Long Ride Home [SUDAH TERBIT]

L R H | P R O L O G U E

Harinya tidak bisa lebih baik lagi.

Dashiell Flynn Bartha, satu dari sekian banyak pialang sukses di Indonesia, yakin bahwa ini salah satu hari terbaiknya di sepanjang 33 tahun hidupnya.

Pada pagi hari ini, berita pertama yang ia dapatkan adalah bahwa sesuai prediksinya, saham perusahaan minyak terbesar di timur tengah meroket dan ia mendapatkan bonus besar dari salah seorang client-nya. Berita yang dianggapnya cukup baik untuk mengawali harinya.

Lalu kemudian, berita kedua datang membuat harinya jauh bertambah lebih baik lagi.

Tatapannya terfokus pada sebuah map coklat yang berisikan laporan tentang rencana yang sudah disusunnya dengan hati-hati selama lima tahun terakhir ini. Setelah membacanya singkat, sebuah senyum penuh kepuasan terukir di bibirnya dan matanya berkilat-kilat penuh kemenangan.

Akhirnya, setelah menunggu demikian lamanya, hari yang dinanti-nantinya sudah berada di depan mata. Hanya butuh waktu beberapa bulan lagi dan wanita itu akan jatuh ke dalam genggamannya tanpa perlu usaha keras. Yang perlu dilakukannya hanyalah menunggu dan bersabar sesaat lagi.

"Apakah anda masih ingin meneruskannya, Pak?" tanya Elvian, asistennya yang setia.

Dashiell mengangkat wajahnya, mengalihkan pandangannya dari kertas di tangannya dan memandang Alvian yang berdiri di hadapannya menunggu jawaban Dashiell.

"Tidak perlu," jawab Dashiell. "Jika laporan yang kau berikan tepat, tidak perlu banyak usaha lagi hingga pria itu bertekuk lutut. Kita hanya perlu menunggu, Vian."

Elvian mengangguk mengerti.

Menutup map tersebut, Dashiell bangkit berdiri dan berjalan menuju jendela kaca yang terpasang mengitari setengah ruangannya. Matanya menatap keramaian lalu lintas kota Jakarta yang tidak berubah sama sekali. Tapi hari ini, ia memandang semua itu dengan tatapan penuh kepuasan.

Ya. Harinya tidak bisa bertambah lebih baik lagi. Perfect.