Tanpa Radit dan Raina sadari, mereka sedang duduk berdua di meja yang sama tanpa paksaan dan menjadi pusat perhatian pengunjung kantin.
Raina sibuk menenggak minuman yang di berikan Radit dengan ganas. Radit yang melihatnya hanya terkekeh kecil dengan tingkah polos Raina di depannya tanpa menjaga image.
"Lo unik Ra, gue suka sama kepolosan lo, lo gak cari perhatian atau jaim depan cowo" batin Radit.
Kemudian Radit tersadar dari lamunannya. "Ra, gue pesenin makanan buat lo yah?" Tanya Radit yang memberhentikan minum Raina yang khitmat.
"Uhuuukkk" Raina tersedak "Gausah, gue gak laper. Gue ke kelas duluan". Tanpa melihat ke arah Radit, Raina langsung melenggang pergi.
"Yaelahhh malah pergi" kecewa Radit. "Tapi gue pesenin ajah deh, pasti dia kelaperan sekarang". Batin Radit.
Radit memesan satu porsi siomay dan satu air mineral.
"Ini pesenannya mas" kata mang Diman, penjual siomay.
"Makasih mang".
Radit sudah memegang siomay dan air mineral untuk Raina, tapi dia tidak tau bagaimana memberikannya pada orang yang di tuju.
Sambil mengetuk ngetuk jarinya, satu ide muncul setelah ia melihat seorang membawa kertas dan pulpen.
"Lo yang pake sepatu merah, sini bentar" panggil Radit ke salah satu orang yang sedang duduk di salah satu meja kantin.
Dengan gelagapan, laki laki itu menghampiri Radit yang duduk santai di kursi.
"Ada apaan?" Katanya sambil tertunduk.
"Tadi gue liat lo bawa kertas sama pulpen. Gue minta kertas lo dong".
Seorang di hadapannya memberikan satu lembar kertas.
"Ini"
"Pulpennya mana?"
Ya ampun Radit, udah minta kertas, pinjem pulpen pula hahaha. Tapi gapapa, orang ganteng mah bebas ckckck.
Setelah selesai menulis sesuatu di kertas, Radit mengembalikan pulpen yang berada di tangannya pada pemiliknya.
"Makasih yah"
Laki laki itu mengangguk lalu pergi dari hadapan Radit, baru dua langkah ia berjalan Radit memanggilnya kembali.
"Eehhhh tunggu dong, gue mau minta tolong lagi"
Mau tidak mau, laki laki itu menurut pada Radit, mengingat Radit adalah seorang yang jago berantem, tentu ia tidak mau jika wajahnya bonyok sia sia.
"Ada yang perlu gue tolong lagi?"
"Lo liat kan cewe yang lagi duduk itu" tunjuk Radit ke Asila "lo bilangin kalo gue ada perlu sama dia, dan lo bawa dia kesini kalo dia udah selesai makan". Jelas Radit yang lagi lagi hanya di balas anggukan.
**
"Untung gue bisa kabur dari Radit" batin Raina, ia sudah berada di kelasnya saat ini.
"Pada kemana nih Asila, Reza sama Galih" Raina memperhatikan anak anak kelasnya, tapi tidak ada orang yang ia cari.
Perutnya mulai keroncongan, cacing cacing mulai demo besar besaran, karena dari pagi tidak di beri makanan sedikitpun, kecuali air mineral dari Radit sewaktu di kantin.
Sambil mengusap perutnya yang sangat lapar ia berkata sendiri "semoga Asila bawa makanan dari kantin".
Raina hanya duduk sendiri di mejanya, tanpa seorangpun yang mengajaknya bicara. Maklum saja yang ia kenal dekat hanya Asila, Reza dan Galih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radit, Bian & Raina
Teen FictionRadit Bastian Nugraha Seorang cowo badboy yang suka berantem. semua orang menilai ia sebagai anak yang nakal, namun di balik kenakalannya, ia menyimpan kesedihan yang mendalam. Raina Alvi Syahrina seorang cewe yang biasa ajah dan lebih terkesan cuek...