Mata kuliah terakhir sudah selesai. Ia berjalan ke luar kelas dengan lunglai. Kenapa? Ini gara gara dosen gendut itu. Hei jangan menatapku seperti itu. Aku berkata fakta. Dosen itu memang gendut. Dia juga mengakuinya. Sudahlah.
Anya berlari keluar gedung universitas. Hari ini begitu membosankan. Jam masih menunjukkan pukul 2 siang, dan jika ia kembali ke apartemen apa yang harus ia lakukan disana?
Dengan iseng matanya menangkap sebuah kaleng bekas minuman dan dengan gerakkan sedikit keras ia menendang kaleng itu.
Anya terus berjalan tak mempedulikan kalau kalau kaleng itu mengenai seseorang. Ia terus berjalan entah kemana hanya mengikuti kemana kakinya melangkah.
“Heh!!”ucap seseorang di belakangnya.
Anya masih tak memedulikan sekitarnya. Ia masih terus berjalan seraya menunduk ke bawah.
“Heh kamu! Yang pake baju biru!”ucap seseorang dibelakang sana.
Biru? Anya menatap baju yang ia pakai. Biru. Apa dia memanggilku? Anya membalikkan badannya kebelakang. Dan menemukan seorang laki laki yang memegang botol kaleng yang ia tendang tadi dengan wajah menahan amarah dan hidung yang mimisan.
“Kau memanggil ku?”tanya Anya.
“Ya, siapa lagi yang memakai baju biru disini?”tanya laki laki itu.
“Oh, kau siapa?”tanya Anya.
“Aku? Kau tak tau aku siapa? Aku pemilik mobil itu.”ucap laki laki itu.
Anya mengintip belakang laki laki itu. “Oh, terus.”
“Kau yang melempar kaleng ini?”
“Tidak, aku tidak melemparnya.”
“Kau menendang kaleng ini?”
Anya mengangguk. “Ya.”ucapnya.
“Kau tau? Kau hampir membunuhku.”ucap laki laki itu.
Anya hanya menatap laki laki itu dingin. “So?”
“Kau harus tanggung jawab, ditambah kau sudah membuat mobil ku tergores.”
Seketika mata Anya membulat. “Lihat!! Ada polisi!!”ucap Anya.
Laki laki itu menengok ke belakang ke arah pandang Anya. Dan saat itu juga dengan cepat Anya kabur.
Laki laki itu memanggil manggil Anya namun tak juga di dengar. Saat laki laki itu hendak berbalik menuju mobilnya matanya melihat sesuatu. Ia mengambil benda itu, sebuah note.
***
Anya masih bergelung dengan selimut di kamarnya. Sebuah nada dering dari iPhone nya mengganggu tidur nyenyaknya. Tangannya meraba raba sekitar tempat tidurnya dan menemuka benda itu.
“Hallo.”ucapnya pelan. “Theo, ini masih sangat pagi kalau kau mengajakku ke suatu tempat. Sudah dulu ya aku masih ngantuk.”
“Theo? Siapa Theo?”ucap seseornag di sebrang sana yang sontak membuat Anya bangun dari tidurnya dan terduduk, Anya menatap layar iPhonenya dan no tak dikenal yang ia lihat.
“Maaf ini siapa?”tanya Anya.
“Aku pemilik mobil yang kemarin.”
Mobil? Dengan cepat Anya menutup sambungan telponnya dan mematikan iPhonenya dengan segera.
“Ya tuhan tau dari mana dia nomor ku? Note, note ku mana?”
“Note ku mana?!?!?!?!”teriaknya. Ia mencari notenya kembali di dalam tas siapa tau terelip. Ia mengeluarkan semua barang barang yang ada di dalam tas sampai kosong namun hasilnya tetap nihil. Tak ada note nya disana. Ia mengerang frustasi.
Kaliana tau? Note itu sangat berarti untuk Anya. Bukan masalah sanggup atau tidak nya ia membeli lagi tapi isi note itu yang baginya sangat berarti. Note itu berisi...
Anya kembali mengobrak abrik lemari bukunya siapa tau terselip disana namun hasilnya tetap sama. Nihil.
***
Anya keluar dari gedung universitasnya bersama Theo disampingnya. Ia menatap Theo dan tertawa karena melihat wajah pria itu.
“Anya lihat itu ada apa?”tunjuk Theo ke arah gerumulan orang.
Anya dan Theo berjalan ke arah gerumulan itu dan melihat apa yang orang orang itu lihat.
Seorang laki laki tengah duduk di atas motor ninja berwarna putih dengan gayanya yang yaaa keren, dan menatap Anya dengan senyum miringnya.
Anya menatap laki laki yang memakai pakaian sangat tertutup, ia tau siapa laki laki itu walau tak bisa menatap wajahnya langsung. Ia dapat melihat dari cara laki laki itu menatapnya juga auranya yang begitu mencekam.
“Hai. Lama tak bertemu apa kabar.”ucap laki laki itu.
“H-hai.”ucap Anya gugup dan dengan kecepatan kilat laki laki itu mendekatinya dan yang ia lihat hanya punggung laki laki itu.
“Tolong, turunkan aku! Theo tolong aku!”teriak Anya terus meronta dan meminta tolong pada Theo yang masih setia berdiri di tempatnya menatap Anya dengan bengong.
“Hey tuan kau mau bawa aku kemana? Turunkan aku. Kumohon turunkan aku.”ucap Anya meronta ronta.
Laki laki itu tak mendengar rontaan Anya. Ia terus berjalan menggendong Anya di pundaknya seperti karung beras. Ia berhenti di depan sebuah mobil berwarna hitam. Laki laki itu menurunkan Anya dan menariknya masuk ke dalam mobil duduk di sebalah kursi penumpang dan memakaikannya sabuk pengaman.
Laki laki itu menutup mobil dan segera berjalan memutar ke arah kursi pengemudi selagi Anya berusaha melepas sabuk pengamannya. Dan saat Anya hendak membuka pintu mobil laki laki itu telah lebih dulu duduk di kursi pengemudi dan mengunci mobilnya.
“Kau tak bisa lari dariku.”ucap laki laki itu.
“Kau mau bawa aku kemana? Hei! Kau mau bawa aku kemana?”ucap Anya panik saat laki laki itu mengendarai mobilnya.
Tak ada jawaban dari laki laki itu. Tunggu. Sepertinya ia tau jalan ini. Ini jalan menuju apartemennya kan? Mobil itu berhenti di depan gedung apartemennya. Ya Tuhan! Apa benar laki laki ini membuntutinya selama ini? kenapa laki laki ini bisa tau apartemen nya? Tapi tunggu kalau membuntutinya itu masih diragukan kemarin ia tak melihat seseorang mengikutinya di belakang lalu dari mana laki laki ini tau apartemennya?
Laki laki itu menarik pergelangan Anya dan membawa Anya masuk ke dalam menuju lift. Tangan laki laki itu menekan tombol lantai yang sama dengan lantai Apartemen nya. Ya Tuhan!! Laki laki ini tau dari mana dimana apartemen ku?
Anya menatap laki laki itu dengan takut yang kini tengah menatapnya tajam denga bola mata coklat terang yang terlihat begitu menakutkan.
Ting!
Pintu lift terbuka. Laki laki itu menarik kembali pergelangan tangan Anya membawa Anya keluar dari lift dengan tergesa gesa. “Kau mau bawa aku kemana? Hey. Kau psikopat ya.”ucap Anya.
Laki laki itu tak menjawab. Mereka semakin dekat dengan Apartemen milik Anya. Namun Anya bingung saat mereka melewati Apartemennya dan malah masuk pintu sebelah Apartemen milik nya.
Laki laki itu menarik Anya masuk kedalam Apartemen yang entah milik siapa yang kemungkinan Apartemen itu milik laki laki ini. Laki laki itu menutup kembali pintu Apartemennya dan mendorong Anya ke sofa.
***
hai hai...
sorry gue baru bisa upload, sibuk *cieeee gayanya sibuk so sibuk lo* sorry sorry bener deh lagi sibuk gue akhir akhir ini. Thank's ya buat yang udah baca cerita gue udah masukin cerita gue ini ke reading list nya. thank's.... seneng deh gue. maklum ini cerita pertama gue... hihihi
tapi diusahain deh bisa cepet upload lagi... apa lagi ya? udah aja deh ya bingung mau ngomong apa lagi. pokoknya thanks banget buat semuanya. trs jangan lupa vote sama comment ya selalu ditunggu...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
RomanceWARNING : Cerita ini berbau unsur erotica. 18+. Berawal dari kecerobohanku yang berujung dengan cinta. Dari masalah pekerjaan ke masalah pribadi.