencana itu dan di bantu dengan beberapa sahabat ku. Disitu aku menyanyikan lagu SEMPURNA dari band Andra and The Backbone dan dia terlihat terkejut sekaligus bingung setelah itu aku langsung menyatakan perasaan ku padanya.

"Kita kan udah lama dekat dan juga kita sudah saling tau satu sama lain. Oliv, kamu mau ndak jadi pacar abang?". Tanya ku.

"Hah.. apa bang?". Tanya nya balik.

"Iya jadi pacar abang.." Perjelas ku.

"Maaf bang, aku ndak bisa. Aku udah nganggap abang kayak abang ku sendiri...". Katanya lagi.

"haaahh, gitu ya. Tapi yang tadi malam tu yang kamu bilang "Sapa bah lagi bang, aku nanya abang siapa?" kan itu artinya abang kan?". Tanya ku kebingungan.

"itu tu bukan abang, tapi kawan abang si Mark bang.." katanya.

"Mark.." jawabku datar.

Seketika sekeliling ku berubah menjadi badai, pelangi yang tadinya muncul pun hilang, hancur, musnah.

Setelah kejadian itu, hubungan ku dengan Oliv tak begitu baik, dan setelah sekian lama kudengar dia sudah jadian dengang Mark. Ntah siapa yang memulai duluan. Tapi aku sudah tidak peduli lagi dengan itu, setiap hari semua sudah terasa hambar. Nasehat dan saran dari sahabat ku pun sudah tak mempan. Yah, seperti itu lah dia sang CINTA. Kadang membawa bahagia dan dalam waktu bersamaan membawa badai.

@81G

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

i  don't know whyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang