A/N
Aku publish ulang yah cuma untuk mengganti nama asisten rumah tangga Dash. #maafgakpenting***
Seperti tersihir, Alethea bangkit dari posisinya dan melangkah mendekati Dashiell. Ia meletakkan tangannya pada telapak tangan pria itu dengan ragu, merasakan kembali tekstur tangan kasarnya yang membangkitkan kenangan lama dalam dirinya.
Dengan lembut pria itu membalas genggamannya dan menarik Alethea semakin mendekat. Dengan posisinya yang berdiri dan Dashiell yang duduk di tepi meja, tinggi tubuh mereka hampir sejajar dan Alethea dapat memandang langsung ke dalam mata pria itu tanpa bersusah payah mendongak.
Dashiell menundukkan kepalanya memandang tangan mereka yang saling bertautan di antara tubuh mereka. Pria itu mengabsen satu per satu jari halus Alethea, memijatnya kecil dan mengelus ibu jarinya pada telapak tangan Alethea.
Hal ini membuat Alethea ingat pada kebiasaan mereka dalam bergandengan tangan dalam setiap kesempatan yang mereka miliki, saling menggenggam erat seakan tidak pernah mau melepaskan.
Saat jemari Dashiell mulai menjelajah naik ke pergelangan tangannya dan menelusuri lengan telanjangnya, Alethea dapat merasakan sengatan listrik familiar dari sentuhan pria ini, menggetarkannya hingga ke dasar jantung.
Pandangan Alethea mengikuti gerakan tangan Dashiell. Ia sangat menyadari bahwa ia mungkin akan menyesali ketiadaan penolakan dari dirinya saat ini, namun ia tidak kuasa untuk membawa dirinya menjauh dari sentuhan yang tidak pernah ia ketahui hilang dari hidupnya.
"Perfect," gumam Dashiell.
Mata mereka kembali bertemu saat pria itu mengibaskan rambut panjangnya ke belakang, menunjukkan leher dan pundak rampingnya.
"Aku selalu menyukai leher dan pundakmu, kau tahu?"
Alethea menggelengkan kepalanya kecil. "Tidak," jawabnya parau.
"Aku akan menunjukkannya padamu nanti."
Tenggorokkan Alethea terasa kering mendengar janji tersirat dalam ucapan pria itu.
"Jadi, karena kita sudah mencapai sebuah kesepakatan, shall we seal the deal with a kiss?"
Bibir Alethea sedikit terbuka mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Dashiell. Ia tidak tahu harus mengiyakan pria itu atau menolaknya, otaknya tidak mampu lagi untuk berpikir berada dalam jarak sedekat ini dengan Dashiell.
Namun begitu, sepertinya tubuhnyalah yang mengambil andil dalam keputusan ini karena ia tidak menolak saat Dashiell dengan lembut menyelusupkan jemarinya sendiri pada rambut panjangnya dan dengan perlahan mendekatkan wajah mereka satu sama lain.
"If you object, this is the right moment to push me," bisik Dashiell tepat di bibirnya.
Alethea tidak menjawab melainkan menurunkan tatapannya ke bawah, membiarkan tubuhnya yang memberikan jawaban kepada pria itu.
Detik berikutnya, sentuhan pertama Dashiell dalam sepuluh tahun kembali dirasakannya. Ia sudah menyiapkan hatinya menerima rasa pria itu pada bibir dan lidahnya, memberikan seluruh akses kepada pria itu untuk menjelajahi mulutnya dengan leluasa.
Ia juga sudah siap akan sentuhan Dashiell yang ia tahu akan semakin membawanya masuk ke dalam pelukan pria itu, merapatkan dada mereka sedemikian rupa hingga tidak ada lagi celah di antara mereka.
Dan Alethea pikir dengan begitu ia akan dapat mengontrol dirinya sendiri, namun ternyata ia salah. Ia salah bukan karena ia tidak ingin membalas ciuman pria itu dan bukan juga karena ia tidak mau menerima sentuhan Dashiell.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Ride Home [SUDAH TERBIT]
RomanceTERSEDIA DI TOKO BUKU Ch. 1 - 7 : PUBLIC Ch. 8 & Up : PRIVATE ========================================================= LONG RIDE HOME [Where Forever Becomes Always] Sinopsis Cerita: ...