Badanku terasa pegal semua, aromaku pun tidak sedap. Aku seperti orang gila yang terlantar di jalanan. Tak ada yang mengurus, di usir oleh keluargaku.
Aku kebingungan, jalan ke rumahku sangat jauh dari tempat ini. Aku tidak membawa uang di sakuku, makanan pun tak ada. Tapi aku seperti melihat Siska di tepi jalan, iya itu adalah Siska. Aku pun mencoba untuk memanggilnya dari kejauhan.
"Siska.....", teriakku kepadanya.
Namun Siska melenggak-lenggok ke kiri dan kanan mencari arah suara. Untuk meyakinkannya, aku pun menghampiri Siska yang sedang bingung mencari siapa yang telah menyebut namanya.
"Siska, akhirnya kamu ada disini, aku lega sekali.. sebenarnya apa yang terjadi kepadaku?", tanyaku terburu-buru kepadanya.
"Kamu siapa ya?", jawab Siska seperti orang yang kebingungan. "Kok kamu tahu nama aku?", tambahnya.
"Aku Farhan, Siska. Apa kamu gak inget sama aku?", tanyaku kepada Siska kembali.
"Farhan? Kamu temen sekolah SMP aku ya? Apa temen SD aku? Soalnya aku sama sekali gak inget...", jawabnya dengan raut wajah kebingungan.
"Kamu gak inget sama aku? Kamu jahat sekali Siska, aku kan temen sekolah SMA kamu, kita baru kenalan kemarin, kemarin kita baru masuk sekolah SMA di kelas 1 kan? Kelas Unggulan Siska? Masa kamu gak inget sama sekali. Kita baru masuk sekolah satu hari Siska...", jelasku kepadanya.
"Aku sama sekali gak ngerti sama perkataan kamu. Kita gak se-sekolah ko, apalagi satu kelas. Aku gak kenal sama kamu. Tadi kamu bilang kita baru masuk satu hari? Aku bingung, padahal aku udah masuk satu minggu di sekolah. Mungkin kamu tersesat, ayo ikut aku ke kantor polisi", jawabnya yang membingungkan aku, bibirku seakan ternganga.
Aku terdiam membisu, meratapi semua yang telah terjadi. Sebenarnya apa yang telah terjadj kepadaku? Kenapa semuanya seperti ini? Apa aku masuk ke dalam sekolah yang tak terlihat? Lalu Siska yang kemarin itu siapa? Kenapa wajah dan namanya begitu percis? Aku sama sekali tidak mengerti dengan semua ini.
Aku pun mencoba untuk mengikuti perkataan Siska yang baru ku kenal hari ini. Aku berjalan menuju kantor polisi bersama Siska. Siska menjelaskan semua kronologinya kepada polisi, dan aku pun memberikan keterangan yang jelas kepadanya.
Aku begitu terkejut ketika polisi memberitahuku bahwa aku adalah termasuk orang yang hilang lebih dari 5 hari. Aku sangat tercengang dengan pernyataan polisi itu. Polisi tersebut melihatkan fotoku dan laporan dari ibuku mengenai kehilangan ku sejak 5 hari yang lalu. Aku tidak percaya, ini sungguh tidak masuk akal. Dan ini bukanlah mimpi, ini adalah kejadian yang sangat nyata ku alami.
Setelah mengetahui bahwa aku adalah anak yang dicari, polisi itu pun langsung menghubungi ibuku. Aku ingin segera bertemu dengan ibuku dan meminta maaf kepadanya. Aku merasa bahwa aku memiliki banyak berbuat kesalahan kepada ibuku sehingga aku mengalami kejadian aneh ini.
Siska sangat baik kepadaku, ia mau membantu untuk membawaku ke sini dan juga menemaniku sampai ibuku datang ke kantor polisi.
Setelah 20 menit berlalu, ibuku datang menghampiriku di dalam ruangan pak polisi. Ibu memeluk dan menciumku hingga berlinangan air mata. Aku pun tidak bisa menahan tangis yang sedari tadi ku tahan. Ku lihat di sampingku, Siska pun sepertinya terharu melihatku dengan ibu.
Sekarang aku sadar, bahwa ibuku adalah hal pertama yang harus aku priotiskan dalam memilih sesuatu untuk kehidupanku. Saat itu, ibu menyuruhku untuk bersekolah di dekat komplek perumahan, namun aku menolaknya dengan berbagai alasan. Ibu telah memaafkan kesalahanku, dan aku pun sangat bersyukur atas hal itu.
Aku juga sangat berterimakasih kepada Siska yang telah mau menolongku hingga aku bisa bertemu lagi dengan ibuku. Siska bersekolah di dekat komplek perumahanku yang saat itu ibuku menyuruh aku untuk bersekolah disana. Aku tidak menyangka Siska bersekolah disana. Aku pun memutuskan untuk pindah dari "Sekolah Misterius" itu. Aku ingin sekolah di dekat komplek perumahanku, sesuai dengan saran ibuku waktu itu. Dengan itu, aku bisa berteman dengan Siska versi ke-2. Siska yang ini lebih manis dan baik, aku beruntung bisa mengenalnya.
Ibuku juga sangat berterimakasih kepada Siska. Ibu mengajak Siska untuk mampir dulu di rumahku, namun Siska menolaknya karena harus mengerjakan tugas kelompok dari sekolahnya.
Kini, hidupku berjalan normal kembali. Tak ada keanehan lagi yang aku alami. Sekolah gaib itu telah tiada, hilang entah kemana. Mungkin telah ditelan bumi, atau entah kemana aku sama sekali tidak mengetahuinya.
Hari Senin, aku masuk ke sekolah baruku dekat komplek perumahan bersama Siska yang telah menolongku. Ketika aku masuk ke dalam sekolah itu, aku melihat semua orang yang ada pada saat aku pertama kali masuk di "Sekolah Misterius" beberapa minggu yang lalu...
Apakah aku akan bersekolah di tempat yang aneh lagi???....... Aku berharap tidak, karena itu hanya bayanganku saja :). Aku beruntung, semuanya telah berakhir sampai disini.SELESAI
(Pesan dari cerita ini adalah : kita harus menuruti apa saran orangtua kita terutama ibu dalam hal apa pun selagi itu masih positif dan baik bagi kita. Jangan sampai kita membantahnya).
Mungkin cukup sekian ya ceritanya, mohon maaf kalau ceritanya kurang menarik atau jelek, karena saya baru belajar (penulis pemula). Jadi mohon sekali kritikan dan masukkannya ya, please... :)
Assalamualaikum wr.wb....
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Misterius
HorrorCerita ini mengisahkan tentang kejadian aneh yang menimpa seorang anak SMA di sekolah barunya. Banyak sekali hal-hal aneh yang silit dipahami oleh sang anak. Tetapi anak itu tetap tidak peduli dengan hal aneh itu, ia malah menikmatinya, karena sekol...