Hai, ini cerita pertama gue. semoga suka ya. sorry kalau typo bertebaran dimana mana. Vote coment jangan lupa
Part 1
Anya berjalan menyusuri jalanan kota yang sudah gelap. Ia tak tau harus kemana lagi ia melangkah. Ia hanya mengikuti kemana langkah kakinya ini membawa dirinya pergi. Tangan kanannya menarik koper sedang miliknya.
Rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Dengan cepat Anya menarik kopernya menuju halte terdekat untuk berteduh. Ya tuhan!!! Harus kemana sekarang aku???
Hujan semakin deras dan hari semakin gelap. Kendaraan sudah jarang melewati kawasan ini.
Anya menatap sekitar. Serem. Ia memutar otaknya. Sekarang ia harus kemana? Ayo pikir pikir. Anya ayo pikir. Menginap di hotel mungkin salah satu pilihan. Tapi, dimana hotel terdekat daerah sini?
Anya melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah jam 9 malam. Hhhh. Sudah jam 9 malam dan ia belum mendapati satu tempat pun untuk ia tempati. Tapi untungnya hujan sudah reda. Anya berjalan menarik kopernya kembali. Menyusuri jalanan menuju jalan raya. Siapa tau ada hotel dekat sini.
Ah iya. Belum perkenalan. Kenalkan, Queisha Anya Latifa. Biasa dipanggil Anya. Gadis cantik berkulit putih, dengan tubuh yang tinggi semampai, hidungnya mancung, mata bulat berwarna coklat, dengan bibir pink nya yang sensual.
***
Anya POV
Aku capek!!!!
Sudah seharian aku berjalan kaki mencari tempat penginapan namun belum juga aku dapati. Kenapa? Karena hampir penginapan atau hotel yang aku datangi penuh semua. Dan aku capek terus berjalan dengan koper yang begitu besar ini.
Ya Tuhan!!!!! Tolong, kirimkan siapa pun untuk menolongku. Aku terlalu lelah untuk berjalan lagi mencari penginapan atau hotel di sekitar sini. Dengan kesal ku lepas koper yang ku pegang dan berjongkok disampingnya. Aku lelah. Sungguh. Benar benar lelah.
Ini semua gara gara tente Linda. Coba kalau seandainya Tante Linda membantuku pindah ke Jakarta dan membantuku juga mencari rumah kontarakan atau apa pun itu pasti tidak akan kayak gini jadinya. Dan itu juga sebab si nenek lampir Stella. Coba kalau anak itu tidak meminta Tante Linda untuk ikut bersamanya mengurus daftar kuliahnya pasti tidak kayak begini.
Emmm Ok aku akui memang Stella itu anak Tante Linda dan sudah seharusnya kalau seandainya Tante Linda lebih mementingkan Stella dibanding diriku yang hanya orang asing ini, tapi...
Ah sudahlah lupakan.
Dengan berat hati aku kembali berdiri dan menarik koperku lagi. Aku tak mau orang yang lewat mengira aku ini anak hilang. Oh lupakan.
Satu lagi. Aku lupa mengatakan apa tujuanku kesini. Aku datang ke kota ini untuk meclanjutkan kuliah S2 ku. Kalian mau tanya kenapa aku tidak masuk ke universitas dimana Stella kuliah? Mau tau? Jawabannya, karena aku ingin hidup jauh dari nenek lampir itu. Lagi pula aku menginginkan kuliah di Universitas ini sejak aku masih duduk di bangku SMP. Dan kalian juga mau tanya kenapa aku ambil S2 di kota ini dan kenapa tidak mengambil S2 di universitas ku dulu? Sebenarnya saat S1 aku hendak pergi kuliah di kota ini namun Tante Linda belum mengijinkan untuk kuliah di kota lain dan jauh dari Tante Linda. Entah apa alasannya.
“Mbak, permisi apa ada hotel atau tempat penginapan disekitar sini?”tanyaku pada seorang wanita.
“Hotel ya? Ada dari sini mungkin jalan sekitar 50 meter. Disana ada Hotel.”ucap Mbak mbak itu.
“50 meter ya? Ya sudah terima kasih ya Mbak.”ucapku lalu berjalan mengikuti petunjuk wanita itu.
Ah! benar sekali. Ada hotel disini. Hotel yang cukup mewah, oh tidak ini memang hotel yang mewah terlihat dari arsitektur dan lobi Hotel ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
RomanceWARNING : Cerita ini berbau unsur erotica. 18+. Berawal dari kecerobohanku yang berujung dengan cinta. Dari masalah pekerjaan ke masalah pribadi.