persetujuan bodoh

113 8 0
                                    

Ketukan di pintu menjadi lebih keras setiap menitnya dan menjadi lebih menganggu untuk aku si tukang tidur Ryana

"lima menit lagi" ujarku enggan bangun tapi ketukan itu terus berlanjut hingga akhirnya aku memutuskan untuk bangun dari kasurku dan membuka pintu.

Dengan wajah kusut dan mata yg belum terbuka "ada apa sih? Ini masih jam 6 pagi" ujarku dengan nada kesal.

"Serius, ini hari pertemuan jodoh Ryana" ujar desy sahabat baikku yg langsung masuk dan menarikku ke kamar mandi.

"tapi kita kan baru tujuhbelas tahun , kita belum wajib datang. Ini hanya untuk yg mau menikah usia muda, desy" ujarku saat di paksa masuk kamar mandi.

"Menikah itu urusan nanti ketika kita sudah bertemu jodoh kita. Sekarang kita hanya harus berpartisipasi walau tidak wajib ok" mendorongku masuk dan langsung menutup pintu. Aku tak punya pilihan kecuali mandi dan mengikuti acara yg terlalu penting untuk yang tidak berminat itu.

Setelah selesai mandi aku keluar dengan menggunakan handuk saja. Diluar desy sudah menunggu dan langsung memberikan sebuah gaun berwarna merah

"pakai cepat aku tunggu di luar, sebentar lagi busnya berangkat" ujarnya dan langsung keluar memastikan busnya tidak berangkat tanpa kami didalamnya.

Urg... geramku dan mencoba mengenakan gaun yg diberikannya. aku tidak pernah senang mengenakan gaun mungkin karena aku memang tomboy.

Belum sempat aku menutup pintu kamar kakak laki-lakiku Alan sudah masuk kedalam, dia memiliki wajah perpaduan tampan dan cantik dengan kulit berwarna sawo matang dan sangat mempesona bagi semua wanita yg melihatnya ditambah dengan gayanya yg bad boy dan kebetulan wajahku mirip dengannya hampir seperti Alan versi perempuan atau versi kedua karena perbedaan kami hanya rambutku yg panjang ditambah tinggi kami yg hanya berbeda 10 cm membuat orang sering mengira kami kembar meski Alan lahir satu tahun lebih awal dariku.

begitu masuk dia langsung berjalan kearahku
"aku butuh bantuanmu Ryan. Untuk kali ini saja kau harus membantuku." Ujarnya dengan memohon.

"Apa yg kau butuhkan, aku harus buru-buru"ujarku menghela napas.

"Kau harus berpura-pura menjadi aku di acara pertemuan jodoh nanti ok" ujarnya dalam satu tarikan nafas.

" APA...?! Kau kurang waras !. Bagaimana bisa aku jadi kau diacara pertemuan jodoh, bagaimana kalau ada yg mengetahuinya!" Teriakku melebarkan mata khawatir aku belum bangun. 'jangan coba-coba membantunya Ryan ini terlalu gila kau tau' Lex serigalaku bilang

"Aku mohon ryan aku belum siap datang ke pertemuan jodoh lagi. kau belum wajib datang jadi kalau kau tidak muncul itu bukan masalah. Kau tau apa yg terjadi denganku disana tahun lalu bukan ".

Aku berhenti dan membeku ditempat memikirkan kejadian tahun lalu saat Alan tidak menemukan jodohnya tapi malah mendapat tiga orang stalker yg terus mengganggunya hingga Alan jadi trauma.

' tapi Lex Alan sampai meminta maksudku seorang Alan Cruel Dagger meminta, dia pasti sangat trauma'

'tidak! bagaimana kalau kita menemukan mate kita disana hah kita bisa di reject karena disangka laki-laki'

'ayolah Lex aku khawatir pada Alan dia pasti sangat tertekan kalau harus kesana tahun ini'

'baiklah tapi aku tidak akan membantu jika sesuatu terjadi' dengan itu Lex memutuskan mindlink kami

"Ha.... ok tapi tahun depan kau harus datang, tidak peduli apapun yg terjadi karena bagaimanapun kau harus menemukan jodohmu. dan jika ada yang terjadi kau yang menaggungnya ok" ujar ku setuju dan langsung di anggukkan Alan. Alan berusia 18 tahun dia sudah di wajibkan untuk datang ke acara pertemuan jodoh.

His Handsome Mate (Not BXB) Indonesia VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang