Malam begitu sunyi di Kota Greifswald. Hawa dingin yang tercipta begitu menusuk kulit. Namun berbeda dengan hatiku. Aku bahagia, begitu merasa di cintai dan di inginkan. Karena aku bisa bergelung dalam dekapan hangat pria ini.
Pria yang hari ini dihadapan Tuhan, telah berjanji untuk terus bersamaku, mencintaiku, mengasihi, dan memaafkan serta menerima kekuranganku. Dia suamiku.
"Kenapa belum tidur?" dia memperbaiki posisi tidurnya menjadi terlentang, dan menempatkan kepalaku di atas dadanya, membuatku bisa leluasa melesakkan kepalaku di ceruk lehernya.
Aku senang mencium bau keringat priaku, setelah percintaan kami. Bukan bau yang menjijikan, justru sangat memabukan. Ku elus pipinya, sesekali mencium kulit lehernya yang begitu dekat dengan bibirku.
"Aku hanya begitu bahagia. Lelaki sepertimu, rela menikah dan menyayangi wanita buta sepertiku. Ini begitu indah untukku." tak terasa air mataku menetes.
"Pssttt ... jangan bilang begitu. Bukankah kau sudah tahu bahwa aku benar-benar mencintaimu. Apapun akan kulakukan asal kau bahagia dan terus bersamaku." lagi, kurasakan dekapan hangatnya.
"Maaf karena aku cengeng, aku hanya terlalu bahagia." ku usap lelehan air mata di pipiku.
Kurasakan ciuman bibir lembutnya di kedua mataku, disusul kedua pipi, kening, hidung, hingga merasakan lumatan halus di bibirku.
"Sayangku, bolehkah kita melakukanya lagi?" suaranya terdengar parau, dan kurasakan tanganya meremas payudaraku.
"Tentu sayang, aku milikmu, dan akan selalu siap melayanimu."
Malam itupun kami mereguk kenikmatan surga dunia lagi, dan lagi.
***
3 bulan kemudian,
'Ditemukan kembali sesosok mayat dimana para penyidik memperkirakan bahwa pelakunya juga merupakan hewan buas. Meski telah ditentang oleh pihak pengelola lingkungan yang menyatakan Greifswald berada pada wilayah aman dari binatang buas. Namun tidak dipungkiri, kejadian ini menimbulkan ketakutan bagi warga. Sebagian besar petugas keamanan telah dikerahkan demi menghindari korban lanjutan. Inilah yang dapat kami laporkan pada Breaking-'
Kumatikan radio karena berita yang disampaikan terlalu mengganggu pikiranku. Banyak desas-desus yang menyatakan bahwa pelakunya adalah manusia serigala. Dan kejadianya diperkirakan selalu terjadi saat malam hari. Bahkan bulan ini sudah terjadi tujuh kasus serupa.
Yang paling mengganggu pikiranku adalah suamiku, Cort Metzger. Karena dia bekerja pada malam hari. Aku memang belum tahu apa pekerjaannya, namun berita di berbagai media seolah berkata bahwa suamiku tidak aman.
Lalu aku harus bagaimana? Memintanya untuk berhenti bekerjakah? Karena dimasa sulit seperti sekarang ini, susah sekali mendapat pekerjaan. Pemerintah terlalu fokus melakukan invasi sehingga pekerjaan sebagai prajurit militer lebih diminati karena memberikan upah yang lebih besar daripada mereka yang bertahan dirumah.
Menunggu kepulangan orang tercinta tidak pernah semenakutkan ini. Aku keluar kamar, berjalan menuju ruang depan mencoba meraih tempat duduk terdekat dan menempatkan diriku senyaman mungkin disitu.
***
Tok tok tok.
Tok tok tok.Kenapa ketukannya tidak sabaran sekali.
Oh Tuhan aku tertidur. Apa mungkin itu suamiku? Tapi bukankah biasanya dia akan masuk begitu saja karena aku tidak pernah mengunci pintu agar dia lebih mudah memasuki rumah.
Tok tok tok.
Suara ketukan masih berlanjut. "Ya, sebentar!" kulangkahkan kakiku sambil mengetuk-ketukkan tongkatku untuk mencari tahu posisi pintu. Lalu membukanya.
"Bunuh saja dia!"
"Jangan buang waktu, langsung bakar!"
"Jangan biarkan dia menemui keluarganya, kita hukum dia!"
Namun saat pintu terbuka, bukan suara suamiku yang menyambutku. Melainlan teriakan umpatan, caci maki, dan sumpah serapah yang kudengar.
"Ada apa ini?" tanyaku pada siapapun yang ada di sana.
Seseorang melangkah mendekat lalu meraih lenganku untuk berjabatan tangan, "perkenalkan aku Willem Snejder, Kepala Keamanan Kota Greifswald," kurasakan dia menepuk bahuku, "semalam telah terjadi lagi pembunuhan, tidak sengaja anak buahku melihat sendiri bagaimana pembunuhan itu terjadi. Dan aku tidak menyangka bahwa aku harus mnyampaikan ini."
"Apa maksudmu Tuan Snejder?" tanyaku bingung.
"Pembunuhan yang terjadi semalam telah menjelaskan, apa yang selama ini meresahkan kota kita. Nyonya-"
"Aku Linda." kataku segera. Walaupun aku mulai terganggu dengan suara tangisan pria, yang suaranya sangat kukenal.
"Ah Nyonya Linda, setelah kamu selidiki, seluruh pembunuhan dilakukan oleh satu pelaku, yaitu werewolf. Dan kami telah menangkapnya. Dan saat dia kembali kesosok manusianya, kami merasa sangat menyesal. Karena dia adalah sosok Cort Metzger, suamimu."
Saat itu juga terdengar kata-kata menyedihkan yang bahkan seharusnya terdengar menyenangkan dari priaku.
"Linda sayang, maaf," air mtaku mulai menetes deras saat aku yakin betul bahwa itu suaranya, "maaf aku tidak bisa benar-benar menjadi manusia seutuhnya untuk bersamamu. Ketahuilah aku akan selalu mencintaimu. Aku mencintaimu Lindaku."
Tubuhku terasa lemas, keseimbanganku goyah mendengarnya, "katakan bahwa itu tidak benar sayang, katakan," mohonku pada suamiku.
"Maafkan aku Linda aku tidak mau kau membenciku. Aku selalu mencintaimu Linda."
Suara makian mulai terdengar lagi, aku terduduk lemas, mencoba berdiri sekuat tenaga, berteriak semampuku agar kerumunan itu melepaskan suamiku.
'Tolong, sebentar saja. Setidaknya aku ingin memberitahunya, bahwa aku juga selalu mencintainya. Anak dalam kandunganku inipun akan selalu mencintai ayahnya.' batinku.
Namun hingga terasa panas yang menyengat, juga terdengar jeritan kesakitannya, aku tidak juga mampu untuk membahagiakannya.
Ya, dia dibakar hidup-hidup di depan semua orang, karena dia dianggap pemuja setan, sehingga warga kota ini menghukumnya dengan panas api.
'Sayang, maafkan aku yang tak bisa menolongmu. Aku pastikan tidak lama lagi, aku akan menyusulmu bersama anak kita.'
Lalu keheningan menyerbu seluruh indraku.
END
.•°•.Gak tahu kenapa aku eksaitet buangetts buat publish cerita ini.
dan ini minim banget pengetahuan, asal ngetik aja gitu. Tapi eh tapi
*mau siap2 jingkrak2
Yeay!
Thanks God, ini udah pinish alias finish alias selesai.
kalau ngerasa aneh sama cerita ini, anggep ajalah ini project pencarian jati diri. wkwkwk
luph u all
PEREMPUAN SOLEKAH
KAMU SEDANG MEMBACA
The Alpha's Mistress
Short StoryWEREWOLF / FANTASY Aku hanya bahagia untuk kita