Chapter 31

2.1K 246 73
                                    

Pagi itu Chanyeol sibuk di kamarnya. Ia membenahi beberapa barang dan memasukkannya ke dalam sebuah kotak.

Sudah tiga tahun sejak kejadian itu. Chanyeol benar-benar menyerah. Mereka benar. Eunji-nya sudah tak ada lagi. Selama ini ia mencari, tapi ia tak menemukan Eunji sama sekali.

Chanyeol duduk di pinggiran tempat tidurnya. Di ambilnya sebuah bingkai foto di atas meja.

Lama ia memandang foto itu sampai Eomma-nya masuk ke kamar. Buru-buru ia memasukannya kedalam kotak.

"Chanyeol-ah, Appa-mu ingin bicara denganmu. Turunlah"

------

Awalnya wajah Chanyeol biasa saja sampai pada saat ia turun ke bawah melihat beberapa orang yang ia kenal bersama Appa-nya. Ia mengeratkan pegangannya pada kotak yang sedang ia pegang.

"Chanyeol-ah, duduklah nak"

Ia mengangguk mengerti. Sesuai perintah Appa-nya, Chanyeol duduk di depan ayahnya.

"Maafkan kami semua. Appa, Eomma, dan keluarga Tn. Kim benar-benar menyesal. Andaikan kami mengerti posisimu dan Eunji saat itu--"

"Jangan meminta maaf padaku" potong Chanyeol.

"Seharusnya kalian meminta maaf pada Eunji, bukan padaku. Hanya saja, apa kalian baru sadar sekarang? Setelah 3 tahun? Datang kunjungi dia. Doakan dia. Aku bisa memaafkan kalian. Aku mengerti. Ahh, aku hampir terlambat. Kamsahamnida untuk permintaan maaf kalian. Aku pergi" lanjut Chanyeol dengan senyum tulusnya.

Ia menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya pergi. Jujur, ia sebenarnya belum sepenuhnya memaafkan mereka. Ia masih menyalahkan mereka. Tapi apakah dengan ia terus menyalahkan Eunji-nya akan kembali? Dia rasa tidak.

Sampailah Chanyeol di tempat tujuannya. Ia mengeluarkan sebuket bunga juga kotak yang tadi ia bawa.

Ia menaruh bunga dan kotak itu di dekat bunga-bunga yang lain. Ia menutup matanya dan berdoa sebentar. Setelah itu ia kembali tersenyum.

"Eunji-ah, ini aku pengganggumu, Park Chanyeol. Ini aku murid terpintar di sekolah. Apa kabarmu disana? Ku harap kau selalu tenang di sana. Eunji-ah, bisakah kau datang ke mimpiku? Aku sangat merindukanmu. Malam ini, datanglah ke mimpiku, ucapkan selamat ulang tahun padaku. Kau tak lupa hari ini hari ulang tahunku bukan? Hahaha"

Tanpa Chanyeol sadari, air matanya sudah mengalir di pipinya.

"Maafkan aku lama tak berkunjung. Aku hanya belum bisa merelakanmu, bahkan untuk saat ini. Hei, apa kau tahu? Lagu yang ku buat di terima! Akan ku nyanyikan untukmu nanti ketika aku berkunjung lagi. Ahh! Banyak kasus yang tak bisa ku pecahkan tanpamu. Kemana partner pintarku? Kemana partner kesayanganku?"

"Kemana Eunji tercintaku? Hiks..."

Chanyeol berbalik. Ia menutup matanya menangis. Ia lelah tersenyum. Sungguh ia sangat lelah untuk tersenyum kali ini.

"Aku merindukanmu. Rasanya seperti aku akan mati karena merindukanmu. Mianhae. Aku hanya... Hanya..."

Lagi, Chanyeol menutup matanya menangis sambil berjongkok.

"Mianhae, Eunji-ah. Jika saja waktu itu aku datang lebih cepat, ini semua tak akan terjadi. kau dimana? Apa kau masih hidup? Kumohon semoga kau masih hidup. Kumohon kali ini saja kabulkan permintaanku"

Di belakang Chanyeol, ada rekan-rekan lain yang datang ingin mendoakan. Demi apapun mereka ikut merasakan rasa sedih Chanyeol, walau mereka tahu yang lebih sakit disini adalah Chanyeol.

------

'Sstt... Lihatlah wajahnya. Pfft... Bagaimana dia bisa sejelek ini? Eo! Apakah dia mendengkur?'

My LOVE Case [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang