TNI.
Apa itu TNI?
Sebutan untuk seseorang yang membela negara tanpa memperdulikan dirinya. Seseorang yang merelakan nyawanya demi negaranya. Pekerjaan yang cukup mulia. Perkerjaan yang identik dengan laki-laki.
Tapi, jika seseorang perempuan yang melakukan itu. Apakah itu wajar?
Mungkin bagi sebagian orang itu hal yang tidak mungkin. Tapi tidak bagi seorang TNI. TNI tidak pernah mengenal gender.
Karena negara juga tidak pernah mempermasalahkan hal itu.
****
Kring... kring... bunyi alarm, Nayla. Ia segera bangun dan mematikan alarm tersebut. takut kalau teman-teman sekamarnya bangun, karena ini masih pukul 03.30 pagi. Masih ada 30 menit lagi untuk semua orang bangun.
Nayla berada disalah satu AKMIL ternama di Indonesia. Nayla sudah seminggu berada di sini, dan sudah empat hari ini Nayla bangun 30 menit lebih awal dari jadwal bangun yang ditetapkan. Karena tidak ingin dibangunkan oleh terompet yang sangat berisik.
"Udah bangun, Nay?" Tanya seorang temannya dan membuat Nayla terlonjak kaget.
"Eh, Tiara. Udah nih. Kok tumben cepat bangun? Biasanya juga dibangunin sama terompet." Ujar Nayla.
"Iya, nih. Sakit telinga kalau dibangunin terompet terus. Mending ikutan kamu bangun lebih awal." Ucap Tiara.
"Baiklah, kalau begitu ayo cepat beres-beres." Ujar Nayla dan hanya dibalas anggukan oleh Tiara. Mereka membereskan tempat tidur dan segera pergi ke masjid, karena ingin menunaikan ibadah sholat subuh.
Sebenarnya, dalam satu kamar terdapat empat orang. Hanya saja Nayla tidak ingin membangunkan temannya. Karena dua orang temannya non muslim. Jadi, Nayla membiarka mereka istirahat.
Setelah selesai sholat semua orang taruna dan taruni berkumpul membentuk barisan. Selanjutnya, yang dilakukan adalah olahraga pagi. Dalam barisan hanya Nayla yang menggunakan hijab. Tapi itu tidak membuat Nayla dibedakan. Malah banyak yang berdecak kagum. Olahraga pagi dimulai dari pemanasan, push up, dan sit up.
Selesai olahraga para taruna dan taruni siap-siap mandi dan memakai seragam. Saat pukul menunjukkan 08.00 pagi. Para taruna dan taruni kembali berbaris. Mereka melakukan kegiatan di dalam dan di luar lapangan. Nayla dan beberapa taruni yang mendapat kegiatan di luar lapangan masih berbaris. Sedangkan yang mendapat kegiatan di dalam sudah pergi sambil berbaris dengan rapi.
"Baiklah, tugas kalian saat ini adalah di mulai dari lari lapangan selama 10 menit dan harus sudah lari sebanyak sepuluh kali. Dan dilanjut dengan push up selama 10 menit sebanyak 100 kali. Tidak ada yang mengeluh dan tidak ada yang gagal. Kalian mengerti?" Ujar senior dengan tegas.
"Mengerti." Ucap para taruna dan taruni serempak.
Lari dan push up bukan hal yang sulit bagi Nayla. Bahkan dalam sepuluh menit Nayla dapat berlari sebanyak dua puluh kali putaran. Nayla melakukannya dengan semangat dan sungguh-sungguh karena tidak ingin dianggap pecundang oleh senior.
Sudah banyak yang dianggap pecundang oleh senior. Karena tidak sanggup dengan latihan fisik yang diberikan. Bagaimana mereka bisa sanggup kalau latihannya saja seperti budak yang disiksa.
Baru dihari pertama saja mereka sudah di bawa kelapangan terbuka kemudian dikagetkan dengan bunyi ledakan bom yang menggelegar. Apalagi disusul dengan bunyi rentetan tembakan terus menerus. Sekaligus pukulan, injakan dan pentungan yang dipukulkan mengenai sekujur tubuh. Mereka juga harus merayap sekeliling lapangan bola sambil mencium tanah dan menghirup debu yang beterbangan.
Mereka yang memiliki ilmu bela diri semakin dihantam habis-habisan. Sampai seluruh badan sakit semua, telinga terasa berdenging dan mulut yang sudah mengeluarkan darah segar.
Bahkan mereka yang menyandang sebagai anak jendral saja. Disiksa terus menerus, seakan-akan tidak ada hukum kasta. Termasuk Nayla, senior yang tahu kalau Nayla anak dari jendral bintang empat saja disiksa hingga badannya terasa hancur lebur.
Nayla sanggup hingga malam menjelang. Nayla merasa senang, karena tidak ada perbedaan antara dia dan yang lain. Bahkan Nayla semakin senang, semenjak dia tahu kalau anak jendral malah mendapatkan pelatihan yang lebih sakit.
Tapi lain halnya dengan seorang pria paruh baya yang melihat kegiatan itu dengan tatapan miris dari kejauhan. Itu adalah Jendral Sucipto yang sekaligus ayah dari Nayla. Dia sedih melihat anak semata wayangnya memuntahkan darah segar hanya karena cita-citanya itu. Dia lebih memilih menjadi TNI dibanding dokter. Padahal dia tahu pendapatan seorang TNI tidak sebesar jika dia menjadi dokter.
TBC...........
KAMU SEDANG MEMBACA
KAPTEN BERHIJAB
Teen FictionSeorang perempuan yang bertekat ingin menjadi seorang TNI, karena melihat ayahnya. Dan juga ingin menjadi seperti perempuan tangguh yang ada di zaman Rasul. 'Aku hanya ingin menjadi Ummu Imarah, panggilan yang ditujukan untuk Nusaibah binti Ka'ab...