Saranghanda

1.1K 138 15
                                    

Wen Junhui x Reader(Aku)

Bunga-bunga sakura bermekaran dengan indahnya. Menyita pandanganku untuk memperhatikannya, aku pun menatapnya dengan lekat. Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di pinggang kecilku. Deru napasnya hangat dan lembut menyapu bulu-bulu halus di leherku membuatku bergidik geli.

Ku tangkap wajah lelaki yang mendekapku dari belakang tadi. Netra kami bertemu. Kini bunga sakura tak seindah yang kupikirkan setelah ada dirinya. Ah, kau terlalu tampan, Wen Junhui.

"Apa kau mau ice cream, chagi?" tanyanya lembut yang kini menempatkan dagunya di bahu kiriku. Posisi tangannya tak berubah, masih seperti sebelumnya.
Aku hanya menjawabnya dengan anggukan cepat tanda setuju.

"Baiklah, ayo..." Kini tangan Jun menarik tanganku dengan erat. Ia setengah berlari menuju kedai ice cream yang jaraknya tak terlalu jauh dari tempat kami sebelumnya. Aku mengekori langkahnya.

"Ice cream vanila dua" ucapnya pada penjual ice cream. Dia menatap ke arahku yang sedang duduk manis sambil melempar senyum.

Entah sudah berapa kali aku jatuh cinta padanya. Senyumnya bagai candu bagiku.

Aku terus memperhatikannya, tidak ada yang salah. Jun memang selalu bersikap romantis dan selalu memanjakanku. Tapi hari ini aku merasa ada yang aneh. Entahlah. Semoga itu hanya perasaanku saja.

Tangan Jun penuh dengan dua ice cream vanila. Aku mengambil salah satunya dan langsung melahapnya. Jun hanya terkekeh melihat tingkahku yang seperti anak-anak. Dia mengelus lembut surai coklatku.

"Chagi..." panggil Jun manja sambil sesekali menjilati ice cream-nya.

"Hmm?" jawabku menaikkan alis seperti berkata 'apa?'.

"Ayo naik itu..." jawabnya riang sambil menunjuk ke salah satu wahana bermain. Ah, itu bianglala. Wahana yang selalu kami naiki setiap jalan-jalan seperti saat ini.

Tanpa menunggu persetujuan dariku, Jun sudah menarikku ke loket pembelian tiket. Kini Jun sudah memegang 2 tiket untuk naik bianglala. Matanya berbinar penuh kesenangan. Aku hanya geleng-geleng melihatnya dengan sesekali ku cubit pipinya. Dia juga bisa imut di saat-saat seperti ini. Kami bergandengan tangan selama menunggu antrian.

Kini kami sudah menaiki bianglala. Jun terlihat begitu senang sekali seperti baru kali ini naik bianglala. Padahal hampir setiap minggu kami selalu melakukan hal-hal seperti ini.

Kami duduk berhadapan di tempat berbentuk kotak kecil yang memang hanya muat untuk dua orang. Jun masih menggenggam tanganku. Kini lebih erat dan semakin hangat. Lagi-lagi mata kami bertemu. Senyumnya terpahat indah di wajah tampannya, begitu tulus. Itu yang kurasakan saat ini. Kami saling menatap dalam diam. Seakan saling berbicara dari hati ke hati.

"Dasar anak kecil" ucapnya tiba-tiba merusak momen romantis saja. Aku mengerutkan dahiku penuh tanya.

"Itu, ada sisa ice cream." jawabnya enteng. Tangannya menunjuk ke arah bibirku. Ah, ternyata ada sisa ice cream di sudut bibirku. Aku mengangkat tanganku untuk membersihkan sisa ice cream itu, tapi tangan Jun langsung memegang tanganku yang setengah terangkat. Seolah tahu apa maksudku.

"Jangan! Biar aku saja yang bersihkan" ucapnya lalu wajahnya tiba-tiba sangat dekat denganku. Sangat dekat. Sampai tak berjarak lagi saat bibir kami bertemu. Jun mengecup lembut bibirku. Kurasakan lidahnya menjilati sisa ice cream tadi di sudut bibirku.

IMAGINE [WEN JUNHUI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang