Chapter 23

1.7K 216 38
                                    

Eunji menatap kosong ke arah danau. Bayangan yang bahkan sudah berusaha ia lupakan kembali terulang. Sia-sia saja perjuangannya untuk melupakan semuanya.

Sejenak ia menutup matanya, mencari-cari ketenangan untuk dirinya sendiri sambil merasakan hembusan angin.

Sedangkan Luhan dengan setia menunggu Eunji di dalam mobilnya. Ia menatap sendu ke arah Eunji.

Hei, ia membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melupakannya. Eunji benci hal itu, hal yang harus ia lupakan.

---

Mood Chanyeol benar-benar hancur. Dan sekarang ia di paksa untuk ikut makan malam dengan 'Calon Tunangannya'.

"Chanyeol-ah, kau sudah siap? Jika sudah, kajja kit--"

Chanyeol langsung melewati Eomma-nya begitu saja dan masuk ke mobil yang terpisah dengan orang tuanya. Ia lebih memilih menyetir sendiri.

Sesampainya disana, sudah ada 3 orang duduk di meja dengan rapi. Salah satu dari 3 orang itu ada seorang Yeoja yang ia yakini 'Calon Tunangannya'.

"Annyeong haseyo, Kim Haera imnida" Yeoja itu tersenyum manis kepada Chanyeol dan orang tuanya. Senyumannya sangat manis jika orang lain melihatnya, kecuali Chanyeol yang hanya menampilkan wajah datarnya.

"Park Chanyeol imnida" lagi, dengan nada datar Chanyeol memperkenalkan diri.

Mereka pun duduk di tempat masing-masing. Chanyeol merasa risih karena ia harus duduk dekat dengan Haera. Sedangkan Haera mungkin sudah benar-benar jatuh hati pada Chanyeol.

"Jadi, kau sudah berbicara dengan anakmu?"

"Tentu! Hahahaha! Anakku setuju. Astaga, tak kusangka kita akan benar-benar menjadi besan"

"Hahahaha! Ada-ada saja kau. Tapi baguslah, kita hanya perlu membuat mereka dekat"

Chanyeol berdecih pelan mendengar pembicaraan Appa-nya.

"Aku permisi ke toilet sebentar"

Sesampainya di toilet, Chanyeol menendang-nendang, meninju-ninju dinding. Ia melampiaskan emosinya.

Bagaimana jika Eunji tahu ini?

Apa ia harus memberitahunya?

"Akhhhhh!!" teriak Chanyeol frustasi.

---

Pagi-pagi sekali Chanyeol sudah duduk di balkon Apartement-nya sambil menatap sendu ke arah balkon Apartement Eunji.

Semalam ia memilih pulang ke Apartement dari pada ke rumah orang tuanya. Setidaknya untuk menenangkan diri.

Ia sudah memilih, bahwa ia tidak akan memberi tahu Eunji soal perjodohan bodoh itu.

Ting Tong!

Sebuah pesan masuk di handphone-nya.

From: +82-2-###-###
'Oppa, eodiga? Kajja! Kita bertemu'

"Siapa?" gumam Chanyeol kecil.

Nomor tak dikenal. Siapa yang mengirimnya sebuah pesan? Oppa? Lalu siapa yang memanggilnya Oppa?

"Serius sekali dengan Handphone-mu ya, Tuan Park"

Sebuah suara mengalihkan pandangan Chanyeol dari Handphone-nya. Siapa lagi jika bukan Yeoja yang selalu berhasil  membuatnya mengangkat ujung bibirnya, Jung Eunji.

"Begitulah, Nona Park. Kau sudah bangun?" kata Chanyeol sambil tertawa kecil. Ia menyandarkan badannya di pembatas balkon menghadap Eunji.

"Kau lihat sendiri, aku sudah bangun. Mana mungkin aku berada di hadapanmu dengan mata yang terbuka jika aku masih tidur?"

My LOVE Case [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang