Karena Ponsel

963 96 16
                                    

Jam istirahat, kau pun tak peduli dengan teman-temanmu yang keluar bergerumun menuju arah kantin, berlomba-lomba mendapatkan makan siang. Sedangkan kau sama sekali tak menghiraukan suara rengekan di perutmu yang minta diisi. Kau lebih memilih tinggal di kelas melanjutkan aktivitasmu yang sempat terpotong oleh pelajaran pertama tadi.

Layaknya di komik-komik, kau sekarang sedang membaca novel favoritmu di kelas, tepatnya di kursi paling pojok dekat jendela. Sinar matahari pun menerpa wajahmu yang terlihat sangat menikmati bacaanmu tersebut. Dengan headset di kedua kupingmu, kau sambil mendengarkan instrumen yang membuatmu semakin masuk dalam cerita di novel itu.

Braakk!

Kau terkipik mendengar gebrakan meja dari seseorang yang saat ini sangat tidak ingin kau temui. Dia menggebrak mejamu dengan wajah cengengesannya yang tanpa dosa itu. Membuatmu semakin kesal, kau pun menggepalkan sebelah tanganmu, bersiap untuk meninjunya.

"Wen Junhui!" Teriakmu marah karena acara membacamu diganggu makhluk satu ini. Kaupun balas menggebrak meja.

"Apa? Hehehe" Jawab namja yang akrab dipanggil Jun, ia bahkan santai sekali mengeluarkan cengirannya.

Melihatnya yang bertingkah seperti anak kecil itu pun membuatmu semakin geram. Kau berdiri dengan kasar dari kursimu menghasilkan suara bising di lantai. Dengan wajah merah padam kau menghampirinya yang kini semakin melangkah mundur ke belakang.

"Yak! Yak! Ampuunn (Y/n) !" Teriak Jun saat kau mulai memukulinya dengan novel tebal ditanganmu.

Kau tak peduli, kau pun terus mengejarnya yang kini berlari sambil ketawa-ketawa karena berhasil membuatmu kesal, bangga sekali dia.

"JUUUUN! BERHENTI KAU!" Kau benar-benar tak tahan lagi, akhirnya novel tebalmu yang memiliki 700 lembar halaman itupun kau lemparkan ke arah Jun dan tepat mengenai keningnya.

Seketika Jun menghentikan larinya dan terdiam sambil kedua tangannya memegangi keningnya. Jun tak bersuara, tapi kau mendengar ia meringis kesakitan. Kau pun menyeringai jahat penuh kemenangan.

Sambil melipat ke dua tanganmu di dada kau berjalan menghampiri Jun yang berada di depan pintu kelas.

"Sakit ya?" Ejekmu tepat di telinganya.

Tapi Jun tak meresponmu, ia masih tertunduk memegangi keningnya.

"Aku tau kau pura-pura kesakitan kan? Kau pikir aku mudah kau bodohi? Hah?" Ujarmu lagi lalu kau mengambil novelmu yang jatuh di samping kaki Jun, dan parahnya, kau menimpuknya lagi dengan novel tebal itu ke kepalanya.

"Aa!"

Jun refleks memegangi kepalanya yang kau timpuk dengan novel tadi. Ia meringis lagi. Dan betapa terkejutnya kau saat ia mengangkat kepalanya berusaha menatapmu yang memasang wajah songong di hadapannya.

"JUUUNN?! Keningmu?!" Kau syok melihat keningnya Jun yang berdarah karena lemparanmu tadi sangat tepat, keningnya mengenai sudut siku novelmu yang tajam itu.

"Kau tega sekali (Y/n)" Rengek Jun dan mempoutkan bibirnya.

"Mian, Jun, aku tak sengaja..." Kau berusaha memegang kening Jun, namun cepat-cepat Jun menolak tanganmu.

"Tidak sengaja apanya? Jelas-jelas kau memang berniat melemparkukan?!" Sekarang gantian, Jun yang marah.

"Tapi aku kan tak tau jika lemparanku tadi membuat kau berdarah seperti ini." Kau berusaha membela diri.
"Tapikan kau yang mulai! Siapa suruh kau duluan yang menggangguku!" Kau balik marah, tak mau kalah.

"Terserahmulah!" Jun marah. Ia meninggalkanmu begitu saja di kelas. Ia menuju ruang UKS untuk membersihkan dan mengobati lukanya. Padahal hanya berdarah sedikit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IMAGINE [WEN JUNHUI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang