Beggining

154 11 0
                                    

"Bagaimana?"
Wanita dengan gaun mengembang itu bertanya sementara seorang pria yang baru saja terbangun dari tidurnya menoleh dengan seringain menakutkan diwajahnya.
"panggilkan pengawal dan persiapkan daftarnya untukku."
Ujarnya dan wanita itu segera beranjak  melaksanakan tugasnya.
"akhirnya, tuanku yang agung."
Gumam pria itu dengan seringaian yang semakin lebar
.
.
2 hari kemudian, Vascones digemparkan bahwa minggu pemilihan telah dipercepat. Berita itu tentu saja membuat semua orang panik. Siapun pasti tidak akan mau jadi yang terpilih.
Semua orang mulai berlomba-lomba ketempat pelatihan untuk memperkuat diri agar tidak menjadi lemah dan hanya bisa mengikuti kehendak para pengawal istana yang akan menyeret mereka ketempat berlangsungnya ritual aneh itu. Bahkan tidak sedikit yang berencana untuk melarikan diri ke Negara lain. Namun, sejak diumumkannya minggu pemilihan, semua akses keluar masuk Vascones telah ditutup.
Rencana tinggallah rencana, setiap tahunnya minggu pemilihan tidaklah menentu dan tidak seorangpun bisa menebak. Siapapun yang telah memiliki rencana sebelum minggu pemilihan, segala sesuatunya sudah terlambat karena siapapun bisa menjadi yang terpilih selama bukan orang dalam istana.
Begitupun dengan Luhan, awalnya ingin menjadi pekerja istana dan akhirnya menyerah, namun saat diumumkannya minggu pemilihan Luhan tidak tau harus berbuat apa hingga ikut berbondong-bondong ke tempat pelatihan walaupun ia tau itu sia-sia.
Tidak seperti terakhir kali kunjungannya. Tempat pelatihan saat ini sangatlah kacau, semua orang terlihat begitu panik saling menyerang. Ini juga yang Luhan saksikan bertahun-tahun hidupnya selama raja telah mencetuskan titahnya.
Akhirnya Luhan memilih pergi, masuk kedalam hutan Vascones. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ia akan bersembunyi dan berdiam diri didalam hutan. Bertahun-tahun hidup berkeliaran dengan makanan seadanya, tinggal didalam hutan selama seminggu bukanlah masalah bagi Luhan.
Terik matahari sangat menyengat seiring kedua kakinya  berjalan semakin jauh kedalam hutan. Ia terus melihat sekitar saat tiba-tiba sebuah bayangan dikejauhan mengejutkannya. Luhan melangkah mundur dan dalam sekejab mata bayangan itu lenyap.
Tiba-tiba Luhan merasa takut. Selama ini ia tidak pernah mengalami hal seperti ini. Yeah, tidak pernah, mungkin itu hanya halusinasinya. Ia mengedikan bahu acuh kembali berjalan namun..
"YACH!!!"
Ia berteriak dan jatuh terduduk diatas tanah, tiba-tiba wajah seseorang muncul dihadapannya. Namun saat ia mendongak ia tidak menemukan apapun. Ia yakin bahwa dirinya tidak berhalusinasi. Ia benar-benar melihat seseorang.
Ayolah, jangan menakut-nakutiku.
Doanya. Bagaimanapun Luhan hanyalah anak berusia 16 tahun yang masih menakuti hal-hal seperti itu walaupun ia hidup dilingkungan mahkluk-mahkluk dengan kekuatan aneh.
Luhan meringkuk mundur ketakutan menelan air liurnya susah payah saat ia merasa seseorang menyentuh bahunya hingga ia tersentak kaget dan refleks berbalik dengan raut wajah ketakutan. Tak seorangpun disana, itu membuatnya lebih ketakutan. Ia lalu mengedarkan pandangan ke segala arah coba meyakinkan dirinya bahwa seseorang pasti disana menjahilinya.
"mencariku?"
"Yaaa!!!" Luhan berteriak mundur hingga tubuhnya membentur batang pohon saat seseorang tiba-tiba saja muncul dihadapannya.
"ahahaha... liha,t kau ketakutan Hahaha... kau harus melihat wajahmu itu hahaha.." anak itu tertawa dengan keras sambil memegangi perutnya sementara Luhan yang dijahili mengeram kesal menatap anak itu penuh kebencian. Luhan memperhatikannya, taringnya mengintip disela-sela tawanya, ia juga memakai pakaian putih bersih yang terlihat bagus dengan jubah dan sepatu untuk kalangan atas. Tidak seperti Luhan yang hanya mengenakan satu-satunya pakaian yang ia miliki, itupun terlihat kotor dan usang, jangan lupakan beberapa tempat yang sobek. Anak itu pasti bukan dari kalangan biasa sepertinya. Entah apa yang ia lakukan disini. Tak ingin perduli, Luhan berbalik melanjutkan langkahnya. Anak itu hanya membuang waktu
"Hey!" anak itu berhenti tertawa dan secepat angin ia berada tepat disamping Luhan membuatnya terkejut. Ia lalu membuat suara seperti menahan tawa. Ini sangat menyenangkan baginya. "apa kau menuju tempat biasa?" Luhan meliriknya sejenak.
Tempat biasa? Seperti anak itu tau saja tempat yang akan ditujunya.
Luhan mengabaikannya namun ia tidak bisa mengabaikan jenis kekuatan apa yang dimiliki anak itu. Luhan melirik kebawah dan ia dapat melihat sebuah tornado kecil dibawah kakinya. Ia tidak berjalan dengan kakinya sendiri...


Udah tau belom siapa yang ketemu sama Luhan ? Luhan ketemu doi lohhh wkwkkw!
Cieee Luhan >.< Author jadi greget nih hahhahahah.
This The first chapter. See u next part. Tinggalin jejak yah. Love xoxo

INFIGILATE FROM HELL [HUNHAN]Where stories live. Discover now