1 | ALETHEA'S [UN]FORTUNATA

64.6K 3.9K 500
                                    

Alethea menatap dada yang bergerak naik turun dengan teratur dihadapannya, mengikuti deru napas halus yang mengisi paru-paru dibaliknya denga n perlahan. Baru saja beberapa jam yang lalu dada tersebut berhenti bergerak dan tim dokter harus mengerahkan kemampuan mereka sehingga pria yang sedang berbaring sakit di hadapannya dapat kembali bernapas.

Kekhawatirannya tidak serta merta menghilang begitu saja meski kondisi ayahnya, David, sudah mulai stabil kembali. Selalu ada kemungkinan kondisi seorang David Fortunata akan kembali merosot secara mendadak, mengakibatkan Alethea maupun ibunya tidak dapat beristirahat dengan tenang.

Memijat tulang di antara kedua matanya, Alethea memejamkan mata dan menghela napas. Ia lelah, sangat lelah. Ia akan melakukan apapun untuk dapat tidur barang lima menit saja namun sayangnya ia tidak bisa melakukannya. Ibunya, Annisa, baru saja terlelap di ranjang tambahan ruangan VVIP ini, dan Alethea bertugas untuk menjaga David selama beberapa jam ke depan.

Beranjak dari kursinya, Alethea memutuskan bahwa ia bisa mencari posisi yang lebih nyaman di atas sofa. Ia berjalan mengambil majalah edisi terbaru yang dibelinya pagi tadi dan kemudian melipat kakinya di bawah tubuh untuk mendapatkan posisi ternyaman.

Alethea mulai membuka satu per satu halaman majalah itu dan membaca artikel-artikel gosip selebriti yang sebenarnya tidak begitu menarik perhatiannya. Ia hanya butuh sesuatu yang dapat ia kerjakan selagi menunggui ayahnya di kamar rumah sakit ini.

Ayahnya bisa berada dalam kondisi ini karena stress berlebih yang berakibat buruk pada kesehatannya. Pemicu utama yang mengakibatkan David berbaring di ranjang rumah sakit adalah saat pria itu mendengar berita kebangkrutan perusahaan keluarganya sudah mengetuk pintu, membuat pembuluh darah otaknya pecah karena ia memiliki darah tinggi akut dan mengakibatkan David mengalami stroke.

Seminggu pertama, David harus menginap di ICU dan menerima pantauan perawat setiap satu jam. Ketika kondisi David membaik, ia diperbolehkan untuk dipindahkan ke kamar rawat umum dan menerima perawatan standar hingga kondisinya membaik.

Baru dua hari ia dipindahkan ke kamar VVIP ini, tiba-tiba saja kondisi ayahnya menurun, mengakibatkan insiden traumatis bagi dirinya dan Annisa siang tadi. Dokter berkata bahwa David akan baik-baik saja namun masih membutuhkan pengamatan intens sebelum mereka mengijinkan pria itu untuk pulang.

Sejujurnya, Alethea tida tahu apa yang harus ia perbuat. Selama 28 tahun hidupnya, ia dan ibunya selalu bergantung pada David, tidak pernah sekalipun berpikir bahwa pria itu akan jatuh sakit meninggalkan hutang menggunung dan perusahaan yang berada di ambang kebangkrutan.

Dihadapkan pada situasi ini, Alethea hanya bisa meminta bantuan pada sanak saudaranya yang lain, mengantarkannya pada satu hikmah yang bisa dipetiknya dalam insiden ini. Ia jadi tahu mana kawan dan mana lawan. Satu per satu anggota keluarganya mulai menunjukkan sifat asli mereka, satu per satu mulai menjauhinya dan Annisa, khawatir kedua ibu dan anak itu akan menyusahkan mereka.

Dari sekian banyak orang yang memiliki darah yang sama dengannya, hanya sedikit yang masih peduli kepada mereka. Dari sedikit yang peduli kepada mereka, hanya ada beberapa yang benar-benar dapat memberikan bantuan kepada mereka.

Namun Alethea tahu, tidak mungkin ia terus-menerus meminta bantuan atau sumbangan dari yang berbaik hati. Ia tidak boleh hidup dalam belas kasihan orang lain dan sadar bahwa ia harus mulai melakukan sesuatu sebelum situasinya menjadi semakin buruk.

Alethea sudah mendiskusikan hal ini dengan ibunya dan mereka sepakat bahwa Alethea akan pulang dan bertemu dengan Ray, akuntan ayahnya, dan bertanya mengenai nasib perusahaan mereka, apakah masih bisa terselamatkan, atau memang sudah tidak ada harapan lagi.

Long Ride Home [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang