PART 3

125 2 0
                                    

Nayla pulang kerumah dengan penampilan yang berbeda dari sebelumnya. Walaupun sebelumnya, Nayla seorang yang tomboy. Tapi sekarang dia lebih berwibawa dan lebih berkarismatik. Hanya ada Mbok Minah yang menyambutnya, ibunya sudah meninggal saat dia umur lima tahun. Sedangkan ayahnya, Nayla seakan hidup tanpa seorang ayah.

Dari dulu ayahnya selalu berperang, dia seorang militer aktif. Dia juga sudah banyak mendapat penghargaannya. Semua kerja kerasnya diakui oleh negara. Itu yang membuat Nayla ingin seperti ayahnya. Ingin diakui oleh negara, dan dihormati oleh banyak orang.

"Non, istirahat aja dulu. Nanti langsung keruangan bapak." Ucap Mbok Minah.

"Ayah ada di rumah, bi?" Tanya Nayla tidak biasa ayahnya aada di rumah jam segini. Apalagi ini bukan hari libur ayah. Nayla tahu semua jadwal kerja ayahnya, karena ayahnya yang memberi tahunya.

"Iya, non. Bapak udah sampai duluan sebelum non." Ucap Mbok minah lagi.

"Kalau udah pulang, kenapa tidak ikut menyambutku?" Gumam Nayla yang hanya bisa didengar olehnya sendiri. "Baiklah, bi. Nayla langsung keruangan ayah aja." Ujar Nayla dan hanya dibalas anggukan oleh Mbok Minah.

"Tok... tok... tok..." Ketukan Nayla. "Masuk." Seteleh mebdapat jawaban dari dalam, baru Nayla berani untuk masuk. Walaupun itu ruangan ayahnya sendiri, Nayla tidak terbiasa masuk tanpa izin dari ayahnya. Karena ayahnya seorang TNI yang membuat Nayla menjadi cukup formal.

"Ada apa ayah memanggi Nayla? Ayah juga tidak ikut menyambut Nayla tadi di depan." Ujar Nayla yang kesal dengan ayahnya. Mereka sudah tidak bertemu selama tiga bulan. Tapi ayahnya bersikap seakan dia tidak merindukan Nayla.

"Bukankah itu keinginanmu? Ayah hanya menuruti keinginanmu saja." Ucap ayahnya yang semakin membuat Nayla kesal. Memang Nayla yang menginginkan ayahnya tidak ikut campur. Hanya saja itu berlaku saat dia masih di AKMIL. Sekarangkan dia sudah ada di rumah apa salahnya dia kembali menjadi Nayla yang manja.

"Iya, ayah. Nayla tahu hal itu. Tapi bukankah ayah juga tahu kalau hal itu hanya berlaku saat Nayla di AKMIL saja." Ujar Nayla sambil melipat tangan di bawah dada. Hal itu membuat ayahnya menjadi geli. Ayahnya memang suka mengerjai Nayla. Karena hal itu yang membuatnya masih bisa hidup sampai saat ini.

"Baiklah, ayah hanya bercanda. Kau ini sudah menjadi prajurit tapi saja manja. Bagaimana kau ingin mendapatkan bintang yang banyak kalau kau begini. Apa tidak malu jika temanmu melihat kau seperti ini." Ucap ayahnya sambil berjalan memeluk Nayla.

"Biarkan saja, aku juga seperti ini hanya kepada ayah." Jawab Nayla yang masih di dalam dekapan sang ayah. Mereka menceritakan banyak hal. Sebenarnya mereka hanya membicarakan tentang Nayla saja. Karena Nayla yang selalu banyak mendapat pujian juga hukuman. Hal itu yang membuat mereka tertawa bersama. Sungguh indah keluarga sederhana ini.

*****

'Tok, tok, tok.' Bunyi ketukan pintu. Nayla yang sudah berada di dapur sejak selesai sholat subuh. Sedikit terganggu dengan suara tersebut. "Siapa sih pagi-pagi udah ganggu." Gerutu Nayla. Sambil menggerutu Nayla membuka pintu. Yah, itulah Nayla tiada hari tanpa gerutuan.

















TBC.... 

KAPTEN BERHIJABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang